dilakukan.mengingatkan pesan, nilai, norma, dan paham partai perlu ditekankan dalam hal ini.
Strategi menamakan keyakinan lebih sesuai untuk diterapkan pada jenis pemilih yang Non-partisan, kepada jenis pemilih ini perlu diyakinkan bahwa
secara problem-soving atau pun idiologis, kontestan bersangkutan lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Strategi komunikasi dan penyajian
informai juga perlu dilakukan untuk menyajikan para pemilih non-partisipan. Kontestan harus menarik mereka keluar dari kebimbangan. Hal ini sulit dilakukan
tanpa adanya proses yang mencoba memberikan informsi dan menyediakan Non- partisipan untuk memberikan suarannya kepada suatu partai politik tertentu. Hal-
hal yang hendak diyakinkan sangat tergantung pada karakteristik pemilih non- partisan ini. Strategi pengenalan dan merebut dapat dilakukan suatu partai
terhadap jenis pemilih yang merupakan pendukung partai lain.pengenalan perlu dilakukan agar perdukung partai lain ini tidak memandang negative.
Bagaimanapun, penciptaan iklim yang harmonis merupakan tanggungjawab bersama.
1.5.4. Komunikasi Politik
Membangun suatu image politik tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi politik. Komunikasi politik yang dimaksud dalam hal ini adalah
semua hal yang dilakukan oleh partai politik untuk mentransper sekaligus menerima mpan balik tentang isu-isu politik yang berdasarkan semua aktivitas
yang dilakukannya terhadap masyarakat. Isu politik ini dilihat dalam perpektif yang sangat luas dan sangat terkait dengan usaha partai politik untuk
Universitas Sumatera Utara
memposisikan dirinya dan membangun identitas dalam rangka memperkuat imege-nya dalam benak mayararakat; isu politik tersebut dapat berupa idiologi
partai, program kerja partai, figure pemimpin partai, latar belakang pendirian partai, visi dan tujuan jangka panjang partai, dan permasalahan yang
diungkapkannya. Komunikasi dalam hal ini diartikan sebagai dyadic yaitu komunikasi dua
arah barry carnt, 1997. Dua arah berarti komunikasi yang tidak hanya dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, tetapi juga dari masyarakat
kepada partai politik. Karena dari kondisi dari masyarakat yang beraneka ragam, tersebar dan terkadang tidak terorganisir, akan sulit membayangkan adanya
sistematisasi komunikasi pesan yang dilakukan masyarakat kepada partai politik
21
21
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal: 256
. Hal ini membuat partai politik sebagai organisasi yang terorganisir harus mengambil inisiatif untuk mentransfer sekaligus merumuskan signal-signal atau
pesan yang disampaikan oleh masyarakat. Seringkali pesan-pesaan tersebut harus melalui analisis dan pemahaman atas data dan fakta yang terbesar dalam banyak
peristiwa. Kekecewaan, kebahagiaan, impian, kesedihan, tangisan, dan penderitaan masyarakat, baik yang sedang terjadi ataupun yang sedang
kemungkinan akan terjadi, harus ditemukan dan dianalisis berdasarkan data dan peristiwa yang tercerai berai. Dalam hal ini, partai politik bertugas merangkum
dan menganalisis pesan-pesan tersembunyi dibalik peristiwa yang terjadi. Harus diketahui bahwa pesan tersembunyi tersebut adalah pesan yang disampaikan oleh
masyarakat kepada elit politik dan harus segera ditanggapi. Tidak semua masyarakat memiliki kapasitas untuk merumuskan apa yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
permasalahan mereka yang sebenarnya. Konsekuensi, seringkali umpan balik yang mereka berikan lebih banyak tersirat dibandingkan tersurat.
1.5.5. Bauran Produk Politik