Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009. USU Repository © 2009 2 Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang bagaimana pertanggungjawaban dewan komisarisi yang baik.

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah doktrin piercing the corporate veil dikaitkan dengan Pertanggungjawaban dewan komisaris dalam UU No.40 Tahun 2007, judul skripsi ini belum pernah ditulis sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Perseroan Terbatas, dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap NV, merupakan suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. 8 Pengaturannya di negara kita diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang itu dikeluarkan untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 dan pengaturan Perusahan terbatas dalam KUHD Pasal 36 sampai dengan Pasal 56. Pengertian Perusahan 8 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal 41 Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009. USU Repository © 2009 terbatas secara resmi termuat dalam Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 yaitu : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini, serta peraturan pelaksanaannya.” Selain defenisi yang disenutkan dalam UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, terddapat defenisi lainnya tentang Perseroan Terbatas yakni menurut Wasis, yang menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang modalnya dibagi-bagi atas saham-saham dengan harga nominal yang sama besarnya dan yang para pemiliknya bertanggungjawab secara terbatas sampai sejumlah modal yang disetorkan atau jumlah saham yang dimiliki. 9 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa salah satu hal yang membedakan antara Perusahan terbatas dengan bentuk badan usaha lain ialah mengenai status badan hukum yang dimiliki Perusahan terbatas artinya badan yang memenuhi syarat keilmuan sebagai pendukung kewajiban dan hak. 10 Status badan hukum Perusahan terbatas ini diperoleh ketika akta pendirian perseroan yang dibuat di hadapan notaris dimohonkan secara tertulis pengesahannya oleh Menteri Hukum dan HAM. sebagai salah satu karakteristik sebuah badan hukum. Perlu diketahui juga bahwa Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga 9 Wasis, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung : PT. Alumni, 1997, hal 22 10 Ibid , hal 38 Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009. USU Repository © 2009 memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Adapun suatu perseroan terbuka dapat berupa Emiten atau Perusahaan Publik. Yang dimaksud dengan emiten adalah suatu perusahaan terbuka dimana proses menjadi perusahaan terbuka dilakukan dengan jalan melakukan penawaran saham-sahamnya kepada publik lewat penawaran umum. 11 Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut Sedangkan apa yang dimaksud Perusahaan Publik menurut Undang- Undang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 22 yaitu : “Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimilki sekurang-kurangnya oleh 300 tiga ratus pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,- tiga milyar rupiah atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.” dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham, modah Perusahan terbatas dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut. 11 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hal 52 Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009. USU Repository © 2009 Doktrin piercing the corporate veil yang notabene merupakan doktrin hukum perseroan di Common Law System itu telah diintegrasikan ke dalam UUPT yang ide dasarnya dituangkan dalam Pasal 3 ayat 2 UUPT. Dalam ketentuan tersebut diketahui bahwa untuk terjadinya piercing the corporate veil dipersyaratkan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi; 2. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan pribadi; 3. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau 4. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan. 12 Menurut doktrin, kriteria yang dipakai untuk menentukan ciri-ciri suatu badan hukum adalah apabila perusahaan itu mempunyai unsur-unsur sebagai 12 Rudhi Prasetyo, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas Disertai Dengan Ulasan Menurut Undang-Undang nomor 1 Tahun 1995, Cetakan Ketiga, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal 37 Abdi Fikri : Doktrin Piercing The Corporate Veil Dikaitkan Dengan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris Dalam UU No. 40 Tahun 2007, 2009. USU Repository © 2009 berikut: adanya harta kekayaan yang terpisah, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai kepentingan sendiri, dan adanya organisasi yang teratur. Aturan untuk menentukan kedudukan suatu perusahaan sebagai badan hukum, biasanya ditetapkan oleh perundang-undangan, kebiasaan atau yurisprudensi. Sebagai contoh, Perusahan terbatas dinyatakan sebagai badan hukum di dalam Pasal 1 ayat 1 UUPT, koperasi dinyatakan sebagai badan huku m dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 Tentang Perkoperasian, dan yayasan dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai kewenangan melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang, akan tetapi perbuatan hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan. Karena bentuk badan hukum adalah sebagai badan atau lembaga, maka dalam mekanisme pelaksanaannya badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya.

F. Metode Penelitian