BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan disclosure of financial statement. Isu
pengungkapan laporan keuangan menjadi begitu menarik karena merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas
publik. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. dan salah satu sumber
informasi yang penting bagi investor di samping informasi lain, seperti informasi industri, kondisi perusahaan, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan
lainnya. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan
yang diaudit oleh kantor akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal Na’im dan Rakhman,
2000, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan
perusahaan melakukan ekploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat sosial secara tidak terkendali, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam.
Banyak aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan, mereka menuntut keadilan terhadap kebijakan upah dan
pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan perusahaan. Di lain pihak
Universitas Sumatera Utara
banyak masyarakat yang protes atas pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas ke lingkungan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak
harmonis antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan
aktivitas sosialnya. Sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan untuk mengkonsumsi makanan dapat
terpenuhi. Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi mengenai aktivitas
sosialnya. Sejauh ini perkembangan akuntansi konvensional mainstream accounting telah banyak di kritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan
masyarakat secara luas, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai
Social Responsibility Accounting SRA atau Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial. Tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan
mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat, dan lingkungan. Selama ini produk akuntansi dimaksudkan sebagai
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham, kini paradigma tersebut diperluas menjadi pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders.
Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung
jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka akan memutuskan untuk
mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.
Penelitian mengenai pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Rosmasita 2007 yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage,
ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur selama periode 2004-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan
tarhadap pengungkapan sosial. Penelitian lain dilakukan oleh Sulastini 2007 yang menguji pengaruh size
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile pada perusahaan manufaktur periode 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Sitepu 2009 menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat
leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya ukuran dewan komisaris yang
berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan diatas, terdapat
keanekaragaman hasil-hasil dari penelitian tersebut. Hal ini mendorong peneliti
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan pengujian kembali atas karakteristik perusahaan apakah berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dengan mereplikasi penelitian dari
Sitepu 2009 dan menambahkan variabel kepemilikan manajemen dalam penelitian karena dianggap memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai unit analisis penelitian karena perusahaan manufaktur memiliki kontribusi terbesar dalam
menimbulkan masalah-masalah sosial seperti polusi, keamanan produk dan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sosial social disclosure perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah