Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

4 bagaimana sebenarnya pengaruh puasa bagi kesehatan mental anak. Padahal kesehatan mental penting untuk kehidupannya terutama terhadap kejiwaan anak.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perbedaan persepsi maka perlu mengarahkan pembatasan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut: a. Puasa yang dimaksud adalah puasa sunnah puasa Senin dan Kamis. b. Pengaruh puasa yang dimaksud adalah pengaruh terhadap kesehatan mental, yakni terhindarnya siswa dari gejala gangguan jiwa seperti mudah emosi, merasa tidak tenang, ketakutan, kecemasan, dan rasa tidak nyaman. c. Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VIII MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat tahun 2010-2011.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis perlu menetapkan perumusan masalah. Perumusan masalahnya ialah: a. Apakah ada pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ? b. Sejauh mana pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa. 2. Untuk mengetahui sejauh mana nilai kontribusi pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan pentingnya pengaruh puasa bagi kesehatan mental. 5 2. Menambah tingkat pemahaman terhadap ibadah yang dapat menyehatkan mental. 3. Memotivasi diri untuk dapat mengimplementasikan ibadah-ibadah seperti puasa serta dapat mengembangkan budaya berpuasa dalam kehidupan sehari- hari. 4. Untuk menambah khazanah keilmuan terutama dalam dunia pendidikan. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. HAKIKAT PUASA

1. Definisi Puasa

Menurut bahasa syiam , puasa berarti “ menahan dari sesuatu” 4 . Menurut syara’ ialah : “menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti makan, minum dan bersenggama dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah SWT semata-mata, dengan disertai niat syarat-syarat tertentu. 5 Adapun puasa dalam istilah fiqih adalah : يصلا ةين عم سْمشلا ْوٌرغ ىلا رْجفلْا عْوٌط نم ع مجلاو رشلاو لْك ْلا كْرتوٌه يصلا ىل عت ه Artinya : Puasa ialah meninggalkan ma kan, minum, dan jima’ mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah swt. 6 Sedangkan menurut Imam Barakat Abdullah Ba‟lawiy Al-Hadad 7 menyebutkan bahwa puasa itu memiliki ruh jiwa dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dengan istri mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan suatu niat ibadah. Sedangkan jiwaruh dari puasa ini adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, dan sebaliknya melakukan amala-amalan fardhu wajib. Dengan demikian, orang berpuasa dari makan, minum dan bersetubuh di siang hari tetapi tidak menahan diri dari perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, baik perkataan maupun perbuatan, maka ia hanya akan mendapat rasa haus dan lapar semata. Ketentuan yang mewajibkan puasa ialah firman Allah swt. 4 El-Bahayi el-Choli, Al syiam, Cairo : Qadadar Street , Seri II, hal. 20 5 M.Baghir al-Habsyi, Fiqih Praktis, Bandung: Mizan, 1999, Cet ke-I, hal. 341 6 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 342 7 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 343