Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari corporate social responsibility CSR.
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya
secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya
kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor. Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan CSR perlu
diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
a. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Hackston dan Milne 1996, tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social reporting atau social disclosure
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan
dan terhadap masyarakat secara keseluruhan Sembiring, 2005. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, di luar peran
tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan
keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi yang tidak hanya informasi tambahan tapi
informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan
informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kulitatif yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki
nilai informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi, dan tindakan apa yang akan diambil oleh
manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan annual report perusahaan.
Menurut Gray et. al 1995 ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih
luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang
Universitas Sumatera Utara
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et, al 1995 dalam Sulastini
2007 menyebutkan ada tiga studi yaitu : decision-usefulness study, economic theory study, dan social and political theory studies.
a. Decision-usefulness study
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, banker, dan pihak lain
yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.
b. Economic theory study
Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang
menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun,
pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya
mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
c. Social and political theory studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa
perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder,
semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder-nya.
Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela voluntary disclosure oleh
perusahaan. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela.
a. Internal Decision Making. Manajemen membutuhkan informasi untuk
menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan
diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali.
b. Product Differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan
pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan
terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
Universitas Sumatera Utara
informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.
c. Enlightened Self Interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk
menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham
perusahaan. Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu
dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan
sumber-sumber sosial social resources. Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya
biaya sosial social cost yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan
menimbulkan social benefit manfaat sosial.
b. Pelaporan Informasi Sosial Perusahaan