Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
jaminan Fiducia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, peristiwa Jaminan Fidusia untuk pertama kali diputus oleh
Mahkamah Agung dalam perkara bataafsche Petroleum Maatschappy v. Pedro Clignett tanggal 18 Agustus 1932 dengan dengan objek fidusia adalah benda
bergerak mobil. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia sebagai pranata jaminan diakui berdasarkan
Yurisprudensi.
3
1. Bagaimana penyelesaian apabila terjadi Kredit Macet dalam Kredit
Usaha Kecil ?
B. Perumusan Masalah
Adapun yang merupakan permasalah yang timbul dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
2. Bagaimana penyaluran Kredit Usaha Kecil di Bank Rakyat Indonesia
BRI Unit Melati? 3.
Bagaimana prosedur yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati dalam memberikan Kredit Usaha Kecil yang dikaitkan
dengan Jaminan Fidusia ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
3
Gunawan, Widjaja Dan Ahmad, Yani, Jaminan Fidusia, Bandung : Penerbit Raja Grafindo Persada, 2000, hal 5.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah : a.
Mengingat sebagian besar dari dunia usaha di Indonesia adalah usaha kecil, Kegunaan uang yang didapat dari Kredit Usaha Kecil secara teori
adalah untuk menambah atau memeperlancar usaha dagang. b.
Untuk mengetahui peranan lembaga jaminan fidusia sebagai lembaga jaminan dalam pemberian Kredit Usaha Kecil.
c. Untuk mengetahui prosedur yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia
BRI Unit Melati dalam memberikan Kredit Usaha Kecil kepada nasabahnya.
2. Manfaat Penulisan Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah:
a. Secara Teoritis Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata,
khususnya mengenai aspek hukum perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK BRI Unit Melati Medan dengan jaminan fidusian.
b. Secara Praktis 1
Agar masyarakat mengetahui bagaimana prosedur perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK.
2 Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang
bagaimana membuat perjanjian yang baik.
D. Keaslian Penulisan
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun judul tulisan ini adalah Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kcil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia, judul kripsi ini belum pernah
ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama khususnya di Bank Perkreditan Bank Rakyat Indonesia BRI di Kota Medan, sehingga tulisan ini asli dalam
hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Jaminan Fidusia lahir dari suatu atau diberikanm dalam bentuk perjanjian. Namun demikian perjanjian ini tidak berdiri sendiri karena untuk
timbulnya perjanjian pemberian jaminan Fidusia harus didahului oleh perjanjian dasarperjanjian pokoknya yaitu perjanjian yang melahirkan utang
piutang antar dibitur dan kreditur, yang mana utang tersebut kemudian dijaminkan pelunasannya dengan jaminan Fidusia tersebut.
4
Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, maka menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Dengan demikian perjanjian pernjaminan fidusia hanya merupakan perjanjian assesoir. Biasanya dalam memberikan pinjaman uang, kreditur
mencantumkan ketentuan bahwa debitur atau pihak lain yang disetujui oleh debitur dan kreditur secara bersama-sama, berkewajiban untuk menyerahkan
barang-barang tertentu kepada kreditur sebagai penerima fidusia, untuk menjamin perlunasan seluruh utang debitur tersebut.
4
Kartini Mulyadi Gunawan Widjaja, Perikatan yang lahir dari Perjanjian, Raja Grafindo
Persada, 2003, hal : 91
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Usaha Kecil; Kepmen BUMN Nomor KEP-236MBU2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang
pada intinya sama; Kepmen Keuangan RI Nomor 40KMK.062003 tentang
Pendanaan Kredit Usaha Kecil Mikro dan Kecil.
Dalam Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,
Pasal 8 dan penjelasannya dikatakan bahwa pemberian Kredit selalu mengandung resiko. Salah asatu resiko adalah menetapkan jaminan
collateral dalam analisis pemberian Kredit. Lembaga jaminan sendiri ada beberapa macam yakni gadai, hipotik,
credietverband, dan fidusia. Jaminan fidusia sekarang telah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Undang-Undang Jaminan
Fidusia. Berdasarkan Undang-Undang Jaminan Fidusia ini dinyatakan bahwa yang menjadi objek jaminan fidusia meliputi benda bergerak dan benda idak
bergerak. Benda yang tidak bergerak yang dimaksudkan adalah bangunan yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan yaitu bangunan di atas tanah
milik orang lain. Dalam penyaluran kredit usaha kecil kepada pengusaha kecil, pihak
bank sebagai kreditur menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha kecil sebagai debitur dan pada umumnya kebanyakan dari usaha
kecil yang ada tidak memapu memenuhi persyaratan yang ditentukan. Hal ini mengakibatkan usaha kecil mendapat kesulitas dalam memperoleh fasilitas
kredit usaha kecil dari pihak perbankan.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Selain itu, dalam proses pemberian kredit usaha kecil, pihak bank juga mensyaratkan adanya jaminan. Sebagai jaminan yang utama adalah nilai dan
kelayakan usaha yang akan dibiayai dengan kredit yang dimohonkan. Apabila nilai dan kelayakan usaha bank kurang menjamin pengembalian kredit maka
bank mensyaratakan harus menjamin pengembalian kredit yang berupa jaminan kebendaan.
F. Metode Penelitian