Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
hipotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 314 Kitab Undang-Undang Dagang jis Pasal 1162 dst. Kitab Undang-Undang Perdata.
19
Dalam perkembangan sejarah, jaminan fidusia yang pernah diputus oleh Badan Peradilan baik Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi maupun
Mahkamah Agung bahwa masalah objek jaminan fidusia atas benda tidak bergerak belum tuntas dan masih terus berbeda pendapat. Sebagian hakim
pengadilan berpandangan bahwa objek jaminan fidusia hanya dibebankan kepada benda bergerak saja sesuai, sedangkan sebagian lagi Hakim
berpendapat bahwa jaminan fidusia bukan saja dapat diletakkan kepada benda bergerak tetapi juga terhadap benda tidak bergerak karena pengaruh
perkembangan kebutuhan ekonomi dan hukum posotif. Lembaga jaminan lain seperti gadai dan hipotik dianggap belum
memenuhi keinginan masyarakat untuk mendapat kredit dari Bank. Karena menggunakan dengan lembaga gadai dan hipotik, maka benda yang
dijaminkan harus berada ditangan kreditur. Berbeda dengan jaminan fidusia, dimana benda sebagai objek jaminan itu benda jaminan tetap berada ditangan
debitur, agar dapat dipergunakan untuk kelancaran usahanya sehingga debitur dapat membayar utang beserta bunga pada Bank sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
20
19
Gunawan Widjaja, Ibid, hal 134
20
H. Tan Kamello, Hukum Jaminan Fidusia, Bandung : Alumni, 2004, hal 232
C. Asas-Asas Dalam Jaminan Fidusia
Dalam menganalisis jaminan fidusia sebagai hak jaminan atas benda baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak. Dapat kita lihat bahwa
nsecara umum adanya asas-asas Hukum kebendaan. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, sekurang-kurangnya ada sepuluh asas mengenai hukum
kebendaan yaitu:
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
1 Hukum kebendaan merupakan hukum yang bersifat memaksa
dwingendrecht yang tidak dapat disimpangi oleh para pihak. 2
Dapat dipindahkan, artinya bahwa kecuali bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum, hak milik atas
kebendaan dapat dialihkan dari pemiliknya semula kepada pihak lainnya dengan segala akibat hukumnya.
3 Individualiteit, artinya yang dapat dimiliki sebagai kebendaan adalah
segala sesuatu yang menurut hukum dapat ditentukan individueel bepaald.
4 Totaliteit, menyatakan bahwa kepemilikan oleh individu atas suatu
kebendaan bearti kepemilikan menyeluruh atas setiap bagian dari kebendaan tersebut.
5 Asas tidak dapat dipisahkan onsplitsbaarbeid, bahwa seseorang tidak
dimungkinkan untuk melepaskan hanya sebagian dari hak miliknya atas suatu kebendaan yang utuh.
6 Asas prioriteit, bahwa atas suatu kebendaan dimungkinkan untuk
diberikan jura in re aliena yang memberikan hak kebendaan yang terbatas kebendaan tersebut.
7 Asas campuran vermenging, asas ini merupakan hukum kebendaan
pemegang hak milik atas kebendaan yang diberikan hak kebendaan terbatas tidak mungkin menjadi pemegang hak kebendaan terbatas
tersebut.
8 Asas publiciteit, asas ini mengenai fungsi dan kewajiban pencatatan
dan publisitas. 9
Asas perlakuan yang berbeda atas kebendaan bergerak dan kebendaan tidak bergerak, bahwa meskipun diberlakukannya Undang-Undang
Pokok Agraria. Pembedaan atas kebendaan bergerak dan tidak kebendaan tidak bergerak tidak begitu relevan lagi dan cenderung untuk
bergeser ke arah kebendaan tanah dan bukan tanah.
10 Adanya sifat perjanjian dalam tiap-tiap pengadaan atau pembentukan
hak kebendaan, asas ini mengigatkan kita kembali bahwa pada dasarnya tiap-tiap hukum perjanjian terkandung pula asas kebendaan
dan dalam tiap-tiap hak kebendaan melekat pula sifat hukum perjanjian didalamnya.
21
Salah satu unsur yuridis dalam sistem hukum jaminan adalah asas hukum. Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai asas-asas jaminan
fidusia, perlu dijelaskan pengertian asas. Istilah asas merupakan terjemahan dari bahasa Latin “Principium”, bahsa Inggris “Principle” dan bahasa Belanda
“Beginsel”, yang artinya dasar yaitu sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir
21
Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, Ibid, hal 66-68
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
atau berpendapat. Kata “Principle” atau asas adalah sesuatu, yang dapat dijadikan sebagai alas sebagai dasar, sebagai tumpuan, sebagai tempat untuk
menyandarkan, untuk mengembalikan sesuatu hal, yang hendak dijelaskan.
22
Asas hukum bukanlah suatu perintah hukum yang konkret yang dapat dipergunakan terhadap peristiwa konkret dan tidak pula memiliki sanksi yang
tegas. Hal-hal tersebut hanya ada dalam norma hukum yang konkret seperti peraturan yang sudah dituangkan dalam wujud pasal-pasal Perundang-
Undangan. Asas hukum diperoleh dari proses analitis konstruksi yuridis yaitu dengan menyaring abstraksi sifat-sifat khusus yang melekat pada aturan-
aturan yang konkret untuk medmperoleh sifat-sifatnya yang abstrak. Pengertian asas dalam bidang hukum yang lebih memuaskan
dikemukakan oleh para ahli hukum antara lain “A principle is the broad reason which lies at the base of a rule of law”. Ada dua yang terkandung
dalam makna asas tersebut yakni: Pertama
: asas merupakan pemikiran, pertimbangan, sebab yang luas atau umum, abstrak the broad reason,
Kedua : asas merupakan hal yang mendasari adanya norma hukum the
base of rule of law.
23
Dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia UUJF, pemebentuk Undang- Undang tidak mencantumkan secara tegas asas-asas hukum jaminan fidusia
yang menjadi fundemen dari pembentukan norma hukumnya. Oleh karena itu,
22
Abdurrahman, dan Samsul Wahidin, beberapa Catatan tentang Hukum Jaminan Atas Tanah, Alumni, bandung, 1995.
23
Sri Soedewi Masjchoen. Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok Hukum Jaminan Dan Jaminan Perorangan, Fakultas Hukum UGM Yogyakarta, 1990.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
sesuai dengan teori dari asas hukum tersebut diatas, maka asas hukum jaminan fidusia dpat ditemukan dengan mencarinya dalam pasal-pasal dari UUJF.
Asas-asas hukum jaminan fidusia yang terdapat dalam UUJF adalah : 1.
Asas bahwa kreditur penerima fidusia berkedudukan sebagai kreditur yang diutamakan dari kreditur-kreditur lainnya.
Asas ini dapat ditemukan dalam Pasal 1 anhgka 2 UUJF. Pasal 27 UUJF dijelaskan pengertian tentang hak yang didahulukan tehadap
kreditur-kreditur lainnya. Hak yang di dahulukan adalah hak penerima fidusia untuk mengambilpelunasan piutangnya atas hasil eksekusi
benda yang menjadi objek jaminan fidusia. 2.
Asas bahwa jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda itu berada.
Dalam UUJF menunjukkan bahwa jaminan fidusia merupakan hak kebendaan zakelijkrecht dan bukan hak perorangan persoonlijkrecht.
Dengan demikian, hak jaminan fidusia dapat dipertahankan terhadap siapapun juga dan berhak untuk menuntut siapa saja yang mengganggu
hak tersebut. 3.
Asas bahwa jaminan fidusia merupakan perjanjian ikut yang lazim disebut asas asesoritas.
Asas ini mengandung arti bahwa keberadaan jaminan fidusia ditentukan oleh perjanjian lain yakni perjanjian utama atau perjanjian principal.
Asas ini mengandung arti bahwa keberadaan jaminan fidusia ditentukan oleh perjanjian lain yakni perjanjian utama atau perjanjian principal.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Janjian utama bagi jaminan fidusia adalah perjanjian hutang piutang yang melahirkan hutang yang dijamin dengan jaminan fidusia.
Dalam UUJF, secara tegas dinyatakan bahwa jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok. Sesuai dengan
sifat assessor ini, bearti hapusnya jaminan fidusia juga ditentukan oleh hapusnya hutang atau karena pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh
kreditur penerima jaminan fidusia. 4.
Asas bahwa jaminan fidusia dapat diletakkan atas hutang yang baru akan ada kontinjen.
Dalam UUJF ditentukan bahwa objek jaminan fidusia dapat dibebankan kepada hutang yang telah ada dan yang akan ada. Mengandung arti
bahwa pada saat dibuatnya akta jaminan fidusia, hutang tersebut belum ada tetapi sudah diperjanjian sebelumnya dlam jumlah tertentu.
5. Asas bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap benda yang
akan ada. Pengaturan asas ini adalah untuk mengantisipasi perkembangan dunia
bisnis dan sekaligus dapat menjamin kelenturan objek jaminan fidusia yang tidak terpaku pada benda yang sudah ada. Perwujudan asas
tersebut merupakan penuangan cita-cita masyarakat dalam bidang hukum jaminan.
6. Asas bahwa jaminan fidusia dapat dibebankan terhadap
bangunanrumah yang terdapat diatas tanah milik orang lain.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Penegasan asas ini dapat menampung pihak pencari kredit khususnya pelaku usaha yang tidak memiliki tanah tetapi mempunyai hak atas
bangunanrumah. Biasanya hubungan hukum antara pemilik tanah dan pemilik bangunan adalah perjanjian sewa.
7. Asas bahwa jaminan fidusia berisikan uraian secara detail terhadap
subjek dan objek jaminan fidusia. Subjek jaminan fidusia yang dimaksud adalah identitas para pihak
yakni pemberi dan penerima jaminan fidusia, sedangkan objek jaminan yang dimaksud adalah data perjanjian pokok yang dijaminan fidusia,
uraian mengenai benda jaminan fidusia, nilai penjaminan dan nilai benda yang menjadi objek jaminan.
8. Asas bahwa pemberian jaminan fidusia harus orang yang memiliki
kewenangan hukum atas objek jaminan fidusia. Asas ini menegaskan bahwa pemberi jaminan fidusia bukanlah orang
yang wenang berbuat. Dalam UUJF, asas ini belum dicantumkan secara tegas.
9. Asas bahwa jaminan fidusia harus didaftarkan ke kantor pendaftaran
fidusia. Dengan dilakukannya pendaftaran akta jaminan fidusia, berarti
perjanjian fidusia lahir dan momentum tersebut menunjukkan perjanjian fidusia adalah perjanjian kebendaan.
Siska Yolanda T. : Aspek Hukum Perjanjian Kredit Usaha Kecil KUK Bank Dengan Jaminan Fidusia Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Melati Medan, 2008.
USU Repository © 2009
10. Asas bahwa benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak dapat
dimiliki oleh kreditur penerima jaminan fidusia sekalipun hal itu diperjanjikan, dalam ilmu hukum disebut asas pendakuan.
11. Asas bahwa jaminan fidusia memberikan hak prioritas kepada kreditur
penerima fidusia yang terlebih dahulu mendaftarkan ke kantor fidusia dari pada kreditur yang mendaftrakan kemudian.
12. Asas bahwa pemberian jaminan fidusia yang tetap menguasai benda
jaminan harus mempunyai itikad baik te goeder trouw, in good faith. Asas itikad baik di sini memiliki arti subjektif sebagi kejujuran bukan
arti objektif sebagai kepatutan seperti dalam hukum perjanjian. Dengan asas ini diharapkan bahwa pemberi jaminan fidusia wajib memelihara
benda jaminan, tidak mengalihkan, menyewakan dan mengadaikannya kepada pihak lain.
13. Asas bahwa jaminan fidusia mudah dieksekusi.
Kemudahan pelaksanaan eksekusi dilakukan dengan mencantumkan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa” pada
sertifikat jaminan fidusia.
24
Ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang – Undang Jaminan Fidusia menyatakan bahwa Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
D. Sifat Jaminan Fidusia