Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
ruang. Massa sampel yang telah dibakar pada suhu 1300
o
C kemudian ditimbang dan disebut sebagai W3 gram.
7. Untuk mengetahui nilai Lost of Ignition LOI digunakan persamaan sebagai
berikut : W2 – W3
LOI = ------------- x 100 .............................4 W2
8. Selanjutnya untuk menganalisa kandungan unsur-unsur kimianya dilakukan
tahapan preparasi sampel sebagai berikut: a.
Dibuat larutan 25 HCl sebanyak 1000 ml. b.
Sampel yang telah dibakar sebelumnya dengan massa sebesar W3 gram dilarutkan ke dalam 250 ml larutan 25 HCl panas, sambil diaduk
menggunakan magnetic stirrer sampai semua padatan terlarut dengan sempurna.
c. Kemudian larutan sebanyak 250 ml dibagi menjadi 10 bagian dan
untuk setiap bagian mempunyai volume 25 ml. d.
Untuk mengetahui kadar unsur – unsurnya dianalisa dengan
menggunakan alat AAS, dimana masing–masing bagian dari larutan
sebanyak 25 ml yang diperoleh pada tahapan c adalah sebagai medianya. Unsur-unsur yang dianalisa antara lain adalah: Al, Si, Na, K,
Mg, Ca, Fe, dan Ti. e.
Dengan menggunakan AAS tipe AA – 680 Atomic AbsorptionFlame Emission Spectrophotometer, dimana hasil yang didapat sudah
ditampilkan dalam bentuk senyawa Al
2
O
3
, SiO
2
, Na
2
O, K
2
O, MgO, CaO, Fe
2
O
3
dan TiO
2
.
3.3.2 Persiapan Bahan
a. Kaolin tanah liat dihancurkan dengan penggiling dan dihaluskan
kemudian disaring menggunakan ayakan 200 mesh sampai terbentuk serbuk powder.
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
b. Limbah padat Grits dan Dregs dihaluskan kemudian disaring dengan
ayakan 200 mesh sampai terbentuk serbuk powder.
3.3.3 Pencampuran Bahan
a. Setelah bahan-bahan dipersiapkan, kemudian ditimbang sesuai dengan
komposisi yang telah ditentukan. seperti pada tabel Tabel 3.1 b.
Selanjutnya, setiap bahan diaduk kemudian ditambahkan air secukupnya sehingga merata homogen seluruhnya.
Tabel 3.1 Komposisi Campuran Kaolin dan Limbah Padat Pulp
Kode Sampel Uji
Komposisi Campuran Sampel Uji Kaolin
Grits Dregs
1 50
50 2
5 47,5
47,5 3
10 45
45 4
20 40
40 5
25 37,5
37,5 6
30 35
35 7
40 30
30 8
50 25
25
3.3.4 Pencetakan Pembentukan Sampel
Pencetakan sampel uji dilakukan dengan alat tekan atau menggunakan metode dry pressing. Serbuk yang telah dicampur merata dituang ke dalam cetakan berbentuk
silider dengan ukuran diameter = 4cm dan tinggi 1 cm kemudian ditekan dengan beban sebesar 5000 kgf selama 60 detik hingga padat.
d = 4 cm
t = 0,5 cm
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
3.3.5 Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan dengan cara didiamkan di suhu ruangan dan tidak sampai terkena sinar matahari langsung.
3.3.6 Pembakaran Sintering
Proses sintering merupakan tahapan yang sangat penting dalam menentukan sifat-sifat produk keramik. Faktor-faktor yang menentukan proses dan mekanisme
sintering adalah jenis bahan, komposisi bahan, dan ukuran partikel.
Sebelum melakukan proses ini, terlebih dahulu diukur diameter sampel dengan jangka sorong, sebagai data untuk uji susut bakar. Kemudian dimasukkan ke tungku
pembakaran dengan suhu sintering 1100 C dan waktu penahanan 60 menit.
Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009.
USU Repository © 2009
3.4 Prosedur Pengujian Sampel Keramik