Preparasi Serbuk Pembentukan Proses Pembuatan Keramik

Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009. USU Repository © 2009 diperlukan bahan baku dengan kemurnian tinggi serta terkontrol agar diperoleh sifat bahan yang diinginkan sesuai dengan aplikasinya.

2.5.1 Preparasi Serbuk

Untuk memisahkan butiran kasar menjadi butiran halus dalam mesh, diperlukan alat penghancur atau penggiling dan ayakan. Penyaringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Cara Kering Bila bahannya mengandung batuan yang berbutir kasar dan keras, diperlukan alat penghancur atau penggiling dan ayakan untuk melumatkan dan memisahkan butiran kasar dan butiran halus. Bahan kering yang sudah digiling dan diayak dengan halus tadi kemudian dicampur air secukupnya, sehingga dapat diadon bahan keramik yang cukup plastis. b. Cara Basah Pemisahan kotoran-kotoran tanah ini dilakukan dengan pencucian dengan banyak air, proses ini sangat sederhana, bahan-bahan dicampur dengan air yang membentuk suatu suspensi encer dalam bak-bak pengaduk, suspensi dalam air lalu disaring lagi dan dibiarkan mengendap dalam suatu tempat, kemudian disaring.

2.5.2 Pembentukan

Sebelum pembentukan, terlebih dahulu dilakukan pencampuran mixing untuk mendapatkan campuran material bahan baku keramik dengan pengaturan komposisi dan ukuran butir hingga homogen. Proses pencampuran ini dapat meningkatkan densitas dan mengurangi porositas yang terdapat dalam keramik tersebut. Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009. USU Repository © 2009 Pada umumnya pembentukan keramik dilakukan dengan pengadukan serbuk dengan air plastis, selanjutnya dimasukkan kedalam cetakan sampai kering tertentu. Ada beberapa proses atau cara pembentukan keramik, diantaranya: a. Dry Pressing Metode ini merupakan pembentukan terhadap serbuk halus yang mengandung sedikit air atau penambahan bahan organik dengan pemberian tekanan yang dibatasi oleh cetakan menjadi produk padat yang kuat. Pada metode ini bahan serbuk dicampur dengan air 7-10 agar tetap lembab sehingga menambah sifat plastis bahan. Proses pembentukan ini banyak digunakan oleh pabrik refraktori untuk menghaslkan produk–produk seperti ubin lantai dan dinding. b. Extrussion Molding Pembentukan keramik dengan metode ini dilakukan untuk bahan yang memiliki plastisitas yang tinggi, dengan cara mendorong bahan plastis kadar air antara 12-20 melalui ruang kosong sehingga diperoleh bentuk dengan penampang melintang yang tetap. Metode ini digunakan pada pembentukan batu bata, pipa, dan tegel berlubang. c. Injection Molding Plastik dicampur dengan bubuk dan proses pembentukan sama dengan pada plastic. d. Rubber Mold Pressing Pembentukan terhadap serbuk halus dengan menggunakan pembungkus yang terbuat dari karet serta diberi tekanan ke keseluruh permukaan karet, dan menghasilkan bahan yang padat. e. Slip casting Pembentukan dengan cara suatu suspensi dengan kekentalan dan kandungan padatan tertentu, kemudian dituang kedalam cetakan plaster berpori-pori cair atau cetakan penyerap yang biasanya disebut gips.

2.5.3 Pengeringan