Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
3.4 Prosedur Pengujian Sampel Keramik
3.4.1 Pengujian Susut Bakar
Susut Bakar adalah perubahan dimensi atau volume bahan yang telah dibakar. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya proses sintering adalah penyusutan
akibat adanya perubahan mikrostruktur butir atau batas butir. Sebelum dan sesudah dibakar, diameter sampel diukur dengan jangka sorong. Persamaan yang dipakai
untukmenentukan besarnya susut bakar adalah:
Susut Bakar =
1
d d
d −
x 100 3.1
dengan: d
= Diameter sampel uji sebelum dibakar mm d
1
= Diameter sampel uji sesudah dibakar mm
3.4.2 Pengujian Porositas
Porositas dalam suatu material keramik dinyatakan dalam rongga atau fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam bahan tersebut. Porositas dinyatakan dalam
yang menghubungkan antar volume pori terbuka terhadap volume benda keseluruhan, yang memenuhi persamaan:
Porositas = 100
x 1
x
air
ρ
b
V Mk
Mb −
3.2 Dengan:
Mb = Massa kering benda uji gram Mk = Massa basah benda uji, setelah direndam dalam air selama 2x24 jam gram
V
b
= Volum benda uji cm
3 air
ρ = Massa jenis air
3
cm gr
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
3.4.3 Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan cara menyalakan alat UTM Universal Testing Machine, kemudian memposisikan jarum skala gaya pada skala 0. Sampel
keramik diletakkan pada dasar alat UTM. Setelah itu dinyalakan tombol penekan. Ketika sampel sudah menunjukkan keadaan retak tampak pada penglihatan mata
maka tombol penekan UTM dimatikan.
Persamaan kuat tekan :
A P
f
c
=
3.3
dengan: f
c
= Tekanan Pa P = Beban maksimum N
A = Luas bidang permukaan m
2
3.4.4 Pengujian Kekerasan
Kekerasan Hardness dapat didefenisikan sebagai kemampuan bahan keramik
terhadap penetrasi pada permukaan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan Microhardness Tester Vickers.
Prosedur pengujian kekerasan dengan menggunakan Microhardness Tester Vickers adalah sebagai berikut:
1. Pilih potongan kecil sampel keramik yang baik, yaitu tidak banyak terjadi
gelembung dan salah satu permukaannya rata. 2.
Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan amplas secara berurutan. 3.
permukaan yang telah diamplas, dipoles sampai permukaannya rata dan mengkilap
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
4. Sampel diuji kekerasannya dengan metode vickers. Sampel diletakkan di tempat
sampel, kemudian dilakukan penekanan hingga intan piramid tepat mengenai sampel tersebut.
5. Jejak yang terbentuk setelah proses penekanan, diukur diagonalnya dan dapat
diketahui nilai kekerasannya. Nilai kekerasan Vickers ditentukan oleh persamaan berikut:
HV =
2
854 ,
1 d
xP 3.4
Dengan: HV = Nilai kekerasan menurut metoda Vickers kgfmm
2
P = Beban yang digunakan kgf d = Panjang diagonal rata-rata mm
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian