Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
berikut: adanya harta kekayaan yang terpisah, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai kepentingan sendiri, dan adanya organisasi yang teratur.
Aturan untuk menentukan kedudukan suatu perusahaan sebagai badan hukum, biasanya ditetapkan oleh perundang-undangan, kebiasaan atau
yurisprudensi. Sebagai contoh, Perusahan terbatas dinyatakan sebagai badan hukum di dalam Pasal 1 ayat 1 UUPT, koperasi dinyatakan sebagai badan
huku m dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perkoperasian, dan yayasan dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir
1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai kewenangan melakukan perbuatan hukum
seperti halnya orang, akan tetapi perbuatan hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan. Karena bentuk badan hukum adalah sebagai badan atau
lembaga, maka dalam mekanisme pelaksanaannya badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya.
F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan, Penulis menggunakan Metode Penelitian Hukum
Normatif. Dengan pengumpulan data secara Studi Pustaka Library Research Penulis melakukan suatu penelitian kepustakaan Library Research, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara
lain berasal dari buku-buku perpustakaan, artikel-artikel baik dari media cetak
Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan.
Penulis mempelajari sumber-sumber atau bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini dengan cara membaca, menafsirkan,
membandingkan serta menterjemahkan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan
Doktrin Piercing The Corporate Veil dikaitkan dengan
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris pada PT.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan dan
Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II :
Tinjauan umum tentang doktrin penyingkaran tirai perusahaan
piercing the corporate veil. Dalam bab ini berisi tentang Pengertian Piercing the corporate veil, Tanggung Jawab Yuridis
Dari Suatu Perusahaan, Piercing the corporate veil. Topik populer
Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009.
USU Repository © 2009
dalam tatanan hukum Perusahaan, Teori Piercing The Corporate Veil Dalam Tatanan Hukum Indonesia.
BAB III : Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab Dewan Komisaris. Bab