Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Data penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : • Jika t hitung t tabel , maka H a diterima, • Jika t hitung t tabel , maka H a tidak dapat diterima.

G. Jadwal Penelitian Tabel 3.2

Jadwal Penelitian Maret April Mei Juni Juli Agst Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Bimbingan dan Penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang mneggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian yang diperoleh dari situs BEI www.idx.co.id dan dari Indonesian Capital Market Directory ICMD 2008. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008 sehingga data penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 45 unit analisis tercantum pada tabel 3.1.

B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel- variabel independen dan variabel dependen Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LN_Size 45 10.10 16.94 13.6712 1.84265 Return On Asset 45 -.0718 .1623 .049023 .0522886 Dewan Komisaris 45 2 10 4.29 2.181 Kepemilikan Manajemen 45 .0010 6.4200 1.033422 1.8075455 Debt To Equity 45 -2.0395 5.4900 1.402209 1.4147177 Pengungkapan Sosial 45 .0972 .9861 .456793 .2465931 Valid N listwise 45 Sumber: Output SPSS Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa: 1. variabel ukuran perusahaan size memiliki nilai minimum 10,10, nilai maksimum 16,94, rata-rata mean 13,6712 dan standar deviasi 1,84265, 2. variabel profitabilitas Return On Asset memiliki nilai minimum -0,0178, nilai maksimum 0,1623, rata-rata mean 0,049023 dan standar deviasi 0,0522886, 3. variabel dewan komisaris memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum 10, rata-rata mean 13,6712 dan standar deviasi 2,181, 4. variabel kepemilikan manajemen memiliki nilai minimum 0,0010, nilai maksimum 6,4200, rata-rata mean dan standar deviasi 1,033422, 5. variabel leverage Debt To Equity memiliki nilai minimum -2,0395, nilai maksimum 5,4900, rata-rata mean 1,402209 dan standar deviasi 1,4147177, Universitas Sumatera Utara 6. variabel jumlah pengungkapan sosial, memiliki nilai minimum 0,0972, nilai maksimum 0,9861, rata-rata mean 0,456793 dan standar deviasi 0,2465931.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hiptesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: Ho : data residua l berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .12868632 Most Extreme Differences Absolute .114 Positive .114 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .762 Asymp. Sig. 2-tailed .606 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS Berdasarkan hasil uji statistik dengan model kolmogorov-smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,606 0,05. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik normal plot data dan grafik histogram. Pada grafik normal p-plot di bawah ini terlihat bahwa data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Sumber: Output SPSS Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Sumber: Output SPSS Gambar 4.2 Grafik Histogram Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho 2005:58, deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LN_Size .546 1.831 Return On Asset .667 1.498 Dewan Komisaris .732 1.366 Kepemilikan Manajemen .726 1.377 Debt To Equity .602 1.661 a. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial Sumber: Output SPSS Dari data pada tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastistas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1 titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0, 2 titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja, 3 penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4 penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara Sumber: Output SPSS Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson D-W. Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .853 a .728 .693 .1366868 1.756 a. Predictors: Constant, Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial Sumber: Output SPSS Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1 angka D-W terletak di bawah -2 berarti ada korelasi positif, 2 angka D-W terletak di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1,756 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Pada Tabel 4.5 di bawah ini, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,853 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pengungkapan sosial variabel dependen dengan Universitas Sumatera Utara profitabilitas Return On Asset, leverage Debt To Equity, dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size variabel independen mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat, yaitu sebesar 85,3. Tingkat hubungan yang sangat kuat ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Tabel 4.6. Tabel 4.5 Model Summary Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .853 a .728 .693 .1366868 a. Predictors: Constant, Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial Sumber: Output SPSS Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,693. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pengungkapan sosial variabel dependen mampu dijelaskan oleh dengan profitabilitas Return On Asset, leverage Debt To Equity, dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size variabel independen sebesar 69,3, sedangkan selebihnya sebesar 30,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,000 – 0,199 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono 2006:183

a. Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen secara simultan mempengaruhi variable dependen. Kriteria uji F yang digunakan adalah: • Jika F hitung F tabel , maka H a diterima • Jika F hitung F tabel, maka H a tidak dapat diterima. Berikut adalah hasil uji simultan: Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.947 5 .389 20.841 .000 a Residual .729 39 .019 Total 2.676 44 a. Predictors: Constant, Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial Sumber: Output SPSS Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa F-hitung sebesar 20,841 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel 20,841 2,456, sedangkan nilai Universitas Sumatera Utara signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas Return On Asset, leverage Debt To Equity, dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size mempengaruhi pengungkapan sosial.

b. Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji parsial uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen dalam model regresi secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variable dependen. Kriteria uji t yang dilakukan adalah: • Jika t hitung t tabel , maka H a diterima, • Jika t hitung t tabel , maka H a tidak dapat diterima. Berikut adalah hasil uji parsial: Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.110 .186 -.594 .556 LN_Size .015 .015 .109 .964 .341 Return On Asset .330 .482 .070 .684 .498 Dewan Komisaris .083 .011 .737 7.549 .000 Kepemilikan Manajemen -.011 .013 -.082 -.841 .406 Debt To Equity .004 .019 .023 .213 .832 a. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial Sumber: Output SPSS Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Pengaruh size perusahaan terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel size perusahaan adalah sebesar 0,964 dan t-tabel untuk df n-2 = 43 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel 0,964 2,017 dan nilai signifikansi sebesar 0,341 lebih besar dari 0,05 artinya H 1 tidak dapat diterima, bahwa size perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95. 2 Pengaruh profitabilitas ROA terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 0,684 dan t- tabel untuk df n-2 = 43 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel 0,684 2,017 dan nilai signifikansi sebesar 0,498 lebih besar dari 0,05 artinya H 2 tidak dapat diterima, bahwa profitabilitas ROA secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95. 3 Pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel dewan komisaris adalah sebesar 7,549 dan t-tabel untuk df n-2 = 43 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel 7,549 2,017 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya H 3 Universitas Sumatera Utara diterima, bahwa dewan komisaris secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95. 4 Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel kepemilikan manajemen adalah sebesar -0,841 dan t-tabel untuk df n- 2 = 43 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel -0,841 2,017 dan nilai signifikansi sebesar 0,406 lebih besar dari 0,05 artinya H 4 tidak dapat diterima, bahwa kepemilikan manajemen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95. 5 Pengaruh leverage Debt To Equity terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel leverage Debt To Equity adalah sebesar 0,213 dan t-tabel untuk df n- 2 = 43 dengan α = 5 diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel 0,213 2,017 dan nilai signifikansi sebesar 0,832 lebih besar dari 0,05 artinya H 5 tidak dapat diterima, bahwa leverage Debt To Equity secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji-t dapat disimpulkan bahwa pengungkapan sosial dipengaruhi oleh variabel size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, dan leverage dengan persamaan matematis sebagai berikut : Y = -0,110 + 0,015X 1 + 0,330X 2 + 0,083X 3 – 0,011X 4 + 0,004X 5 + e 1 koefisien konstanta adalah -0,110, menyatakan bahwa jika X 1 , X 2 , X 3 , X 4 ,dan X 5 adalah 0, maka indeks pengungkapan sosial adalah -0110, 2 koefisien regresi b 1 sebesar 0,015 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali size perusahaan, maka akan menambah indeks pengungkapan sosial sebesar 0,015 dengan asumsi variabel lain tetap, 3 koefisien regresi b 2 sebesar 0,330 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali variabel profitabilitas, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,330 dengan asumsi variabel lain tetap, 4 koefisien regresi b 3 sebesar 0,083 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali ukuran dewan komisaris, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,083 dengan asumsi variabel lain tetap, 5 koefisien regresi b 4 sebesar -0,011 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali kepemilikan manajemen, maka akan mengurangi pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,011 dengan asumsi variabel lain tetap, Universitas Sumatera Utara 6 koefisien regresi b 5 sebesar 0,004 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali variabel leverage, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,004 dengan asumsi variabel lain tetap.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan, variabel size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan sebesar 69,3 Adjusted R Square = 0,693. Sisanya sebesar 30,7 dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Berdasarkan F- tabel dapat dilihat siginifikansinya, dimana secara simultan variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari F-hitung yang lebih besar dari F-tabel 20,841 2,456 dan α = 0,000 α 0,05. Dalam pengujian secara parsial ditemukan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan, sedangkan empat variabel lainnya yaitu size perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan leverage tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini.

1. Size perusahaan

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, size perusahaan yang diproksikan ke dalam total aktiva tidak menunjukkan pengaruh yang Universitas Sumatera Utara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 0,964 t 2,017 dan α = 0,341 α 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosmasita 2007, Sulatini 2007 dan Sitepu 2008 yang tidak menemukan adanya pengaruh signifikan size perusahaan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

2. Profitabilitas

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, profitabilitas yang diproksikan ke dalam ROA tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 0,684 t 2,017 dan α = 0,498 α 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya profitabilitas tidak mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2008 yang menemukan adanya pengaruh signifikan profitabilitas terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

3. Ukuran Dewan komisaris

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, ukuran dewan komisaris menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 7,549 t 2,017 dan α = 0,000 α 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya ukuran dewan komisaris mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Coller dan Gregory 1999 yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Hal ini akan menekan manajemen untuk lebih banyak mengungkapkan informasi sosialnya. Hasil ini juga berhasil mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastini 2007 dan Sitepu 2008 yang menemukan adanya pengaruh signifikan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

4. Kepemilikan Manajemen

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, kepemilikan manajemen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = - 0,841 t 2,017 dan α = 0,406 α 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya kepemilikan manajemen tidak mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmasita 2007 yang menemukan adanya pengaruh signifikan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

5. Leverage

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, leverage yang diproksikan ke dalam DER tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 0,213 t 2,017 dan α = 0,832 α 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya leverage tidak mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rosmasita 2007 dan Sitepu 2008 yang menemukan tidak adanya pengaruh signifikan kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 76 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 63 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 12

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 9