Pengujian Susut Bakar Pengujian Porositas

Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009. USU Repository © 2009 1,55 1,81 2,01 2,56 0,5 1 1,5 2 2,5 3 10 20 30 40 50 60 Persentase Kaolin S u su t B akar = 1,854 x 2 3 6400 10 25 mm kgf x = 2 3 6400 10 350 , 46 mm kgf x HV = 7,243 MPa

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengujian Susut Bakar

Gambar 4.1 Grafik Susut Bakar Terhadap Persentase Kaolin Dari grafik diperoleh nilai susut bakar yaitu antara 1,55 – 2,56 . Pada persentase kaolin 25 dan limbah 75 susut bakarnya 1,55. Pada persentase kaolin 30 dan limbah 80 , susut bakarnya 1,81 . Pada persentase kaolin 40 dan limbah 60 , susut bakarnya 2,01 . Pada persentase kaolin 50 dan limbah 50 , susut bakarnya 2,56 . Penyusutan tertinggi terdapat pada persentase kaolin 50 , dan terendah pada persentase kaolin 25 . Jadi, semakin banyak kaolin yang dicampurkan maka nilai susut bakarnya semakin besar juga. Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009. USU Repository © 2009 37,4 41,6 43,31 44,8 10 20 30 40 50 60 10 20 30 40 50 60 Persentase Kaolin P o ro si tas Dari hasil pengujian diketahui bahwa penyusutan tidak terjadi pada sampel keramik dengan persentase kaolin 0, 5, 10, dan 20 . Dilihat dari komposisinya, limbah padat dregs adalah bahan yang kaya akan karbon karena tidak bereaksi, sehingga pada saat pembakaran, sampel dengan komposisi limbahnya cukup besar, akan cepat terbakar atau menguap. Persentase kaolin yang kecil dapat mengakibatkan kaolin tidak mampu berperan sebagai pengikat. Selain komposisi, suhu pembakaran juga mempengaruhi terbentuknya keramik. Tidak tercapainya suhu sinter dan waktu pembakaran yang terlalu singkat membuat proses sintering tidak terjadi secara maksimal. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya proses sintering adalah penyusutan, yang dapat dilihat dari berkurangnya ukuran volume atau diameter sampel setelah dibakar. Penyusutan terjadi akibat proses pemadatan dan pengurangan pori setelah sintering. Pada sampel keramik terjadi perubahan mikrostruktur butir atau batas butir sehingga berkurangnya ukuran dan jarak partikel dalam sampel.

4.2.2 Pengujian Porositas

Gambar 4.2 Grafik Porositas Terhadap Persentase Komposisi Kaolin Fani Besprina Harefa : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Grits Dan Dregs Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Bahan Pembuatan Keramik Konstruksi, 2009. USU Repository © 2009 23,9 34,25 85,2 96,28 20 40 60 80 100 120 10 20 30 40 50 60 Persentase Komposisi Kaolin K u at T ekan M P a Dari pengujian diperoleh hasil porositas pada persentase kaolin 25, 30, 40 dan 50 berturut-turut adalah 44,8 , 43,31 , 41,6 , dan 37,4. Dari grafik diperoleh nilai porositas berkisar antara 37,4 – 44,8 . Porositas terbesar diperoleh pada persentase kaolin 25, yaitu 44,8 , dan terendah pada persentase kaolin 50 yaitu 37,4 . Hal ini menunjukkan bahwa persentase campuran kaolin berbanding terbalik dengan porositas. Jika persentase kaolin bertambah maka porositas akan semakin kecil, dan sebaliknya.

4.2.3 Pengujian Kuat Tekan