Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
Melakukan pengamatan dan inspeksi langsung ke lapangan untuk melihat perangkat Oil Mist Detector OMD yang digunakan pada mesin Sulzer 12
ZV 4048.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara singkat tentang latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan.
Bab III Metodologi Penelitian
Membahas tentang diagram alir penelitian dan prosedur penelitian yaitu metode pengambilan data pada pengujian rangkaian sensor infra
merah pada Oil Mist Detector OMD.
Bab IV Analisis Data
Bab ini membahas tentang pengolahan data yang berisi pengolahan hasil pengamatan dan analisis data penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Diesel
Pada tahun 1900 di Jerman, Rudolph Diesel merencanakan sebuah motor dengan mengkompresikan udara sampai mencapai temperatur nyala dari bahan bakar,
kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga dihasilkan proses pembakaran pada tekanan konstan. Penyalaan terhadap
bahan bakar diakibatkan oleh suatu kompresi dan bukan oleh penyalaan busi seperti halnya motor cetus api Spark Ignition Engine. Oleh karena itu, motor diesel
disebut juga motor penyalaan kompresi Compression Ignition Engine, dimana pelayanan motor diesel adalah dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara
bertekanan dan bertemperatur tinggi. Sehingga motor diesel digolongkan ke dalam mesin pembakaran dalam Internal Combustion Engine.
Pada mesin-mesin pembakaran dalam Internal Combistion Engine, bahan bakar dibakar dalam silinder di mana energi kimia bahan bakar dikonversikan
menjadi kerja berguna oleh mekanisme-mekanisme bagian mesin dari torak, poros engkol, dan sebagainya. Mesin pembakaran dalam dapat diklasifikasikan menurut
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
bahan bakar yang dipergunakan, siklus kerja, kecepatan operasi, sistem pembakaran, dan aksi kerja tunggal atau ganda.
Beberapa jenis bahan bakar untuk mesin pembakaran dalam adalah bensin, bahan bakar gas, dan minyak diesel. Motor-motor dengan kecepatan rendah
mempunyai kecepatan di bawah 400 rpm, kecepatan menengah antar 400 rpm sampai dengan 1.000 rpm, dan kecepatan tinggi di atas 1.000 rpm. Mesin
pembakaran dalam kebanyakan bekerja dengan siklus 4 langkah, tetapi dengan siklus 2 langkah juga masih banyak digunakan.
Menurut sistem penyalaan, mesin pembakaran dalam dibedakan menjadi mesin pembakaran cetus api Spark Ignition dan mesin pembakaran kompresi
Compression Ignition. Biasanya motor bakar adalah single acting, tetapi untuk motor propulsi kapal laut yang besar sering digunakan motor double acting, di mana
besar daya indikatif yang dihasilkan pada bagian atas torak sedikit lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh bagian bawah torak akibat adanya
pengurangan oleh luas penampang torak.
2.1.1 Prinsip kerja mesin diesel 4 langkah 4 tak
Pada mesin diesel jenis 4 langkah dihasilkan suatu langkah kerja untuk setiap 4 langkah atau 2 kali putaran poros engkol. Langkah-langkah dari mesin diesel 4
langkah adalah langkah hisap, langkah kompresi, langkah kerja dan langkah buang. Selama langkah hisap, katup masuk terbuka, katup buang tetap tertutup dan torak
bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah, baik secara mendatar maupun secara tegak lurus ke bawah pada mesin-mesin yang vertikal.
Fluida kerja akan dihisap ke dalam silinder. Selama langkah kompresi, katup masuk tertutup dan katup buang tetap tertutup, dan bergerak menuju ke titik mati
atas, sehingga fluida kerja baik campuran udara dengan bahan bakar untuk mesin Otto maupun hanya udara untuk mesin diesel dikompresikan sampai mencapai
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
tekanan yang lebih tinggi. Pada mesin diesel, bahan bakar disemprotkan pada saat- saat akhir langkah kompresi, sehingga terbentuk campuran udara dengan bahan
bakar. Fluida kerja kemudian dinyalakan akibat kalor kompresi pada mesin diesel dan dengan busi pada mesin Otto.
Selama langkah kerja, baik katup masuk maupun katup buang tetap dalam posisi tertutup, sehingga gas hasil pembakaran akan berekspansi dan mendorong
torak bergerak menuju titik mati bawah. Gerakan linear ini diubah menjadi gerak putar oleh mekanisme poros engkol, sehingga daya luaran dapat dihasilkan. Selama
langkah buang, katup buang terbuka, sedangkan katup masuk tetap tertutup, dan torak bergerak ke titik mati atas mendorong gas hasil pembakaran keluar melalui
katup buang.
2.1.2 Mesin Sulzer 12 ZV 4048
Mesin Sulzer 12 ZV 4048 merupakan sebuah mesin diesel 4 tak 4 langkah yang mempunyai dimensi panjang 9,38 meter dan tinggi 5,27 meter serta mempunyai
bobot 132 ton. Mesin ini bekerja pada putaran 600 rpm dan mampu untuk menggerakkan beban generator sebesar 1.200 kWatt.
Seperti mesin diesel lainnya, mesin diesel Sulzer 12 ZV 4048 juga memiliki bagian-bagian yang sama seperti Piston, Bearing dan Main Bearing. Bagian utama
dari mesin ini adalah pada Main Bearing. Main Bearing adalah batangan baja berbentuk silinder yang terletak memanjang di tengah-tengah badan mesin. Ujung
dari Main Bearing ini nantinya dihubungkan dengan generator. Dengan berputarnya Main Bearing, maka generator juga akan berputar dan menghasilkan medan listrik.
Agar main bearing bisa berputar, main bearing di hubungkan dengan piston. Piston adalah sebuah silinder yang bergerak naik-turun pada tabungnya Cilinder
Liner. Piston akan terhubung dengan bearing yang terpasang di sekitar badan main
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
bearing. Sehingga dengan bergerak naik-turunnya piston, maka bearing akan bergerak dan otomatis main bearing juga akan berputar.
Walaupun mempunyai bagian yang sama dengan mesin diesel yang lain, tetapi konstruksi mesin ini berbeda dengan mesin diesel pada umumnya yang
memiliki satu buah piston pada masing-masing chamber kamar. Mesin ini memiliki dua buah piston untuk menggerakkan bearing pada satu buah chamber.
Keseluruhan mesin ini mempunyai 12 piston yang saling bersisian. Enam di sisi kiri dan sisanya di sisi sebelah kanan.
Piston-piston ini nantinya akan terhubung dengan con rod cincin pengait yang melingkar pada bearing dan kemudian seiring dengan bergerak naik-turunnya
piston, con rod ini akan memutar bearing yang pada ujungnya dihubungkan dengan generator. Sehingga dengan berputarnya bearing maka generator juga akan berputar
dan menghasilkan medan listrik.
2.1.3 Bagian Mesin Diesel yang Rawan Terjadi Gesekan
Bagian-bagian dari mesin Sulzer ini saling terhubung dan rawan terjadi gesekan antar komponen dan ini sangat berbahaya bagi mesin. Gesekan yang terjadi akan
menimbulkan percik api dan dalam temperatur tinggi di dalam bagian mesin bisa menimbulkan ledakan. Bagian-bagian yang rawan terjadigesekan adalah Piston
Seizure, Top End Bearing, cilinder Liner, Main Bearing Bottom End Bearing dan Cam Shaft Bearing.
Cilinder Linear merupakan ronggatabung tempat bergerak naik-turunnya badan piston. Dengan desain ruang yang selebar badan piston piston seizure agar
piston bergerak stabil, mengakibatkan daerah ini rawan terjadi gesekan yang dapat menimbulkan percikan api.
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
Piston Seizure merupakan badan piston yang bergerak naik turun pada tabungnya yang memutar batang bearing. Piston Seizure mempunyai potensi besar
untuk menimbulkan percikan api karena bergesekan dengan tabungnya Cilinder Liner.
Cam Shaft Bearing adalah roda yang berfungsi untuk membuka dan menutup katup pelumas dan udara pada Piston Seizure. Roda ini berputar pada selnya dan
memiliki kemungkinan terjadi gesekan.
Top End Bearing merupakan batangan baja yang tersambung dengan badan piston. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara badan piston dengan badan
bearing. Top End Bearing terpasang pada tuas di badan piston dan seiring pergerakannya akan memungkinkan terjadi gesekan.
Bottom End Bearing merupakan batangan baja yang tersambung dengan bearing. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara badan piston dengan
badan bearing. Top end bearing terpasang pada tuas di badan bearing dan seiring dengan pergerakan memutar dari bearing maka akan memungkinkan terjadi
gesekan.
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD Lueng Bata
PLTD Lueng Bata berdiri pada tahun 1978 di bawah PLN cabang Banda Aceh wilayah 1 – Aceh.
1. Pada tahun 1988 PLTD Lueng Bata dibawahi oleh PLN Sektor Lueng Bata
PLN wilayah 1 – Aceh. 2.
Pada tahun 1997 PLTD Lueng Bata dibawahi oleh PLN Sektor Kitlur Lueng Bata PT. PLN Kitlur Sumbagut.
3. Pada tahun 2004 PT. PLN Persero sektor pembangkit Lueng Bata dibawahi
oleh PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sumbagut.
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
PLTD Lueng Bata merupakan suatu pembangkit listrik yang menyalurkan daya kepada konsumen yang mempunyai banyak mesin pembangkit. PLTD Lueng
Bata kini mempunyai 16 mesin yang terdiri dari berbagai jenis dan merek serta kapasitas untuk memenuhi kebutuhan energi listrik kota Banda Aceh dan sekitarnya.
Salah satu jenis mesin diesel yang hingga saat ini masih beroperasi di PLTD Lueng Bata adalah mesin diesel merek Sulzer 12 ZV 4048.
Sebagaimana mesin diesel pada umumnya, maka mesin-mesin diesel yang berada pada PLTD Lueng Bata juga berdasarkan siklus 4 langkah, dimana untuk
melakukan sekali kerja mekanik proses pembakaran yang dibutuhkan empat kali piston turun-naik dengan kali melakukan putaran poros engkol penggerak mula.
Mesin-mesin pembangkit yang akan dioperasikan perlu terlebih dahulu dilakukan persiapan-persiapan seperti pemeriksaan terhadap mesin pembangkit
mana yang akan dioperasikan, dan persiapan-persiapan terhadap alat-alat dari sistem pendukung, pemeriksaan terhadap generator dan exciter dari setiap mesin
pembangkit yang akan dioperasikan. Sedangkan dalam memulai start mesin pembangkit dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
2.3 Sejarah Oil Mist Detector OMD