Pengertian Jaminan Fidusia PERJANJIAN KREDIT DALAM JAMINAN FIDUSIA

Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB III PERJANJIAN KREDIT DALAM JAMINAN FIDUSIA

A. Pengertian Jaminan Fidusia

Lahirnya jaminan fidusia disebabkan oleh beberapa hal Pertama, karena pengaturan lembaga gadai dalam KUH Perdata terlalu sempit; kedua, pengaruh dari kehadiran Undang-Undang Pokok Agraria antara lain terdapatnya hak atas tanah yang tidak dapat dijaminkan melalui hak tanggungan; ketiga, adanya kebutuhan hukum masyarakat sendiri akan lembaga jaminan fidusia karena memberikan keuntungan dibandingkan dengan lembaga jaminan lainnya. 18 Jaminan fidusia tidak diatur dalam KUH Perdata, melainkan dikenal di Indonesia melalui pengakuan yurisprudensi dan dalam perkembangannya dikukuhkan dalam hukum positif, yang pengaturannya masih bersifat parsial. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999, eksistensi Pemakaian lembaga jaminan fidusia dalam praktik bank semakin hari semakin populer di hati para nasabah debitur dan merupakan suatu kebutuhan yang didambakan sebagai jaminan utang baik dalam perjanjian kredit bank maupun dalam perjanjian pembiayaan. 18 Sumardi Mangunkusumo, Fiducia Bangun-Bangunan di Atas Tanah Hak Sewa, Allinpri Prima, Jakarta, 1998 Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008. USU Repository © 2009 jaminan fidusia secara yuridis formal menjadi subsistem hukum jaminan kebendaan. Dalam undang-undang tersebut dibedakan secara tegas antara fidusia dengan jaminan fidusia. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda, sedangkan jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditur lainnya. Dalam undang-undang tersebut, terlihat terdapat perkembangan dari obyek jaminan fidusia yaitu bukan saja benda bergerak tetapi juga benda tidak bergerak berupa bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan. Bangunan atau rumah apabila hendak dijadikan jaminan utang kepada bank terlepas dari tanahnya, maka lembaga jaminan yang dipasang adalah jaminan fidusia. Fidusia sebagai lembaga jaminan sudah lama dikenal dalam masyarakat, yang mulanya tumbuh dan hidup dalam hukum kebiasaan. Fidusia adalah lembaga yang berasal dari sistem hukum perdata barat yang eksistensi dan berkembangnya selalu dikaitkan dengan sistem civil law. Istilah Civil law Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008. USU Repository © 2009 berasal dari kata latin “jus civile” terdapat pula hukum yang mengatur warga Romawi dengan orang asing yang dikenal dengan “jus gentium”. Jaminan Fidusia merupakan unsur pengamanan kredit bank, yang dilahirkan dengan didahului oleh perjanjian kredit bank. Jelas bagi kita bahwa Fidusia dibedakan dari jamina fidusia, dimana fidusia merupakan suatu proses pengalihan hak kepemilikan dan jaminan fidusia adalah jaminan yang diberikan dalam bentuk fidusia. Ini berati paranata jaminan fidusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 ini adalah pranata jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam fiducia cum creditore contracta. Jaminan adalah menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan hukum. Fidusia adalah pengalihan hak kemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Kemudian jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan bangunan rumah di atas tanah orang lain baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, yang tidak dapat dibebani hak tanggungan, yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepeda penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. Untuk pertama kalinya pengertian lembaga jaminan ini timbul dengan keluarnya peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang No. 16 Tahun 1985 Pasal 1 angka 8 tentang rumah susun. Menurut Undang-undang ini, Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008. USU Repository © 2009 yang dimaksud dengan jaminan fidusia adalah suatu jaminan yang berupa penyerahan hak atas benda yang berdasarkan kepercayaan yang disepakati sebagai jaminan bagi pelunasan piutang kredit. Penerima fidusia tidak menanggung kawajiban atas akibat tindakan atau kelalaian pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan kontrak atau yang timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan pengalihan benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Beban itu dilimpahkan kepada pemberi fidusia. Hal ini karena pemberi fidusia tetap menguasai fisik benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dan dia memakainya serta sepenuhnya memperoleh manfaat ekonomis dari pemakaian benda tersebut. Jadi sudah sewajarnya pemberi fidusia yang bertanggung jawab atas semua akibat dan risiko yang timbul berkenaan dengan pemakaian dan keadaan benda tersebut. Ketentuan ini juga terdapat dalam perjanjian “financial lease” yang mengatur bahwa “leasse” bertanggung jawab atas semua risiko yang berkenaan dengan benda yang menjadi obyek perjanjian leasing karena memang leasse-lah yang menggunakan benda tersebut dan memperoleh manfaat ekonomisnya.

B. Objek Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Perjanjian Kredit dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan (Studi Bank Sumut Pusat)

1 56 94

Aspek Hukum yang Harus Dipenuhi dalam Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hak Tanggungan Studi pada Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Petisah)

1 79 123

Aspek Hukum Pemberian Kredit Usaha Kecil Dalam Prakteknya Di BRI Cabang Tarutung

0 37 127

Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Yang Tidak Didaftarkan (Studi Kasus di Bank HSBC Wilayah Medan)

3 58 100

Analisis Peranan Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam Peningkatan Pendapatan Petani di Daerah Tingkat II Kabupaten Karo (Studi Kasus: Unit Bank Rakyat Indonesia Simpang Empat)

0 26 83

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada Bank-Bank Di Kota Medan)

0 16 152

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

20 330 122

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIANKREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen).

0 1 13

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Sidodadi Cabang Sragen).

0 2 13