1.2 Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana konsep-konsep political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut Partai Demokrat dalam pemilihan umum Presiden 2009.
2. Bagaimana strategi pemasaran Dewan Pimpinan Daerah sumut partai
Demokrat dalam pemenangan calon Presiden sehingga dapat memenangkan dalam satu putaran.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana political marketing Dewan Pimpinan Daerah sumut partai Demokrat dalam pemilihan umum presiden 2009
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran partai politik Dewan Pimpinan
Daerah Partai Demokrat Sumut.
1.4 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah dan sebagai penerapan dari berbagai teori yang
penulis dapatkan selama dalam masa perkuliahan. 2.
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Departemen ilmu politik yang nantinnya berminat mengambil studi tentang political marketing.
3. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah bahan refrensi
terhadap political marketing.
Universitas Sumatera Utara
4. Penelitiaan ini dapat memberikan masukan kepada setiap partai politik
yang akan melakukan pemasaran polilitik ditengah kehidupan masyarakat.
1.5 Kerangka Teori
Dasar penelitian yang paling paling besar perannya adalah teori karena dengan dasar inilah peneliti mencoba memberikan penerapan tentang fenomena
sosial dan fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. landasan teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka teori yang logis. Artinnya
mendudukkan masalah penelitian yang telah di rumuskan didalam kerangka teoritis relevan yang mampu menerangkan masalah tersebut. Upaya ini
dimaksudkan agar dapat menjawab dan menerangkan masalah yang telah dirumuskan.
1.5.1 Pemasaran politik political marketing
Dalam kajian ilmu politik , political marketing menurut firmazah merupakan sebagai suatu domain baru tidak terlepas dari polemik yang
menyertainya artinya, Political marketing merupakan penerapan ilmu marketing dalam kehidupan politik. Dalam konteks politik dilihat sebagai seperangkat
metode yang dapat mempasilitasi kontestan individu atau partai politik yakni dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, idiologi partai,
dan juga karakteristikke pemimpinan partai politik pada program kerjanya kepada masyarakat.
9
Pandangan political marketing menurut Adman Nursal yakni: dimana dalam kajian ilmu politik political marketing merupakan serangkaian aktivitas
9
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal.21.
Universitas Sumatera Utara
terencana, strategis namun juga taktis dalam menyebarkan makna politik terhadap masyarakat yang akan memilih bagi Nursal political marketing meliputi unsur-
unsur berupa strategi pemasaran, bauran politik, dan proses pemasaran delivery process.
10
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye, atau lebih mudah dapat diartikan sebagai pendekatan yang
diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari pada saat ini yang dibuat political marketing telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu
politik, tetapi juga memunculkan berbagai ragam pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentuny terdapat beberapa
asumsi-asumsi yang mesti dilihat dapat memahami political marketing, karena konteks dunia politik memang mengandung banyak perdebatan dengan dunia
usaha. Menurut O’Shaughnessy2001, politik berbeda dengan produk retail, sehingga akan berbeda pula muatan yang ada diantara keduanya politik terkait erat
dengan sebah nilai value. Jadi, isu politik bukan sekedar produk yang diperdagangkan, melainkan menyangkut pula keterikatan simbol dan nilai yang
menghubungkan individu-individu. Dalam hal ini politik lebih dilihat sebagai aktivitas sosial untuk menegaskan identitas masyarakat.
Menurut lock dan harris 1996 terdapat beberapa karateristik mendasar yang membedakan political marketing dengan marketing dalam dunia bisnis.
Perbedaan ini berasal dari kenyataan bahwa pada pemilihan umum memang berbeda dengan konteks dunia usaha pada umumnya.
1.5.2 Strategi Pemasaran Marketing Strategy
10
Adman Nursal 2004 Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu:Studi Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR,DPD,PRESIDEN.jakarta;PT,Gramedia pustaka utama.hal.23.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan analisis masalah dan tujun yang telah ditetapkan
11
Segmentasi pasar adalah konsep yang sangat penting dalam aktifitas pemasaran. Tidak saja dalam konteks pasar tetapi juga untuk kegiatan kegiatan
kemasyarakatan atau kegiatan-kegiatan nirlaba lainnya . Dalam konteks
pemilu tujuan dari setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal, tapi perdamaian yang mendasar. Dalam istilah politik’’perdamaian’’ ini berarti
penerangan program—program yang tepat dan reformasi, jika tujuan jangka panjang strategi ini tidak tampak, misi bagi kemenangan akan tampak sebagai
perjuangan bagi kekuasaan dan kekayaan pribadi sebagai sebuah perjuangan untuk mencapai tujuan—tujuan yang telah di tetapkan.
Pemasaran menurut pandangan Philip kotler adalah kegiatan manusia yang di arahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan malalui proses pertukaran.
Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan proses menyusun nilai-nilai inti yang sesuai dengan aspirasi para pemilih dan sumber daya kontestan yang
dipasarkan. Strategi pemasaran dalam domain merupakan perencanaan sebagai langkah—langkah adaptasi terhadap semua gejala yang terjadi untuk
mendapatkan pemahaman apa yang dibutuhkan masyarakat lingkungan politik. Berdasarkan definisi strategi pemasaran dalam domain politik
hubungannya dengan kontestan politik maka dapat ditarik sebuah benang merah yang disebut segmentasi , positioning dan targeting politik.
1.5.2.1 Segmentasi pasar
12
11
Venus.2004.Managemen Kampanye Panduan Teoritis dan Ppraktis Dalam Mengaktifkan Kampanye Komunikasi.bandung;simbiosa rekatama.hal;15
12
Rhenald kasali; Membidik Passar Indonesia Target Positioning,Segmentasi.PT;Gramedia pustaka utama,cetakan ke-4,2000,hal,26
. Tidak terkecuali dalam dunia politik, terlebih pada situasi dan kondisi di mana aktivitas politik berada
Universitas Sumatera Utara
dalam suasana demokratis. Dalam kondisi dan ssituasi seperti ini, hal penting yang wajib di penuhi oleh komunikator politik baca;politicus, profesional politik,
dan semacamnya adalah kemampuan untuk mengemas dan mengkomunikasikan pesan politiknya yang disesuaikan dengan audience Yang tepat. Karena audience
sangat Heterogen, maka kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan kepada karakteristik tertentu, merupakan langkah yang paling strategis dalam rangka
efektifitas dan efesiensi kegiatan komunikasi politik baik dalam asfek budged maupun capaian target pengelompokan audience berdasarkan pada karakteristik
tertentu tersebut, dalam konsep pemasaran, disebut sebagai segmentasi pemasaran. Umumnya segmentasi dapat didasarkan pada beberapa kategori
aspektual yakni: Pertama; Goegrafi. Masyarkat dapat disegmentasi berdasarkan geografi dan kerapatan dencyty populasi. Kedua: Demografi. Masyarakat dapat
dibedakan berdasarkan umur, agama, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial. Masing-masing kategori memiliki karakteristik yang
berbeda tentang isu politik atau dengan yang lain. Sehingga perlu untuk
dikelompokkan berdasarkan kriteria demografi. ketiga; Psikografi. Memberikan
tambahan metode ini segmentasi berdasarkan geografi. Dalam metode ini, segmentasi dilakukan berdasarkan kebiasaan, pola hidup, dan perilaku yang
mungkin terkait dalam isu-isu politik. Keempat; perilaku. Masyarakat dapat
dibedakan dan dikelompokkan berdasarkan proses pengambilan keputusan, identitas ketertarikan dan keterlibatan dengan isu politik, loyalitas dan perhatian
terhadap permasalahan politik. Masing-masing kelompok memiliki perbedaan,
Sehingga perlu untuik diidentifikasi. Kelima; sosial budaya. Pengelompokan
masyarakat dapat dilakukan melalui karakteristik social dan budaya. Klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
seperti suku, agama, etnis, dan ritual spesifik seringkali membedakan intensitas,
kepentingan, dan perilaku terhadap isu-isu politik. Keenam; sebab-akibat. Selain
metode yang bersifat statis,metode ini mengelompokkan mesyarakat berdasarkan perilaku yang muncul dari isu-isu politik. Sebab-akibat ini melandaskan metode
pengelompokkan berdasarkan perspektif pemilihvoters.
13
Positioning pada dasarnya adalah strategi untuk memasuki jendela otak konsumen dalam konjteks politik, konsumen adalah voters. Positioning biasanya
tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama partai politik yang bertarung dalam pemilu tidak banyak, dan persaingan belum menjadi sesuatu
yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bila mana persaingannya sudah sangat sengit
1.5.2.2 Positioning
14
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran calon voters, yakni menempatkan produk partai politik atau kandidat pada pikiran para calon
voters. Dalam ungkapan konsultan strategi pemasaran, positioning adalah bagaimana anda membedakan diri anda sendiri dalam pikiran calon konsumen
anda. Dengan melakukan positioning maka partai politik atau kandidat berusaha untuk menjaga fokus pikiran, orientasi, dan kesadaran voters atau masyarakat
. Seperti sejumlah partai politik yang banyak dan memiliki idiologi serta basis pemilih hampir sama. Seperti PPP, PBR, dan PKB. Yang
saling mengklaim sebagai partainnya wong cilik. dan ingkarnasi dari PNI. Pada situasi dan kondisi seperti tersebut diatas maka kemampuan partai
politik untuk melakukan strategi positioning sangat menentukan keberhasilan partai tersebut dalam persaingan merangkul dan memenangkan pilihan dari voters.
13
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal 193
14
Renald kasali.ibid,hal.49
Universitas Sumatera Utara
untuk tetap mmengingat serta mengarahkan refrensi utama tentang partai politik atau kandidat yang akan mereka pilih. Adolf Hitler menerapkan positioning.
Begitu pula procter dan gamble perusahaan terkemuka dunia-pendalam dunia bisnis, dan pelaku politik lainnya.
15
Positioning sebetulnya adalah kegiatan yang mengelola sisi psikologis manusia. Dalam konteks ini, tema sentral yang direkayasa adalah aspek persepsi.
Proses terjadinya persepsi adalah dengan adanya tiga aktivitas, yaitu; seleksi, organisasi, dan interpretasi. Kegiatan seleksi mencakup proses mulainya
diterimanya suatu sensasi yang dilanjutkan dengan adanya atensi, sedangkan kegiatan organisasi melekat pada proses interpretasi
16
. Sensasi adalah penerimaan stimulus lewat alat indra. Persepsi adalah penafsiran stimulus yang telah ada
didalam otak atau dengan kata lain merupakan pengertian sekarang berdasarkan pengalaman dimasa lalu. Sensasi atau persepsi dapat kita analogikan seperti
sebuah potert pemandangan sebagai sensasi dan lukisan pemandangan sebagai persepsi
17
. Persepsi adalah proses dengan mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka
18
Dalam komunikasi politik, persepsi menjadi kajian sentral karena hakikatnya semua pesan politik adalah produk politik yang lebih diarahkan pada
menciptakan persepsi to create of perception dalam pikiran masyarakat voters. Bebagaimana yang diungkapkan seorang politikus senior’’dalam berpolitik’’kata
15
Al Ries jack trout,Positioning:The Bettle for Young Mind,salemba empat,2002,hal.3
16
Dedy mulyana.Ilmu Komunikasi ;Suatu Pengaantar,remaja roseda karya,edisi ke-4 2002,hal 169
17
M.dimyati mahmud, Psikologi Suatu Pengantar ,jilid.I,BPFE yogyakarta,1990,hal,41
18
Stephen P.Robbins,Perilaku Organisasi jilid I, bahasa Indonesia,PT.prenhallindo,1996,hal:124
Universitas Sumatera Utara
john Lindsay,’’persepsi adalah realitas’’.
19
Targeting atau menetapkan sasaran adalah satu atau beberapa segmen yang akan dibidik untuk mencapai sasaran obyektif segmentasi dasar
Salah satu konsultan strategi pemasaran terkenal selalu menekankan sebuah pelajaran yang berbunyi:’’jangan
melawan persepsi dengan kenyataan. Persepsi saling menang’’.
1.5.2.3 Targeting politik
Targeting politik atau merupakan target audiens adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target audiens kelayakaan
sasaran, yaitu; satu atau beberapa segmen masyarakat yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan kampanye. Memang sebenarnya targeting adalah persoalan
bagimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau masyarakat yang akan tetapkan sebagai kalayak sasaran kegiatan pemasaran politik baca kampanye.
20
19
Al Ries jack trout,Positioning:The Bettle for Young Mind,salemba empat,2002,hal 13
20
Diolah dari Rheihal kasali.ibid.hal,372-373
. Setidaknya ada tujuh pertanyaan yang harus disikapi dalam hal targeting,yaitu;
1.Apakah masyarakat voters telah berubah dalam beberapa waktu terakhir
2.Apakah target audience yang sesunggguhnya sudah sesuai dengan yang direncanakan ?mengapa berbeda?
3.Apa landasan alasan memilih target audience segmen
tersebut?mengapa bukan target audience segmen yang lain? 4.Apa yang membedakan target audience segmen tersebut dengan target
audience segmen yang lain?proses apa yang digunakan untuk menentukan target audience segmen ini?
Universitas Sumatera Utara
5.Dapatkah membuktikan bahwa target audience segmen tersebut potensial dan menguntungkan?berapa lama membutuhkan waktu untuk
menggerakkan target audience segmen ini untuk memberi respon?apakah lingkungan politik tidk berubah ketika saatnya memetik
hasil? 6.Apakah yang akan dilakukan ketika target audience segmen tidak
merespons?mengapa mereka tidak merespons? 7. Apakah ada target audience segmen Lain yang lebih menguntungkan?
Pertanyaa-pertanyaan ini sudah harus disiapkan jawaban sebelum mengeksekusi kegiatan pemasaran politik kampaye. Banyak komunikatar yang
gagal karenamereka tidak menyiapkan langkah-langkah yang pas untuk membidik target audience atau segmen yng sangat potensial dan menguntungkan.
1.5.3 Strategi politik Politic Strategy
Pendekatan dan komunikasi politik perlu dilakukan oleh para kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk
mengidentifikasi besaran size pendukungnya: masa mengembang dan pendukung konstanta lainnya. identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis
kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh pada pencoblosan, juga untuk mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing
kelompok pemilu. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan
persaingan politik.sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihannya juga tergantung pada karakteistik masyarakat bersangkutan. Disatu sisi, terdapat
kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalam
Universitas Sumatera Utara
menimbang kontestan. Kemampuan kontestan dalam memecahkan persoalan masyarakat menjadi titik perhatian kelompok masyarakat ini dipihak lain,
kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak
begitu memedulikan program kerja apa yang ditawarkan partai politik bersangkutan. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi pemilih, sudah
cukup alasan baginnya untuk memilih kontestan ini. Bauran antara karakteristik alasan yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan segmen-segmen pemilih
dapat dilihat dalam tabel.3.1 Table 3.1
Jenis pemilih dan alasan memilih Problem-soffing
idiologi Pembagian pemilih
Kontituen Non-partisan
Pendukung lain Penguatan dan
proteksi secara rasional.
Penguatan dan proteksi secara
idiologis Penyakinan
secara rasional Penyakinan
secara idiologis Pengenalan dan
merebut secara rasional
Pengenalan dan merebut secara
idiologis.
Sumber: firmanzah 2007. Hal. 125 Kontituen,
Non-partisan dan pendukung pesaing membutuhkan pendekatan yang berbeda satu dengan yang lain. Kontituen adalah kelompok
masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suatu partai politik kelompok masyarakat ini yang merupakan basis pendukung kontestan. Kontituen
memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih yang lain. Sementara Non-partisan adalah masa mengembang yang masih belum
memutuskan partai politik apa yang mereka dukung Non-partisan tidak mengikatkan diri dengaan satu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini
Universitas Sumatera Utara
akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malahan tidak memilih siapapun karena mereka tidak melihat satupun dari pilihan
kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau kontituen partai politik lain.suatu partai politik atau kontestan
individu juga perlu mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karena kontestan pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang
aman semasa priode kampanye memberikan informasi kepada pendukung partai lain berkontribusi untuk mendirikan suasana persaingan. Selain itu, pesan positif
perlu dimunculkan kepada pendukung lain.sangat dimungkin pendukung lain akan memberikan suarannya kepada suatu partai politik apabila terdapat konsesi dan
aliansi strategis di antara dua partai politik. Strategi penguatan sangat dibutuhkan dalam hubungan antara partai politik
dengan kontituen mereka. Hal ini dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang bersifat rasional maupun emosional tetap terjaga sangat diharapakan ikatan politik
antara partai politik dengan kontituen justru jadi sangat tinggi. Strategi penguatan ini dilakukan juga agar ikatan diantara mereka tidak melemah dan untuk
menghindari masuknya pengaruh pesaing yang bisa menarik perhatian kontituen mereka. Pendekatan yang dipergunakan tentu saja berbeda tergantung pada
apakah konstituen lebih mengedepankan aspek raional atau idiologis. Partai politik perlu mengguankan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka
berhadap dengan konstituen yang lebih mengedepankan problem-soving.ketika pratai politik harus berhubungan dengan kostituen yang lebih melndaskan alasan
memilihn pada aspek-aspek Non-rasional,
penguatan idiologi perlu
Universitas Sumatera Utara
dilakukan.mengingatkan pesan, nilai, norma, dan paham partai perlu ditekankan dalam hal ini.
Strategi menamakan keyakinan lebih sesuai untuk diterapkan pada jenis pemilih yang Non-partisan, kepada jenis pemilih ini perlu diyakinkan bahwa
secara problem-soving atau pun idiologis, kontestan bersangkutan lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Strategi komunikasi dan penyajian
informai juga perlu dilakukan untuk menyajikan para pemilih non-partisipan. Kontestan harus menarik mereka keluar dari kebimbangan. Hal ini sulit dilakukan
tanpa adanya proses yang mencoba memberikan informsi dan menyediakan Non- partisipan untuk memberikan suarannya kepada suatu partai politik tertentu. Hal-
hal yang hendak diyakinkan sangat tergantung pada karakteristik pemilih non- partisan ini. Strategi pengenalan dan merebut dapat dilakukan suatu partai
terhadap jenis pemilih yang merupakan pendukung partai lain.pengenalan perlu dilakukan agar perdukung partai lain ini tidak memandang negative.
Bagaimanapun, penciptaan iklim yang harmonis merupakan tanggungjawab bersama.
1.5.4. Komunikasi Politik
Membangun suatu image politik tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi politik. Komunikasi politik yang dimaksud dalam hal ini adalah
semua hal yang dilakukan oleh partai politik untuk mentransper sekaligus menerima mpan balik tentang isu-isu politik yang berdasarkan semua aktivitas
yang dilakukannya terhadap masyarakat. Isu politik ini dilihat dalam perpektif yang sangat luas dan sangat terkait dengan usaha partai politik untuk
Universitas Sumatera Utara
memposisikan dirinya dan membangun identitas dalam rangka memperkuat imege-nya dalam benak mayararakat; isu politik tersebut dapat berupa idiologi
partai, program kerja partai, figure pemimpin partai, latar belakang pendirian partai, visi dan tujuan jangka panjang partai, dan permasalahan yang
diungkapkannya. Komunikasi dalam hal ini diartikan sebagai dyadic yaitu komunikasi dua
arah barry carnt, 1997. Dua arah berarti komunikasi yang tidak hanya dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, tetapi juga dari masyarakat
kepada partai politik. Karena dari kondisi dari masyarakat yang beraneka ragam, tersebar dan terkadang tidak terorganisir, akan sulit membayangkan adanya
sistematisasi komunikasi pesan yang dilakukan masyarakat kepada partai politik
21
21
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal: 256
. Hal ini membuat partai politik sebagai organisasi yang terorganisir harus mengambil inisiatif untuk mentransfer sekaligus merumuskan signal-signal atau
pesan yang disampaikan oleh masyarakat. Seringkali pesan-pesaan tersebut harus melalui analisis dan pemahaman atas data dan fakta yang terbesar dalam banyak
peristiwa. Kekecewaan, kebahagiaan, impian, kesedihan, tangisan, dan penderitaan masyarakat, baik yang sedang terjadi ataupun yang sedang
kemungkinan akan terjadi, harus ditemukan dan dianalisis berdasarkan data dan peristiwa yang tercerai berai. Dalam hal ini, partai politik bertugas merangkum
dan menganalisis pesan-pesan tersembunyi dibalik peristiwa yang terjadi. Harus diketahui bahwa pesan tersembunyi tersebut adalah pesan yang disampaikan oleh
masyarakat kepada elit politik dan harus segera ditanggapi. Tidak semua masyarakat memiliki kapasitas untuk merumuskan apa yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
permasalahan mereka yang sebenarnya. Konsekuensi, seringkali umpan balik yang mereka berikan lebih banyak tersirat dibandingkan tersurat.
1.5.5. Bauran Produk Politik
David Kurtz dalam bukunya service marketing mengungkapkan bahwa bauran politik merupakan kombinasi’’jasa’’yang ditawarkan kepada kelompok
sasaran
22
. Jasa dalam political marketing diartikan sebagai kebutuhan produk politik yang diperlukan oleh lingkungan masyarakat. Kebutuhan produk politik
tersebut dapat berupa gagasan politik, kebijakan partai, atau personal kandidat figure politik untuk membentuk serangkaian makna politisi tertentu didalam
pikiran pemilih. Produk product yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks. Dimana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah
partai atau seseorang kandidat niffenegger,1989 arti penting sebuah produk politik tidak hanya ditentukan oleh karakteristik produk itu sendiri. Pemahaman
pemilih juga memainkan peranan penting dalam memaknai dan menginterpretasikan sebuah produk politikdormedy scullion,2001 niffenegger
1989 membagi produk politik dalam tiga kategori:
23
1. party platform Platform partai
2. passt record catatan tentang hal-hal yang dilakukn dimasa lampau
3. personal characteristic ciri pribadi
Dalam domain political marketing tentang bauran politik, adalah sebuah institusi partai yang berisikan identitas idiologi, konsep, dan program kerja sebuah
institusi politik. Sedangkan partai politik menurut carl j.friedrich adalah
24
22
httpwww.tarmizi.word press.com2009
23
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal 205
24
Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Imu Politik, penerbit PT,Gramedia pustaka utama,2008 ,hal,404
:
Universitas Sumatera Utara
sekelompok menusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut dan mempertahankan penguasaan pemerintahan bagi pemimpin partainnya dan
berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil dan materil. Sementara partai politik menurut Sigmund
Neumann dalam buku karyanya, modern political parties mengemukan defenisi sebagai berikut
25
Dalam pendekatan ini partai poitik berusaha mendapatkan dukungan malalui stimulasi yang diberikan kepada pemilih. Masyarakat perlu mendapatkan
dorongan dan energi untuk pergi kebilik suara dan mencoblos suat kontestan. Disamping itu partai politik perlu menyediakan sejumlah alasan yang rasional
maupun emosional kepada para pemilih untuk bisa memotivasi mereka agar tergerak dan bersedia mendukung suatu kontestan.tanpa alasan-alasan ini, pemilih
: partai politik adalah: Organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha
untuk menguasai kekuasaan pemerintahan secara merebut dukungan rakyat melalui persingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lainnya yang
mempunyai pandangan berbeda.
1.5.6. Proses strategi pendekatan pasar
Nursal 2004 mengategorikan tiga pendekatan yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk mencari dan mengembangkan pendukung selama proses
kampanye politik:
1.5.6.1 Push marketing
Menurut Nursal push-marketing adalah bagaimana penyampaian produk politik langsung kepada para pemilih.
25
ibit
Universitas Sumatera Utara
akan merasa ogah-ogahan karena mereka tidak punya cukup alasan untuk menyuarakan aspirasi mereka.namun pada dasarnya push marketing adalah usaha
agar produk politik dapat menyentuh para pemilih secara langsung dengan cara yang lebih personal
26
Strategi seperti ini menitikberatkan pada pembentukan image politik yang positif. Roboniwitz dan machdonald 1989 menganjurkan bahwa supaya simbol
dan image politik dapat memiliki dampak yang signifikan, kedua hal tersebut harus mampu membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung memilih partai atau
kontestan yang memiliki arah yang sama dengan apa yang mereka rasakan. Pendekatan political marketing menurut nursal 2004 diawali dengan positioning,
kemudian dari situ dikembangkan.
1.5.6.2 Pass—marketing
Menurut Nursal pass-marketing adalah bagaimana penyampaian produk politik dengan memanfaatkan media massa. Strategi ini menggunakan individu-
individu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi opini pemilih. Sukses atau tidak penggalangan massa akan sangat ditentukan oleh pemilihan para influencer
ini. Semakin tepat influencer yang terpilih, efek yang diraih pun akan menjadi semakin besar dalam mempengaruhi pendapat, keyakinan dan pikiran public.
1.5.6.3 Pull-marketing
27
26
Adman Nursal.op.cit.hal.242-254
27
Firmanzah 2007.Marketing Politik .jakarta:yayasan obor Indonesia.hal.219.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan dan memahami dengan
cermat fenomena yang akan dilakukan dalam masyarakat. Menurut Hadari Nawawi,
28
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang dapat berupa, manusia, hewan, udara, tumbuhan, peristiwa, gejala, nilai, sehingga subyek-
metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Pendekatan yang dilakukan oleh penulis dalam penyelesaian skripsi ini
adalah pendekatan kualitatif. Dimana dengan pendekatan kualitatif ini akan dapat menghasilkan data yang tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati
dilapangan.hal ini peneliti dalam memperoleh data maka harus terjun kelapangan. Agar peneliti dapat melihat dan mengamati fenomena yang ada dalam partai
politik yakni political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat terhadap kemenangan pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian didaerah jln. Multatuli Blok FF NO.39-40 DPD Sumut partai Demokrat.
1.6.3. Populasi dan Sampel
28
Nawawi,Hadari, Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1987, hal.63
Universitas Sumatera Utara
subyek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Oleh sebab itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini antara lain yakni: Kantor partai politik Demokrat.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang di ambil dari populasi yang menggunakan cara tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah DPD Sumut partai Demokrat jln. Multatuli Blok FF NO.39-40 Medan.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis mlakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode wawancara Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan di kantor tempat
peneliti menggali sumber sumber data. Pertanyaan berisi tentang biografi, visi misi partai, pengalaman partai dalam pemenangan suara, dan mekanisme political
marketing partai dalam pemilihan umum presiden 2009 di Sumut. 2. Metode kepustakaan
Berdasarkan jawaban informan dan pengamatan yang dilakukan, peneliti kemudian mengumpulkan metode pustaka sebagai kegiatan pengumpulan data
dan informasi dari berbagai macam pustka yang relevan dengan fenomena sosial yang akan dicermati peneliti.dengan mencari sumber data dan informasi melalui
buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.Metode pengambilan data
Peneliti menggunakan metode pengambilan data guna untuk mengetahui gejala-gejala dan mempermudah dalam penelitian yang akan diteliti dilokasi
penelitian. Yakni bagaimana political marketing Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat dalam pemilihaan umum presiden dan wakil presiden pada
Universitas Sumatera Utara
pemilu 2009. Hasil pengambilan data yang dilobi dilokasi penelitian dan selajutnya di analisis oleh peneliti sehingga dapat menjawab masalah penelitian.
1.6.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun, dianalisa dan disajikan untuk memperoleh gambaran sistematis tentang kondisi dan situasi yang ada.
Data-data tersebut diolah dan dieksplorasi secara mendalam yang selanjutnya akan menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I :PENDAHULUAN
Pada Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
:DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Pada Bab ini akan diuraikan gambaran umum dari lokasi
penelitian. Dimana peneliti akan memaparkan lokasi penelitian antara lain peneliti mengambil lokasi kantor
Dewan Pimpinan Daerah Sumut partai Demokrat. BAB III
: PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN DATA Pada Bab ini data dan informasi disajikan dan dianalisis
secara sistematis berdasarkan penelitian yang dilakukan. BAB IV
:KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM PARTAI DEMOKRAT PD
II.I. Sejarah Pembentukan dan Berdirinya Partai Demokrat
29
Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo Bambang
Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public yang
menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono selanjutnya disebut Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa orang terpanggil
nuraninya untuk memikirkan bagaimana sosok Susilo Bambang Yudhoyono bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan bukan direncanakan untuk menjadi Wakil
Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara Vence Rumangkang menyatakan
dukungannya untuk mengusung Susilo Bambang Yudhoyono ke kursi Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah
mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang diinginkan Susilo Bambang Yudhoyono dilakukan oleh Tim
Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi
tentang perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden, antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul
17.00 diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono
29
www.Demokrat.or.id
Universitas Sumatera Utara