Strategi politik Politic Strategy

5.Dapatkah membuktikan bahwa target audience segmen tersebut potensial dan menguntungkan?berapa lama membutuhkan waktu untuk menggerakkan target audience segmen ini untuk memberi respon?apakah lingkungan politik tidk berubah ketika saatnya memetik hasil? 6.Apakah yang akan dilakukan ketika target audience segmen tidak merespons?mengapa mereka tidak merespons? 7. Apakah ada target audience segmen Lain yang lebih menguntungkan? Pertanyaa-pertanyaan ini sudah harus disiapkan jawaban sebelum mengeksekusi kegiatan pemasaran politik kampaye. Banyak komunikatar yang gagal karenamereka tidak menyiapkan langkah-langkah yang pas untuk membidik target audience atau segmen yng sangat potensial dan menguntungkan.

1.5.3 Strategi politik Politic Strategy

Pendekatan dan komunikasi politik perlu dilakukan oleh para kontestan untuk dapat memenangkan pemilu. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi besaran size pendukungnya: masa mengembang dan pendukung konstanta lainnya. identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh pada pencoblosan, juga untuk mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilu. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan karena pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik.sementara itu, cara masyarakat menentukan pilihannya juga tergantung pada karakteistik masyarakat bersangkutan. Disatu sisi, terdapat kelompok masyarakat yang lebih menggunakan logika dan rasionalitas dalam Universitas Sumatera Utara menimbang kontestan. Kemampuan kontestan dalam memecahkan persoalan masyarakat menjadi titik perhatian kelompok masyarakat ini dipihak lain, kedekatan idiologis juga menjadi kekuatan untuk menarik pemilih kedalam bilik suara dan mencoblos kontestan yang beridiologi sama. Pemilih jenis ini tidak begitu memedulikan program kerja apa yang ditawarkan partai politik bersangkutan. Asal idiologi partai tersebut sama dengan idiologi pemilih, sudah cukup alasan baginnya untuk memilih kontestan ini. Bauran antara karakteristik alasan yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan segmen-segmen pemilih dapat dilihat dalam tabel.3.1 Table 3.1 Jenis pemilih dan alasan memilih Problem-soffing idiologi Pembagian pemilih Kontituen Non-partisan Pendukung lain Penguatan dan proteksi secara rasional. Penguatan dan proteksi secara idiologis Penyakinan secara rasional Penyakinan secara idiologis Pengenalan dan merebut secara rasional Pengenalan dan merebut secara idiologis. Sumber: firmanzah 2007. Hal. 125 Kontituen, Non-partisan dan pendukung pesaing membutuhkan pendekatan yang berbeda satu dengan yang lain. Kontituen adalah kelompok masyarakat yang diwakili dan memiliki kedekatan dengan suatu partai politik kelompok masyarakat ini yang merupakan basis pendukung kontestan. Kontituen memiliki loyalitas yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis pemilih yang lain. Sementara Non-partisan adalah masa mengembang yang masih belum memutuskan partai politik apa yang mereka dukung Non-partisan tidak mengikatkan diri dengaan satu partai politik apapun. Biasanya jenis pemilih ini Universitas Sumatera Utara akan menjatuhkan pilihannya diakhir periode kampanye. Atau, mereka malahan tidak memilih siapapun karena mereka tidak melihat satupun dari pilihan kontestan yang sesuai dengan harapan mereka. Jenis pemilih terakhir adalah pendukung atau kontituen partai politik lain.suatu partai politik atau kontestan individu juga perlu mengembangkan hubungan dengan pendukung partai lain. Hal ini dilakukan karena kontestan pemilu perlu menjaga stabilitas dan situasi yang aman semasa priode kampanye memberikan informasi kepada pendukung partai lain berkontribusi untuk mendirikan suasana persaingan. Selain itu, pesan positif perlu dimunculkan kepada pendukung lain.sangat dimungkin pendukung lain akan memberikan suarannya kepada suatu partai politik apabila terdapat konsesi dan aliansi strategis di antara dua partai politik. Strategi penguatan sangat dibutuhkan dalam hubungan antara partai politik dengan kontituen mereka. Hal ini dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang bersifat rasional maupun emosional tetap terjaga sangat diharapakan ikatan politik antara partai politik dengan kontituen justru jadi sangat tinggi. Strategi penguatan ini dilakukan juga agar ikatan diantara mereka tidak melemah dan untuk menghindari masuknya pengaruh pesaing yang bisa menarik perhatian kontituen mereka. Pendekatan yang dipergunakan tentu saja berbeda tergantung pada apakah konstituen lebih mengedepankan aspek raional atau idiologis. Partai politik perlu mengguankan penguatan yang bersifat rasional ketika mereka berhadap dengan konstituen yang lebih mengedepankan problem-soving.ketika pratai politik harus berhubungan dengan kostituen yang lebih melndaskan alasan memilihn pada aspek-aspek Non-rasional, penguatan idiologi perlu Universitas Sumatera Utara dilakukan.mengingatkan pesan, nilai, norma, dan paham partai perlu ditekankan dalam hal ini. Strategi menamakan keyakinan lebih sesuai untuk diterapkan pada jenis pemilih yang Non-partisan, kepada jenis pemilih ini perlu diyakinkan bahwa secara problem-soving atau pun idiologis, kontestan bersangkutan lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Strategi komunikasi dan penyajian informai juga perlu dilakukan untuk menyajikan para pemilih non-partisipan. Kontestan harus menarik mereka keluar dari kebimbangan. Hal ini sulit dilakukan tanpa adanya proses yang mencoba memberikan informsi dan menyediakan Non- partisipan untuk memberikan suarannya kepada suatu partai politik tertentu. Hal- hal yang hendak diyakinkan sangat tergantung pada karakteristik pemilih non- partisan ini. Strategi pengenalan dan merebut dapat dilakukan suatu partai terhadap jenis pemilih yang merupakan pendukung partai lain.pengenalan perlu dilakukan agar perdukung partai lain ini tidak memandang negative. Bagaimanapun, penciptaan iklim yang harmonis merupakan tanggungjawab bersama.

1.5.4. Komunikasi Politik