untuk melakukan pengujian kembali atas karakteristik perusahaan apakah berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dengan mereplikasi penelitian dari
Sitepu 2009 dan menambahkan variabel kepemilikan manajemen dalam penelitian karena dianggap memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai unit analisis penelitian karena perusahaan manufaktur memiliki kontribusi terbesar dalam
menimbulkan masalah-masalah sosial seperti polusi, keamanan produk dan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sosial social disclosure perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah karakteristik perusahaan size perusahaan, profitabilitas, ukuran
dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur?
2. Apakah karakteristik perusahaan size peruahaan, profitabilitas, ukuran
dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan size perusahaan,
profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan
manufaktur, 2.
untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan
leverage secara parsial terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak. 1.
Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti, sehingga
dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.
2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi. 3.
Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham,
perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat konsumen sehingga hal yang wajar jika masyarakat mempunyai
harapan tertentu terhadap perusahaan. Dauman dan Hargreaves 1992 dalam Hasibuan 2001 menyatakan
bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level yaitu: basic responsibility, organization responsibility, dan sociental responses.
a. Basic Responsibility BR
Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut
seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung
jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.
b. Organization responsibility OR
Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan “Stakeholder” seperti pekerja, pemegang
saham, dan masyarakat di sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Sociental Responses SR
Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan.
Ebert 2003 mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan
komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual- individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya
adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum Darwin, 2004. Dalam kemajuan industri sekarang,
tekanan masyarakat kepada perusahaan agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian dan
tanggung jawab terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi dan industri yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan sekitar. Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki
komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham shareholders, tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan,
karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari corporate social responsibility CSR.
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya
secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya
kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan CSR perlu
diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
a. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Hackston dan Milne 1996, tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social reporting atau social disclosure
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan Sembiring, 2005. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, di luar peran
tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan
keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi yang tidak hanya informasi tambahan tapi
informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan
informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kulitatif yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki
nilai informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi, dan tindakan apa yang akan diambil oleh
manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan annual report perusahaan.
Menurut Gray et. al 1995 ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih
luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang
Universitas Sumatera Utara
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et, al 1995 dalam Sulastini
2007 menyebutkan ada tiga studi yaitu : decision-usefulness study, economic theory study, dan social and political theory studies.
a. Decision-usefulness study
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, banker, dan pihak lain
yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.
b. Economic theory study
Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang
menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun,
pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya
mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
c. Social and political theory studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa
perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder,
semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder-nya.
Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela voluntary disclosure oleh
perusahaan. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela.
a. Internal Decision Making. Manajemen membutuhkan informasi untuk
menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan
diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali.
b. Product Differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan
pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan
terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.
c. Enlightened Self Interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk
menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham
perusahaan. Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu
dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan
sumber-sumber sosial social resources. Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya
biaya sosial social cost yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan
menimbulkan social benefit manfaat sosial.
b. Pelaporan Informasi Sosial Perusahaan
Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah ungkapan
wajib mandatory disclosure, yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Kedua adalah
ungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela.
Perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara
pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan
keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.
IAI dalam PSAK No. 1 revisi 1998 paragraf 09 secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah
lingkungan dan sosial. Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi
industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Pernyataan di atas secara jelas menyebutkan bahwa perusahaan pertanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya terutama perusahaan
industri yang meninggalkan limbah, apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu akan mencemari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dengan adanya
PSAK No.1 tersebut diharapkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan bertambah. Sedangkan peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab
sosial diatur dalam Undang-Undang R.I. No. 40 Tahun 2007 pasal 74 ayat 1 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menjelaskan : Perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Standar pelaporan pengungkapan sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial
bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam
laporan tahunan masing-masing perusahaan.
c. Karakteristik Perusahaan dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik pengungkapan menjadi faktor yang signifikan. Pengungkapan laporan
keuangan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Pengungkapan sukarela sangat dipengaruhi
oleh biaya dan manfaat dari pengungkapan tersebut, dan perbandingan antara manfaat dan biaya tersebut akan sangat ditentukan oleh karakteristik-
karakteristik tertentu dari perusahaan yang bersangkutan Almilia, 2007:2.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor
kualitas pengungkapan Lang and Lundholm, 1993 dalam Anggraini 2006. Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas
dengan entitas lainnya. Menurut Lang and Lundholm, 1993 dalam Anggraini 2006 “karakteristik perusahaan meliputi antara lain struktur permodalan,
pemilik saham, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, sektor perusahaan, status perusahaan, dan lain-lain.”
Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan kedalam size perusahaan, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage.
a. Size Perusahaan
Size perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam
laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil.
Secara teoritis perusahaan besar tidak lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan
sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan Hasibuan, 2001. Dengan mengungkapkan kepedulian pada
lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka
Universitas Sumatera Utara
waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Selain itu perusahaan besar mempunyai kompleksitas
dan dasar pemilikan yang lebih luas dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih
banyak. Ukuran perusahaan dibagi tiga 3 kelompok, yaitu: perusahaan kecil,
perusahaan menengah dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang Undang No. 9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:
1. perusahaan kecil, aset kurang dari Rp. 200.000.000 diluar tanah dan
bangunan, 2.
perusahaan menengah, aset lebih besar dari Rp. 200.000.000 dan lebih kecil dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan bangunan,
3. perusahaan besar, aset lebih dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan
bangunan.
a. Profitabilitas
Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi
dengan lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas
perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial yang sama dengan yang dilakukan pihak
manajemen untuk membuat perusahaan memperoleh keuntungan Browman dan Haire 1976 dalam Sitepu 2008.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
kapada pemegang saham Heinze 1976 dalam HackstonMilne 1996. Menurut teori keagenan mengatakan semakin besar perolehan laba yang
didapat, semakin luas informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Itu dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang muncul. Hal ini berarti,
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.
c. Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak.
Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara
efektif Fama dan Jesen, 1983, dalam Sitepu, 2008. Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang
lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan
yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.
Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membatu
dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris itu sendiri adalah
Universitas Sumatera Utara
mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen direksi dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen
memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan Mulyadi, 2002.
Coller dan Gregory 1999 dalam Sitepu 2008 menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial,
maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya.
d. Kepemilikan Manajemen
Mehran 1992 dalam Rosmasita 2007 mengartikan kepemilikan manajemen sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen.
Manajemen yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang
saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Kepemilikan
manjamen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direktur.
Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
Universitas Sumatera Utara
dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et. al., 1998.
e. Leverage
Rasio Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.
Perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat leverage dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk
menciptakan transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi. Menurut Belkoui dan Karpik 1989 keputusan untuk
mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi
maka manajemen dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi
sorotan daripada pihak kreditur. Tambahan informasi seperti informasi sosial diperlukan untuk
menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak- hak mereka sebagai kreditur Meek, et.al 1995 dalam Sulastini 2007.
Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada
perusahaan dengan leverage yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Rosmasita 2007 yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage,
ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur selama periode 2004-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan
tarhadap pengungkapan sosial. Penelitian lain dilakukan oleh Sulastini 2007 yang menguji pengaruh size
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile pada perusahaan manufaktur periode 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Sitepu 2008 menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat
leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial ukuran dewan komisaris dan
profitabilitas yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 2.1 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Uraian
Hardhina Rosmasita
2007 Faktor-faktor
yang mempengaruhi
pengungkapan sosial social
disclosure dalam laporan
keuangan tahunan
perusahaan manufaktur di
BEJ Variabel
independen dalam penelitian ini
adalah kepemilikan manajemen,
leverage, size dan profitabilitas
sedangkan varibel dependennya
adalah pengungkapan
sosial Hasil penelitian
menunjukkan secara simultan semua variabel
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sosial tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan
manajemen yang berpengaruh terhadap
pengungkapan sosial
Sri Sulastini
2007 Pengaruh
karakteristik perusahaan
terhadap social disclosure
perusahaan manufaktur yang
telah go public Variabel
independen dalam penelitian ini
adalah size, profitabilitas,
ukuran dewan komisaris dan
profile sedangkan variabel
dependennya adalah
pengungkapan sosial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan semua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi
secara parsial hanya variabel profitabilitas yang
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial
Andre Christian
Sitepu 2008
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan
informasi sosial dalam laporan
tahunan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ
Variabel independen dalam
penelitian ini adalah ukuran
dewan komisaris, tingkat leverage,
ukuran perusahaan dan tingkat
profitabilitas sedangkan variabel
dependennya adalah
pengungkapan sosial
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan semua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi
secara parsial variabel ukuran dewan komisaris
dan profitabilitas yang berpengaruh terhadap
pengungkapan sosial
Sumber : Peneliti, 2010
Universitas Sumatera Utara
Pengungkapan Sosial
Y Karakteristik
Perusahaan Size Perusahaan
X1 Profitabilitas
X2 Ukuran Dewan
Komisaris X3
Leverage X5
Kepemilikan Manajemen
X4
C. Kerangka Konseptual