1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padatnya penduduk pada suatu wilayah disebabkan oleh banyaknya migrasi masuk pada wilayah tersebut. Hal ini merupakan fakta yang harus dihadapi
sebagian kota-kota besar. Banyaknya impian di kota-kota besar menyebabkan orang-orang dari wilayah lain berdatangan. Orang-orang tersebut memiliki
harapan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak BPS DKI Jakarta, 2005.
Kota DKI Jakarta merupakan salah satu tujuan para pencari kerja, sehingga menyebabkan penduduk di Kota DKI Jakarta semakin padat. hal ini dapat dilihat
pada sensus penduduk yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Dapat dilihat dari data sensus penduduk pada tahun 2005 mencapai angka 8.860.381 jiwa.
Peningkatan dua kali lipat dari sensus penduduk tahun 1971 yaitu 4.281.078 jiwa. Ini merupakan peningkatan yang amat signifikan, karena jika dibandingkan
dengan propinsi lain di Indonesia, dengan luas wilayah Jakarta yang hanya berkisar 34.597 km
2
memiliki jumlah penduduk sebesar 8.860.381 jiwa, sehingga dapat diambil kesimpulan kepadatan penduduk per km
2
yaitu sebesar 13.344
jiwakm
2
. Hal ini menyebabkan kota Jakarta menjadi kota yang sangat padat penduduk Djenen, 2006.
Jakarta sebagai kota pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata, dan budaya, menjadikan kota ini menjadi faktor penentu untuk melakukan migrasi
desa ke kota.
Fenomena urbanisasi membuktikan bahwa daerah dianggap belum mampu menjamin kehidupan mereka. Metropolitan memberikan tawaran lebih baik dari
yang telah dilakukan pemerintah. Pada akhirnya membuka lapangan kerja dan memberikan penghasilan yang lebih baik.
Operasi Yustisi Kependudukan rutin digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tiap tahun setelah Lebaran. Hal ini berkaitan dengan adanya arus balik penduduk
yang seringkali membawa serta sanak saudara dari daerah lain tanpa memiliki keterampilan kerja yang cukup diterima di sektor formal dan informal sehingga
mengakibatkan pengangguran di jakarta. sehingga sebagai sebuah langkah penertiban terhadap hal tersebut, maka kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta adalah Operasi Yustisi Kependudukan OYK. Tujuan dilakukan operasi yustisi kependudukan ini adalah memberikan efek jera kepada
para penduduk yang tidak tertib administrasi kependudukan. Berdasarkan Peraturan Daerah No 4 Tahun 2004 tentang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil. Operasi ini bukan hanya menjaring pendatang baru yang tidak memenuhi ketentuan, seperti tak punya surat pindah, tidak punya tempat tinggal yang tetap
selama di Jakarta, tidak ada penjamin, dan tidak jelas pekerjaannya. Akan tetapi juga menjaring mereka yang punya KTP tapi sudah kadaluarsa, tidak sesuai
domisili, ini juga kita tertibkan, ujar Khamid Kepala Dinas Dukcapil, Khamid Abdul Kadir
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 4 Tahun 2004 Bab VII Ketentuan Pidana Pasal 51 untuk setiap orang yang terjaring operasi ini dan
terbukti melanggar peraturan daerah akan dikenakan sanksi tiga bulan kurungan penjara atau denda Rp 5 juta. Banyak dilaporkan oleh media hasil daripada
operasi ini, namun sangat disayangkan sedikit sekali pemerintah DKI sendiri memberikan informasi ini kepada publik sehingga hanya sebagai berita yang
mengisi kegiatan hiruk pikuknya di ibukota tercinta ini. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu,
faktor demografi, terdiri atas kelahiran, kematian, imgrasi dan emigrasi dan faktor nondemografi, yaitu kesehatan dan pendidikan. Pendekatan geospasial yaitu
dengan data dan informasi yang bereferensi bumi dipandang sebagai salah satu langkah efektif dalam meningkatkan efektifitas sistem kependudukan di kota
Jakarta Tim Geografi, 2002. Penggunaan komputer di dalam aplikasi-aplikasi geometrik memungkinkan
masalah-masalah di atas dapat diatasi oleh sistem informasi spasial yang berbasis teknologi dijital. Masalah-masalah pembuatan data spasial, update, pemanggilan
dan analisa juga dapat ditangani dengan mudah dengan teknologi yang sama Prahasta, 2005.
Sistem Informasi Geografis SIG merupakan salah satu ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu pesat akhir-akhir ini. Ide
penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, Perkembangan media internet yang semakin pesat memungkinkan penyedia jasa informasi spasial dapat
menggunakan media ini untuk penyebarluasan informasi data spasial. Dengan menggunakan media internet website pengguna dapat langsung mencari dan
melihat informasi data spasial yang dibutuhkan tanpa harus mendatangi tempat penyedia jasa tersebut. Pengguna dapat melakukan pencarian data spasial
berdasarkan informasi metadata yaitu informasi mengenai data tersebut yang meliputi akurasi, sejarah data, kelengkapan data, kualitas data dan lain
sebagainya. Dengan informasi tersebut pengguna dapat langsung menentukan apakah data tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang diinginkan.
Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini, peneliti mencoba membangun
sebuah aplikasi Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Operasi Yustisi Kependudukan OYK Wilayah DKI Jakarta
sebagai penunjang indikator pemerintah Jakarta dalam mengendalikan tingkat Kepatuhan Administrasi di
Jakarta.
1.2 Identifikasi Masalah