Jenis-jenis Model OMD Versi Generasi Produksi OMD

Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010. OMD bekerja berdasarkan kabut asap dari dalam mesin yang terus bergerak, dimana asap ini timbul dari gesekanpanas dari bagian mesin yang bergerak terus menerus yang kemudian dilalui pelumas. Asap akan diserap masuk ke dalam Scavenging Air Set Block melalui pipa kemudian sensor infra merah akan mendeteksi ketebalan asap tersebut. Apabila asap tersebut telah mencapai ketebalan asap berdasarkan ketentuan dari OMD maka sensor infra merah akan memberikan sinyal kepada monitor dan dengan segera memberi peringatan melalui alarmemergency stop yang kemudian menutup pipa bahan bakar dan pelumas melalui relay yang terhubung dengan OMD yang berfungsi menutup bahan bakar dan pelumas untuk mematikan mesin.

2.6 Jenis-jenis Model OMD

OMD yang dikeluarkan oleh pabrikan Visatron memiliki tiga varian model, yaitu sebagai berikut: 1. Model VN 115 Model ini akan segera memberikan sinyal alarm atau menghentikan mesin. Apabila OMD mendeteksi adanya uap oli yang melebihi batas normalnya, maka OMD tidak bisa menunjukkan lokasi dimana kerusakan terjadi. Karena itu, pihak terkait di lapangan harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan teliti dan cermat, untuk mengetahui apa jenis dan dimana sumber kerusakan terjadi. 2. Model VN 116 Model ini agak lebih mengarah dalam menunjukkan lokasi dimana kerusakan terjadi, apakah di sisi sebelah kiri atau kanan OMD berdasarkan pipa saluran yang terhubung langsung dengan OMD. Contoh, ada uap oli yang melebihi batas normal dan itu berasal dari carter nomor 2. Sementara itu, pipa saluran udara yang keluar dari carter 2 dihubungkan ke OMD melalui sisi kanan. Jadi, OMD tidak memberikan indikasi bahwa kerusakan terjadi di carter 2, melainkan hanya mengindikasikan ada kerusakan dari sebelah kanannya. 3. Model VN 215 Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010. Apabila terjadi kerusakan mesin yang menimbulkan uap oli melebihi batas normal, OMD model ini akan segera memberikan sinyal alarm atau stop mesin, sekaligus menunjukkan lokasi dimana kerusakan terjadi. Dengan demikian, pemeriksaan hanya dilakukan pada carter bagian mesin yang ditunjukkan oleh OMD tersebut. VN 215 lebih diminati oleh pemakai dan belakangan juga sudah menjadi kelengkapan standar dari beberapa merek mesin diesel.

2.7 Versi Generasi Produksi OMD

Sejauh ini, sudah ada 3 versi OMD keluaran pabrikan Visatron, yaitu sebagai berikut: 1. Versi 79 Versi 79 adalah generasi pertama dan saat ini sudah tidak diproduksi lagi, termasuk suku cadangnya. Khusus di unit pembangkitan diesel PLN, versi ini masih digunakan terutama pada mesin Sulzer type ZV 4048 yang merupakan “bawaan” dan menjadi standar kelengkapan bagi mesin tersebut. Versi 79 mempunyai kelemahan antara lain: a. Respon pendeteksian tergolong cukup lambat. Sehingga meskipun mesin tidak sampai mengalami kerusakan fatal karena OMD menghentikan mesin, kerusakan yang terjadi dianggap terlanjur berat. b. Tidak bisa secara lebih spesifik memberikan indikasi adanya gangguan OMD. Sehingga akan menyulitkan pihak di lapangan mengidentifikasi jenis gangguannya. c. Tidak bisa menunjukkan kadar uap oli yang dideteksi. d. Meski OMD mengindikasikan berfungsi, tetapi tidak dapat dipastikan optimal tidaknya. e. Tidak dilengkapi pengunci sinyal alarm tombol “reset”. Apabila terjadi uap oli yang berlebihan, maka OMD akan menghentikan mesin. Namun, karena berkurangnya kecepatan putaran mesin dalam proses berhentinya, sangat memungkinkan uap oli tadi lambat laun menghilang. Karena Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010. OMD tidak lagi mendeteksi uap oli tadi, maka secara otomatis OMD akan kembali normal dan mesin dapat kembali dijalankan. Jika tidak segera dilakukan pemeriksaan pada OMD, maka pihak di lapangan sulit mengetahui penyebab terhentinya mesin dan kemudian langsung menekan tombol “start”. Demikian seterusnya sampai akhirnya kerusakan terlanjur fatal. f. Tidak mampu berfungsi optimal karena faktor teknologi dan umur teknis yang sudah sangat tua. Tanpa mengetahui pasti versi OMD yang digunakan, ada pihak-pihak yang mempermasalahkan OMD yang dianggap tidak mampu memberikan proteksi sebagaimana mestinya. 2. Versi 87 Versi 87 memiliki kelebihan antara lain seperti: a. Respon pendeteksian lebih cepat b. Sudah menggunakan sistem Light Emitting Diode LED yang bisa memberikan indikasi adanya gangguan OMD sekaligus mampu mengidentifikasi jenis gangguannya dan bisa menunjukkan kadar uap oli yang dideteksi meski belum spesifik. c. Sudah dilengkapi dengan sensor dan indikator ambient temperature. d. Sudah dilengkapi dengan pengunci alarm. Jika mesin dihentikan oleh OMD, maka OMD tetap akan memberikan sinyal alarm dan mesin tetap tidak dapat dijalankan meski tombol “start” ditekan, sebelum tombol “reset” ditekan. Dengan demikian, pihak di lapangan dapat langsung mengetahui penyebab terhentinya mesin dan memeriksa jenis kerusakan yang terjadi. Versi ini umumnya digunakan antara lain pada mesin Sulzer ZAV, Warsila, MaK dan Caterpilar sebagai kelengkapan standar mesin. Namun, karena faktor pemeliharaan yang tidak memadai, kinerja OMD versi ini juga dianggap masih kurang optimal. Keluhan tersebut sebenarnya tidak akn muncul, seandainya pemeliharaan dilakukan secara intensif rutin sebagaimana seharusnya seperti dijelaskan di dalam buku panduan OMD. Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010. Beberapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan OMD terabaikan, antara lain adalah padatnya jadwal pekerjaan pemeliharaan mesin, kurangnya tenaga pelaksana serta kurangnya informasi tentang OMD dan pentingnya pemeliharaan terhadapnya. 3. Versi 93 Versi 93 merupakan generasi terbaru yang sudah memiliki berbagai penyempurnaan dan pengemabangan teknologi yang mengedepankan aspek kecepatan pendeteksian dan aspek kemudahan bagi pemakainya. Kelebihannya dibandingkan dengan versi sebelumnya, antara lain sebagai berikut: a. Respon pendeteksiannya lebih cepat lagi. b. Mengaplikasikan sistem digital yang lebih memudahkan lagi serta lebih cepat bagi pihak di lapangan untuk mengetahui jenis gangguan pada OMD, kadar uap oli yang dideteksi., ambient temperature dan tekanan hisap. Meskipun menggunakan sistem elektronik digital yang lebih sensitif, fungsi kerja OMD versi ini tidak akan terganggu oleh faktor vibrasi mesin. c. Arsitekturnya lebih disempurnakan, sehingga jauh lebih memudahkan pemakainya dari segi pengoperasian maupun pemeliharaannya tidak lagi seketat sebagaimana yang diperlukan oleh OMD generasi sebelumnya. d. Sudah dilengkapi dengan fitur yang tidak ada pada generasi sebelumnya. Misalnya, kemampuan berintegrasi dengan komputer yang memungkinkan aktifitas OMD dimonitor dari ruang pengawasan control room. Kemampuan OMD versi ini sudah dibuktikan di beberapa lokasi unit pembangkitan diesel PLN yang sudah menggunakannya, seperti yang sudah dipasang pada mesin SWD dan Sulzer ZV 4048. Untuk mengetahui type model OMD yang mungkin ada saat ini masih digunakan di unit-unit pembangkitan diesel, dapat dilihat dari data identifikasi OMD yang tertera pada name plate OMD pada tampak depan. Maulina Tanjung : Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector OMD Di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, 2010. Pada name plate tersebut antara lain tertera: Tipe: 115 79 Identifikasi model identifikasi versi Dimana kedua identifikasi tersebut tertera dengan tulisan tangan dari pihak produsennya. Jika keduanya sudah hilang, maka identifikasinya dilakukan melalui serial number yang juga tertera dengan tulisan tangan pada name plate OMD tersebut.

2.8 Penggunaan Oil Mist Detector OMD pada PLTD Lueng Bata