Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
Gambar 3.1 Flowchart Prinsip Kerja Oil Mist Detector
Ketika program dimulai, Oil Mist Detector OMD telah standby. Saat terjadi gesekan di dalam mesin, maka akan timbul asap. Jika persentase ketebalan asap
tidak melebihi 5, maka OMD akan tetap standby. Namun jika persentase ketebalan asap telah melebihi 5, maka sensor infra merah akan langsung bekerja sehingga
mengakibatkan switching transistor saturasi. Switching transistor kemudian akan mengaktifkan relay R. V. H yang selanjutnya mengaktifkan relay RS yang berfungsi
sebagai switch untuk mematikan mesin shut down. Namun apabila tidak terjadi gesekan di dalam mesin, program akan kembali ke proses awal.
3.2 Pengambilan Input Data
Sesuai dengan objektivitas dalam penelitian ini, untuk mengetahui dengan lebih jelas mengenai proses pengambilan data awal, maka perlu kiranya dijelaskan
mengenai posisi instalasi OMD pada mesin diesel.
Posisi OMD terletak tepat di tengah-tengah mesin. Itu dimaksudkan agar tercapainya keseimbangan pendeteksian OMD baik dari sisi sebelah kanan maupun
dari sisi sebelah kiri OMD. Posisi OMD juga harus diupayakan sedekat mungkin dengan mesin. Hal itu dimaksudkan agar respon OMD bisa semaksimal mungkin.
Untuk mendeteksi keadaan asap di dalam mesin, OMD menggunakan pipa yang diletakkan pada pintu masing-masing chamber kamar dari mesin. Di dalam
masing-masing chamber memiliki dua buah pintu yang terletak di kedua sisi. Untuk memonitor sebuah chamber cukup dipasang satu buah pipa pada salah satu pintunya.
Posisi OMD pada mesin Sulzer 12 ZV 4048 ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
Gambar 3.2 Posisi OMD pada Mesin Sulzer 12 ZV 4048
Merupakan hal penting untuk memasang pipa dengan benar. Apabila pemasangan pipa didesain dengan desain yang salah akan menyebabkan kesalahan
alarm pada OMD. Pemasangan pipa didesain agar tidak ada benda atau zat lain selain kabut asap yang masuk ke OMD, mencegah munculnya endapan kotoran oli
dan genangan air di sepanjang saluran udara, dan mencegah kemungkinan masuknya kotoran padat ke dalam OMD. Juga tidak diperkenankan adanya lekukan di
sepanjang pipa yang berpotensi menimbulkan adanya genangan air dan endapan kotoran oli. Panjang pipa diupayakan sependek yang memungkinkan.
OMD menggunakan power supply dengan tegangan input 24 V DC, dan tegangan output 5 V DC, 12 V DC serta Ground.
3.3 Metode Pengambilan Data
Sesuai dengan diagram alir penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka proses pengambilan data dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok pengujian, yakni:
a. Pengujian sensitivitas OMD
b. Pengujian pengaruh suhu dan tekanan udara terhadap sensitivitas OMD
3.3.1 Pengujian Sensitivitas OMD
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sensitivitas kerja OMD. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa sistem ini bekerja dengan mengambil sampel kabut
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
asap yang berada di ruangan mesin untuk dideteksi dengan menggunakan sensor infra merah pada OMD. Asap pada ruang mesin akan terserap melalui pipa menuju
OMD karena adanya scavenging air system pada scavenging air set block pada OMD.
Pada pengujian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan asap rokok. Asap rokok ditiupkan ke dalam OMD melalui pipa penghubung. Sistem sensor infra
merah pada OMD yang telah standby segera mendeteksi keberadaan asap tersebut. Dalam hal ini, persentase ketebalan asap langsung ditampilkan pada display OMD.
Pada tingkat ketebalan asap tertentu, OMD akan membunyikan alarm sekaligus mengaktifkan relay-relay untuk mematikan mesin.
3.3.2 Pengujian Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara terhadap Sensitivitas OMD
Suhu dan tekanan udara sangat berpengaruh terhadap sensitivitas kerja OMD. Oleh karena itu, pengujian pengaruh suhu dan tekanan udara ini sangat penting untuk
dilaksanakan.
Pada pengujian ini, suhu dan tekanan udara hanya diamati pada bagian internal mesin. Pengukuran suhu menggunakan termokopel yang dihubungkan
langsung ke main bearing mesin diesel. Hasil penunjukan suhu akan ditampilkan di ruang panel mesin. Sedangkan pengukuran tekanan udara secara terpisah
menggunakan manometer.
a. Langkah-langkah pengukuran suhu: 1. Termokopel dipasang pada mesin diesel.
2. Diamati penunjukan suhu pada setiap peningkatan ketebalan asap yang dideteksi oleh OMD.
3. Hasil penunjukan suhu kemudian dicatat.
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
2. Langkah-langkah pengukuran tekanan udara: 1. Manometer dihubungkan ke rumah bearing.
2. Diamati penunjukan tekanan udara pada setiap peningkatan ketebalan asap. 3.
Hasil penunjukan tekanan udara kemudian dicatat.
BAB 4 ANALISIS DATA
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis prinsip kerja rangkaian sensor infra merah pada OMD dan mengetahui pengaruh suhu dan
tekanan udara terhadap kinerja sensor infra merah tersebut.
4.1 Spesifikasi Perangkat Oil Mist Detector OMD
Oil Mist Detector merupakan suatu alat proteksi yang digunakan pada mesin diesel untuk mendeteksi adanya uap oli yang melebihi batas normalnya sehingga bisa
menyebabkan kerusakan pada mesin diesel.
Oil Mist Detector OMD memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut: 1.
Bekerja pada tegangan 24 V DC 2.
Arus maksimum yang dibutuhkandigunakan adalah 3 A 3.
Tekanan udara yang dibutuhkan pada pintu masuk pompa mendekati 0,6 bar Udara tersebut dapat diperoleh dari sistem kontrol pneumatik mesin atau dari
starting air system sistem udara permulaan 4.
Suhu kerja berkisar di antara 0 C hingga 70
C
Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010.
5. Suhu penyimpanan berkisar di antara -25
C sampai +85 C dalam ruang
tertutup 6.
Mampu mendeteksi opacity ketebalan asap dengan tingkat persentase dimulai dari 0,7 sampai 28
7. Waktu respon pendeteksian kurang dari 5 detik
8. Massa total OMD sekitar 14,5 kg
9. Menggunakan kabel penghubung yang menggunakan interface adapter RS
485RS 232
4.2 Analisis Prinsip Kerja Sistem Sensor Infra Merah OMD