Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV ASPEK HUKUM PERJANJIAN KREDIT USAHA KECIL
KUK BANK BRI TENTANG TEBING TINGGI DENGAN JAMINAN FIDUSIA
A. Penyelesaian Kelalaian Debitur Mengenai Hak dan Kewajibannya dalam Kredit Usaha Kecil
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2004 tentang Usaha Kecil. Terkait peraturan tersebut, pemberlakukan otonomi
daerah sesungguhnya tidak hanya untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD, namun untuk menciptakan iklim atau atmosfir yang memungkinkan
masyarakat menolong dirinya sendiri, mengambil prakarsaprakarsa usaha yang bisa membantu pemerintah sehingga bisa mengurangi pengangguran dan
mengatasi kemiskinan. Dalam situasi saat ini diperlukan kebijakan-kebijakan yang memberikan stimulasi pada sektor usaha besar, menengah, dan kecil.
Upaya-upaya pemerintah daerah tersebut tidak akan banyak berdampak mendorong perekonomian di daerah apabila pemerintahan daerahnya sendiri
tidak melakukan perbaikan internal. Perbaikan internal meliputi perubahan cara pandang terhadap makna otonomi dan paradigma pembentukan perda
yang memenuhi kriteria perda kondusif terhadap iklim usaha dan investasi. Kredit Usaha Kecil adalah kredit yang bersifat umum, individual,
selektif, dan berbunga wajar yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha mikro yang layak eligible.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil yakni : 1.
Permohonan Kredit a.
Permohonan fasilitas kredit b.
Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. c.
Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. d.
Permohonan perpanjanganpembaharuan masa berlaku kredit yang telah berakhir jangka waktunya.
e. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit
yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan, perubahanpengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.
2. Berkas
Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari: a.
Surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah.
b. Daftar isian yang disediakan oleh Bank yang secara sebenarnya dan
lengkap diisi oleh nasabah. c.
Daftar lampiran lainnya yang diperluakn menurut jenis fasilitas kredit.
3. Pencatatan
Setiap surat permohonan kredit yang diteriam harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.
4. Kelengkapan dan Berkas Permohonan.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya.
Selama permohonan kredit sedang diproses, maka berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas permohonan.
5. Formulir daftar isian permohonan kredit
Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank mempergunakan daftar isian permohonan kredit yang harus diisi oleh
nasabah, formulir neraca, daftar rugilaba. 6.
Penyidikan dan Analisa Kredit Penyidikan Investigasi kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
b. Pengumpulan data yang berhubungan denagn permohonan kredit
yang diajukan, baik data ekstrenintern. Termasuk informasi antar bank dan pemeriksaan pada daftar hitam dan daftar kredit macet.
c. Pemeriksaan penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai
hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.
d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang
telah dilaksanakan. 7. Keputusan atas permohonan kredit
Setiap keputusan permohonan kredit harus memperhatikan penilaian syarta-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam
laporan pemeriksaan kredit dan analis kredit, bahan pertimbangan atau
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis disposisi.
8. Persetujuan permohonan kredit Adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh
permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, biasanya ditegaskan
syarat-syarat fasilitas kredit atau prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah.
Setelah pengusaha ekonomi kecil mendapatkan kredit yang dimaksudkan, maka dalam proses berikutnya pihak bank tidak akan berlepas
diri mengawasi pelaksanaan penggunaan dana yang dikucurkannya kepada pengusaha ekonomi kecil tersebut. Maka dalam tindakan ini selanjutnay akan
diberikan pengawasan dan pembinaan kredit oleh pihak bank kepada pengusaha ekonomi lemah.
Syarat-syarat dalam Kredit Usaha Kecil yaitu : 1
Golongan Pengusaha a.
Berkarakter baik dan mempunyai usaha yang layak untuk dibiayai dengan Kupedes.
b. Domisili di wilayah kerja BRI Unit setempa yang dibuktiksn
dengan keterangan sebagai penduduk dari Kepala Desalurahatau Kartu Tanda Penduduk KTP.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
c. Kupedes dengan plafond tertentu, dimungkinkan pelayanannya
berdasarkan tempat usaha bukan domisili tempat tinggal debitur. Besar plafond tertentu diatur dengan ketenrtuan sendiri.
d. Mempunyai
2 Golongan berpengahasilan tetap
Prinsip-prinsip dalam pemberian Kredit Usaha Kecil yaitu : a
Umum; maksudnya diberikan kepada siapa saja dalam arti tidak dibatasi sector ekonomi tertentu, kelompok masyarakat tertentu, sepanjang calon
debitur yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.
b Selektif; maksudnya dilaksanakan secara selektif kepada debitur yang
usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan Bank Teknis. Usaha yang layak maksudnya usaha tersebut
benar-benar memepunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan dan kegiatannya tidak bertentangan dengan perundang – undangan, moral,
Agama, Adat-istiadat, masyarakat setempat serta tidak merusak lingkungan hidup.
c Individual; maksudnya doilaksankan secara selektif kepada pemberian
Kredit dilakukan dengan melalui pendekatan secara individual dan kasusu perkasus, bukan berbentuk panet massal.
d Bisnis, maksudnya keputusan akhir atas suatu permohonan Kredit Usaha
Kecil ditentukan oleh BRI Unit sesuai dengan pertimbangan Bank tehnis Sound Banking Consideration berdasarkan perhitingan dan
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pertimbangan bisnis yang sehat untuk menjamin operasional dan pertumbuhan BRI unit secara berkelanjutan.
Dalam pemberian Kredit Usaha Kecil batas minimal kredit adalah 250 ribu dan maksimal 100 Juta Rupiah pada Bank Rakyat Indonesia BRI.
Prosedur pemberian Kredit Usaha Kecil yaitu adalah Membuka rekening di Bank Rakyat Indonesia BRI, selanjutnya membuat permohonana
kredit yang dilakukan oleh Debitur secara tertulis disertai dengan kelengkapan data sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Setelah itu dilakukan analisis
dan evaluasi Kupedes oleh Pejabat Pemerkarsa berdasarkan dokumen hasil pemeriksaan. Lalu Customer Service Deskman wajib melakukan Verifikasi
kelengkapan Dokumen dengan cara mencocokkan antara hasil entry data dengan yang ada diberkas. Setelah Deskman melakukan verifikasi, berkas
diteruskan kepada Pejabat Pemutus untuk diputuskan sesuai kewenangan. Setelah itu Pemutus memberikan putusan “setuju” atau “tolak” berkas
dikembalikan kepada Customer Sevice Deskman dan Customer Sevice melakukan Verifikasi Putusan.
Menyelesaikan masalah-masalah Kredit Usaha Kecil di BRI diutamakan dalam bentuk kekeluargaan karena jalur hukum lebih rumit, tetapi
apabila Kredit kreditur sebesar diatas 100 Juta Rupiah penyelesaian melalui hukum. Hal ini dilakukanan bila Kreditur tidak menunjukkkan etikad baik
dalam menyelesaikan masalahnya. Penyelesaian Kelalaian Debitur Mengenai Hak dan Kewajibannya
dalam Kredit Usaha Kecil. Pihak Bank sebagai kreditur berhak secara sepihak
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
dan sewaktu – waktu mengadakan sendiri perubahan jumlah maksimum pemberian kredit, jangka waktu dan cara pelunasannya.
Pihak bank juga berhak menarik kembali kredit yang telah diberikan kepada dibitur tanpa perlu meminta persertujuan debitur sehingga segala uang
yang telah diterima karena perjanjian kredit seketika itu harus dibayar kembali sekaligus dengan seluruh bunganya dan biaya-biaya lainnya jika debitur lalai
atau tidak memenuhi kewajibannya. Bahwa pihak bank berhak dengan kuasa dari debitur untuk menjual,
memindahkan dan menyerahkan benda-benda agunan, baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak, kepada siapa saja menurut syarat-syarat dan
peraturan – peraturan yang ditetapkan oleh pihak bank sendiri, jika debitur tidak melaksanakan pembayaran utangnya dengan sempurna.
Berkaitan dengan pengawasanpengamanan dan penyelesaian kredit usaha kecil sebagai berikut:
1. Setiap waktu meminta keterangan yang diperlukan tentang perusahaan
penerima kredit. 2.
Setiap waktu memeriksa pembukuan kredit 3.
Setiap waktu memeriksa perusahaan penerima kredit. Jadi ketentuan-ketentuan yang mengatur hak –hak pihak bank lebih
menonjol dari pada kewajiban bank. Satu-satunya kewajiban bank adalah menyediakan kredit selama jangka waktu yang telah ditentukan, itupun masih
bergantung pada berbagai syarat jika debitur memenuhi kewajibannya. Dalam perjanjian kredit, kedudukan debitur lebih lemah dibandingkan kedudukan
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
kreditur, hal ini disebabkan karena kedudukan ekonomisnya sebagai pihak yang memerlukan dana.
Dalam perjanjian kredit, lebih ditekankan kewajiban-kewajiban debitur dari pada hak-haknya. Hak-hak dari debitur yang disebutkan dalam
persetujuan antara lain menerima kredit sesuai yang diperjanjikan dan untuk menerima kelebihan dari hasil penjualan dari benda agunan milik debitur.
Sedangkan kewajiban-kewajiban debitur yaitu, untuk mengembalikan pinjaman kredit dalam keadaan yang sama dan pada waktu yang telah
ditentukan berikut bunga, profisi, biaya materai, biaya administrasi dan biaya- biaya lainnya karena adanya perjanjian kredit.
Disamping itu debitur berkewajiban untuk memelihara benda-benda agunan sebagaimana mestinya dan bila tidak diselenggarakan oleh debitur
dengan baik, maka bank berhak mengambil alih kewajiban pemeliharaan benda agunan dan biayanya dibebankan kepada debitur. Disamping itu debitur
tidak diperkenankan untuk merubah sifat, fungsi dan tujuan dari benda – benda yang diagunkan. Kredit Usaha Kecil dapat diberikan tanpa adanya jaminan,
tidak, harus ada jaminan. Untuk usaha jaminannya surat tanah, surat rumah, atau barang usahanya misalnya angkot. Dan untuk pegawai jaminannya SK
pertama dan SK terakhir. Sementara itu hak-hak debitur juga dibatasi yaitu:
e Hak untuk mengambil kredit dari pihak lain.
f Debitur dilarang untuk merubah bentuk susunan organisasi perusahaan.
g Debitur dilarang mengalihkan usaha pada pihak lain.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Upaya-upaya Bank Rakyat Indonesia dalam menyelesaikan kelalaian debitur mengenai hak dan kewajibannya dalam Kredit Usaha Kecil adalah
dengan cara kekeluargaan atau secara jalan damai, hal ini dapat dilakukan apabila debitur menunjukkkan itikad baik untuk menyelesaikan kreditnya agar
dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban debitur untuk melunasi hutangnya adalah debitur telah
menikmati kredit, dan yang mendapatkan fasilitas kredit karena dianggap orang yang sanggup untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang
ditentukan, oleh karena itu Bank memberi persyaratan bahwa ia tidak akan memperoleh fasilitas kredit kepada debitur yang tidak menyediakan jaminan.
Pemberian fasilitas kredit juga memperhatikan faktor-faktor yang memungkinkan kepentingan kebutuhan masyarakat sehingga dengan
pemberian kredit debitur khususnya mendapat keuntungan.
B. Perlindungan Hukum terhadap Bank dalam Kedit Usaha kecil