Korelasi antara pemahaman terhadap al-Quran dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits di MTS al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan

(1)

DALAM BIDANG STUDI AL-

QUR’AN HADITS DI MTS.

AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NUR ASIAH

104011000068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

DALAM BIDANG STUDI AL-

QUR’AN HADITS DI MTS.

AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Nur Asiah NIM. 104011000068

Dibawah Bimbingan:

Drs. H. Ghufron Ihsan, MA NIP. 150 202 340

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

Nama : Nur Asiah

NIM : 104011000068

Jurusan/Semester : Pendidikan Agama Islam/11 (Sebelas)

Alamat : Jl. Kebagusan Wates Rt/Rw 003/04 No. 38 Jakarta Selatan 12520

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi dengan judul “Korelasi antara Pemahaman Terhadap Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Di Mts. Al-Khairiyah Kelas VII Mampang Jakarta Selatan”.

adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen: 1. Drs. H. Ghufron Ihsan, MA

NIP. 150202340

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekuensi secara akademis apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.

Jakarta, Maret 2010

(Nur Asiah)


(4)

iv

“Korelasi antara Pemahaman terhadap Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di MTS.Al-Khairiyah Kelas VII Mampang Jak-Sel.”

Pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an diharapkan mampu menjadi pendorong bagi tingginya tingkat prestasi siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits. Akan tetapi pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an nampaknya masih kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan kontribusi yang cukup memuaskan terhadap prestasi belajar siswa kelas VII pada bidang studi Al-Qur’an Hadits di Mts.Al-Khairiyah. Hal ini dikarenakan kurangnya kontrol dari beberapa pihak, seperti pihak guru/sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran bidang studi Al-Qur’an Hadits hendaknya guru/pengajar menggunakan media yang menarik agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, selain itu perlu adanya rutinitas pengulangan pelajaran setelah pelajaran itu diajarkan, dan peran orang tua ialah terus memotivasi anak-anaknya agar belajar dengan lebih baik lagi, dan yang terpenting adalah peran siswa itu sendiri, harus memiliki keinginan yang tinggi untuk dapat memahami al-Qur’an agar mendapatkan prestasi yang baik dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an, sejauh mana siswa memahami Al-Qur’an, cara-cara siswa belajar dan guru mengajar sehingga dapat diketahui kontribusinya terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur’an Hadits.

Pemikiran ini bertitik tolak dari pemikiran, apabila siswa paham terhadap Al-Qur’an secara baik, maka prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur’an Hadits akan lebih optimal, tapi apabila Al-Qur’an belum dipahami secara baik tentu prestasi belajar dalam bidang studi AlQur’an Hadist menjadi rendah. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrumen penelitian. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode deskriptif, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu teknik observasi, wawancara, penyebaran angket, studi dokumentasi. Teknik triangulasi penulis gunakan agar dapat memeriksa kembali hasil data temuan dengan sumber data yang lain, baik dari segi metode penelitian atau dari teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa. Hasil penelitian ini penulis susun dalam bentuk laporan skripsi.


(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad ke 21 atau yang sering disebut era globalisasi telah berada di hadapan kita yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menghadapi abad ke 21 dan era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang memegang nilai-nilai Qur’ani.

Namun untuk mewujudkan generasi Qur’ani yang di maksud bukan pekerjaan yang mudah. Generasi qur’ani harus diusahakan secara teratur dan berkelanjutan baik melalui pendidikan informal seperti dalam keluarga, pendidikan formal dan melalui pendidikan non formal (masyarakat). Generasi Qur’ani tidak lahir dengan sendirinya tapi di mulai dari pembiasaan dan pendidikan dalam keluarga, misalnya menanamkan pendidikan agama yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Sementara melalui lembaga pendidikan formal dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai Qur’ani kepada anak didik sehingga tercermin dari pola fikir, tingkah laku, dan kepribadian dalam bermasyarakat.1

Al-Qur’an sesungguhnya untuk kehidupan yang setiap saat harus kita buka dan baca untuk mendapatkan arti dan makna tentang kehidupan, karena

1

Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Keshalehan Hakiki/Abd. Halim (Ed.), (Jakarta: Ciputat pers, 2002) cet-1, h. 319-323


(6)

al-Qur’an merupakan “hudan linnas” , kamus petunjuk kehidupan manusia sesuai dengan Q.S Al-Baqarah: 185





















“Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan

mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”2

Al-Qur’an adalah sumber kebenaran yang mutlak yang tidak ada keraguan padanya dan menjadi pedoman untuk seluruh manusia. Al-Qur’an adalah kitab tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan yang mampu memberi petunjuk kepada kita untuk mengembangkan diri dalam rangka mengenal hakikat ciptaan Allah SWT.3

Al-Qur’an bukan sekedar petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum minAllah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.4

Jika al-Qur’an di baca dan di kaji secara seksama, al-Qur’an tidak saja menembus dinding kognisi semata tetapi juga menembus dinding intelektual dan hati. Mukjizat al-Qur’an juga tidak hanya terkandung dalam kebenaran isi material wahyu Tuhan, tetapi terurai dalam rangkaian senandung indah yang dihasilkannya.5

Disamping itu, Anak sebagai penerus bangsa yang rawan terhadap pengaruh negatif masyarakat perlu dibekali dengan ketahanan iman yang dapat menghindarkannya dari pengaruh negatif. Untuk itu sangat diperlukan lembaga pendidikan keagamaan, baik dalam jenjang SLTP, SMU, ataupun pendidikan tinggi.

2

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz I – Juz 30 Semarang:LPT.Kumudasmoro Grafindo,1994)h.45

4

Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun….. .h. 3 5

Saifullah, Mencerdaskan Anak Mengoptimalkan Kecerdasan Intelektual, Emosi dan spiritual anak. (Jombang: Lintas Media, 2004), h. 146


(7)

Lembaga pendidikan pada dasarnya telah menjalankan fungsinya dalam menyiapkan generasi muda Qur’ani untuk menghadapi perkembangan sosial yang semakin tidak menentu. Adalah kewajiban kita semua baik pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga pendidikan agama untuk mengembangkan nilai-nilai Qur’ani sehingga cita-cita masyarakat yang Islami “Baldatun tayibah wa rabbul

ghafur” semua ini dapat diraih dengan kebersamaan dan menejemen Qur’ani

pula.6

Atas dasar itu, dimasukanlah materi khusus tentang al-Qur’an Hadits pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal yang memiliki ciri khas agama Islam. Bidang studi ini dinamakan al-Qur’an Hadits. Bahkan bidang studi tersebut merupakan mata pelajaran pokok pada lembaga pendidikan yang bercirikan agama Islam yaitu di madrasah.

Bidang studi al-Qur’an Hadits pada kelas VII Madrasah Tsanawiyah berisikan materi tentang cara-cara membaca al-Qur’an secara tartil, seperti mahkarijul huruf, alif lam syamsiah dan alif lam qomariyah, hukum membaca nun mati dan tanwin (idgham, izhar, iqlab, ikhfa), waqaf, qalqalah. Mad, dan juga mengenai pemahaman terhadap al-Qur’an serta Hadits sesuai dengan tema al-Qur’an juga Hadits yang dipelajari.7 Dengan demikian sudah tentu siswa mengetahui cara-cara membaca al-Qur’an (Tajwid) dan memahami isi kandungan dengan baik pula.

Paham terhadap al-Qur’an adalah kunci yang dengannya dapat terbuka lebar-lebar pintu rahmat Allah sebab memahami al-Qur’an berarti memahami kerahmanan-Nya kepada manusia, yang antara lain berwujud dalam aturan-aturan sebagai pedoman bagi kedamaian dan kebahagiaan dan keselamtan hidup dan kehidupannya dari dunia dan akhirat.

6

Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an Membangun….. .h. 324 7

Chatibul Umam, Dkk., Qur’an Hadits Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Kudus: menara Kudus, 2005), h. Vii-Viii


(8)

Dengan pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an maka terbukalah pintu kesempatan yang dapat menghantarkan kepada rahmatnya yakni hidup yang penuh berkah dan ridha-Nya.8

Setelah siswa mempelajari bidang studi al-Qur’an hadits, siswa akan mendapatkan ilmu tentang cara-cara membaca al-Qur’an. Kemudian siswa akan memperoleh prestasi dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, yang dapat dilihat dengan adanya buku rapor. Prestasi yang diperoleh siswa tidak sama, ada yang mendapat prestasi rendah, sedang, dan ada juga yang berprestasi tinggi.

Dalam dunia pendidikan, untuk mengukur keberhasilan proses seseorang sering dilakukan dengan proses pengukuran terhadap prestasi yang konkrit, yang dikenal dengan istilah prestasi belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian lapangan yang berjudul KORELASI ANTARA PEMAHAMAN TERHADAP AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN HADITS DI MTS. AL-KHAIRIYAH KELAS VII MAMPANG JAKARTA SELATAN.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian, masalah yang diungkapkan adalah sebatas hal-hal sebagai berikut:

a. Korelasi antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs. Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan.

b. Pemahaman di sini, maksudnya ialah pemahaman dalam hal ilmu tajwid dan pemahaman dalam hal isi kandungan al-Qur’an dan Hadits.

8

Miftah Faridlk, Dkk,. Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1989), h. 104


(9)

2. Perumusan Masalah

Apakah ada korelasi positif antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs. Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui korelasi antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di Mts. Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan.

D. Signifikansi Penelitian

Adapun signifikansi dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pegetahuan bidang studi al-Qur’an Hadits.

2. Diharapkan guru bidang studi yang membaca skripsi ini akan mennkatkan pengajarannya dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.

3. Untuk memberikan semangat kepada siswa baik yang berprestasi tinggi maupun yang berprestasi rendah, agar lebih mendalami dan memahami al-Qur’an.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan kemudahan penulis untuk membahas karya ilmiah ini, sehingga diharapkan dapat mempermudah pengertian pembaca dalam mengikuti tahap-tahap pembahasannya. Penulis membagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab, dengan rincian sebagai berikut:


(10)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian al-Qur’an dan fungsinya bagi umat Islam, tujuan mempelajari dan memahami al-Qur’an, serta cara-cara mempelajari dan memahami al-Qur’an. Selain itu membahas juga tentang pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, hal-hal yang menghambat prestasi belajar, usaha untuk meningkatkan prestasi belajar. Juga di bahas tentang Pengertian bidang studi al-Qur’an Hadits, Ruang lingkup bidang studi al-Qur’an Hadits, Fungsi dan tujuan bidang studi al-Qur’an Hadits, Standar kompetensi bidang studi al -Qur’an dan Hadits, Metode pembelajaran bidang studi al-Qur’an dan Hadts. Selanjutnya kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan di uraikan tentang disain penelitian, lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN LAPANGAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum MTS. Al-Khairiyah Mampang, dimulai dari sejarah berdirinya, struktur organisasinya, sarana dan prasarana, keadaan pendidik dan peserta didik, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, deskripsi data, analisa data, dan interpretasi data.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


(11)

7

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,

DAN HIPOTERSIS

A. Landasan Teori

1. Al-Qur’an, Cara-cara mempelajari, dan Memahaminya a. Pengertian al-Qur’an dan fungsinya bagi umat Islam

Menurut Manna’ al-Qaththan, al-Qur’an adalah kalamulah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw dan membacanya adalah ibadah.

Menurut al-Zarqani al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, dari permulaan surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nass.1

Abdul Wahab Khalaf memberikan definisi sebagai berikut: Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Jibril as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur’an itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Naas,

1


(12)

disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi kegenerasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian.2

Dalam definisi al-Qur’an tersebut di atas disebutkan bahwa al

-Qur’an antara lain berfungsi sebagai :

1) Dalil atau petunjuk atas kerasulan nabi Muhammad Saw 2) Pedoman hidup bagi umat manusia

3) Menjadi ibadah bagi yang membacanya

4) Serta pedoman dan sumber petunjuk dalam kehidupan.3

Petunjuk al-Qur’an sebagai mana yang dikemukakan oleh Mahmud Syaitut, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, petunjuk tentang aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia dan tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah serta kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma2 keagamaan dan susila yang harus di ikuti oleh manusia dalam kehidupan, baik individual maupun kolektif, dan petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya4

Fungsi utama al-Quran adalah sebagai kitab petunjuk (kitabul hidayah).

Di samping itu al-Qur’an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:

a. Kitab berita ( an- naba’wal akbar)

Sesuai al-Qur’an surat 78 : 1-2 sebagai berikut

.

2

Abudin Nata, Al-Qur’an dan ..., Dirasah Islamiyah I, h. 55-56 3

Abudin Nata, Al-quran Dan……, Dirasah Islamiyah I, hal 57 4


(13)

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar ( an naba’ 1-2 )5

b. Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah) sesuai al-Qur’an surat 5:49-50, sebagai berikut

.

Artinya: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Al-Maidah, 49 – 50 ). 6

c. Kitab berjuang (kitabul jihad)

Sesuai dengan al-Qur’an surat 29 : 69, sebagai berikut.

.

5

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 1014 6


(14)

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.( Al-Ankabut : 69 )7

d. Kitab Pendidikan ( kitabul tarbiah )

Sesuai dengan al-Qur’an surat 3 : 79, sebagai berikut.

.

Artinya: Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. ( Ali-imran : 79 ) 8

Prof. Dr. Mahmud Syaltout di dalam bukunya “al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama” menerangkan bahwa “tujuan al

-Qur’an diturunkan untuk dua fungsi yang amat penting, yaitu:9 1) Supaya Menjadi Mukjizat

Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi mukjizat, yang merupakan bukti atas kebenaran rasul dalam mengembangkan risalah dan menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari Tuhan. Untuk itu, Allah menurunkan al-Qur’an yang susunan, arti,

7

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 638 8

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Dan…, hal 89 9

Miftah Faridlk, Dkk., Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1989) h. 19-21


(15)

hukum dan pengetahuan yang dibawakannya mengandung unsur-unsur mukjizat.

Dalam hal itu Allah SWT berfirman:

.



























Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar(Q.s al-Baqarah:23)10

Dan firmannya dalam ayat lain:

















Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain"(Q.s. al-Isra’:88)11

2) Supaya Menjadi pedoman Hidup

Al-Qur’an diturunkan supaya menjadi sumber hidayah dan

petunjuk, sumber syari’at dan hokum-hukum, yang wajib diikuti dan dijadikan pegangan oleh sekalian manusia di dalam hidup dan kehidupannya.

10

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan… , h. 23 11


(16)

Firman Allah SWT:





















Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu

dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela)

orang-orang yang khianat”(Q.s.an-Nisa: 105)12

Dalam kaitannya dengan Allah SWT, al-Qur’an merupakan wahyunya. Dalam kaitan dengan Rasulallah saw, al-Qur’an merupakan mukjizatnya. Dan dalam kaitan dengan umat manusia, al-Qur’an adalah pedoman hidupnya.

b. Tujuan Mempelajari dan Memahami al-Qur’an

Dalam melaksanakan sesuatu, tentunya seseorang memiliki tujuan. Begitu juga dalam mempelajari dan memahami al-Qur’an,

H. Ali Mustafa Ya”kub mengemukakan ada dua tujuan dalam mempelajari al-Qur’an yaitu:

1) Bagi orang beriman yang mendapat petunjuk, al-Qur’an dipelajari untuk memudahkannya dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dalam setiap detik kehidupannya di dunia ini. 2) Bagi orang yang tidak beriman kepada Allah, maka bisa jadi

dia membaca al-Qur’an akan tetapi sudah pasti dia tidak akan mendapatkan petunjuk apapun.13

Sedangkan memahami al-Qur’an bertujuan agar pembaca al-Qur’an memahami maksud al-Qur’an dan menagkap makna

12

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan…, h.139 13Isyraq, “Tujuan Manusia Memahami Al


(17)

yang terkandung didalamnya. Sesuai dengan pengertian pemahaman menurut Sardiman dalam bukunya Motivasi Belajar Mengajar yaitu, Pemahaman diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran yang memahami maksudnya dan menangkap maknanya.14

Selain itu tujuan mempelajari dan memahami al-Qur’an adalah untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan sebelum menjelang kematian, dan juga agar dapat melaksanakan kandungan al-Qur’an.Sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits nabi.15

Sejalan dengan Q.s As-Shaff : 2-3 dan Al-Ahzab : 2-3 sebagai berikut:

























Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(Q.sAsh-Shaff: 2-3)16

















Artinya: Dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.(Q.sal-Ahzab: 2-3 )17

14

Sadirman, Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42 15

Edho, Pemahaman al-Quir’an,dari www.google.com, 2008 16

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan…h.928 17


(18)

c. Cara-cara Memahami al-Qur’an

Dalam memahami al-Qur’an, tentunya seseorang harus memiliki langkah-langkah, kiat-kiat ataupun cara-cara agar

al-Qur’an dapat difahami secara baik.

Menurut Muhammad Ibnu Jamil Zainu, memahami ayat

al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara :18

1) Memahami ayat dengan ayat. Menafsirkan satu ayat al-Qu’ran dengan ayat al-Qur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Karena ada sebagian ayat al-Qur’an yang menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat lain.

2) Memahami ayat al-Qur’an dengan hadits shahih. Menafsirkan ayat al-Qur’an dengan hadits shahih sangatlah penting. Allah menurunkan al-Qur’an kepada nabi Muhammad Saw., tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia, sesuai dengan firmannya dalam Q.s an-Nahl : 44 sebagai berikut :



















Artinya:. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan (Q.s.An-Nahl:44)19

3) Memahami ayat dengan pemahaman sahabat merujuk kepada penafsiran parasahabat terhadap ayat-ayat al-Qur’an sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena di

18

Zainal Arifin, Evaluasi Intruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h.2-3 19


(19)

samping senantiasa menyertai rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau.

4) harus mengetahui gramatika bahasa arab tidak di ragukan lagi, untuk bias memahami ayat-ayat al-Qur’an megetahui gramatika bahasa arab sangatlah penting karena al-Qur’an di turunkan dalam bahasa arab sesuai dengan Q.s Yusuf ; 2 sebagai berikut











Artinya: Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S.Yusuf: 2)20

5) memahami nash al-Qur’an dengan asbabun nuzul. Mengetahui asbabun nuzul [peristiwa yang melatari turunya ayat ]sangatlah membantu sekali dalam memehami al-Qur’an degan benar.21

Menurut Dr. Shaleh Abdul Fattah Al- Kholidy,memahami Al-Qur’an hukumnya adalah wajib berdasarkan Q.s 47; 24, sebagai berikut;











Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?(Q.S. Muhammad : 24)22

Menurut Dr. Shaleh Abdul Fattah Al-Kholidy , ada beberapa tahapan agar seseorang mampu untuk memehami dan mampu berintereksi dengan Al-Qur’an, diantaranya yaitu ;

20

Departemen Agama republic Indonesia, Al-Qur’an dan…, h. 348 21

Muhamad Ibnu Jamil Zainu, Kaifa Nafharuul Al-Quran, Pemahaman Al-Qur’an; ( Bandung;Gema Risalah Press Bandung]cet.1

22


(20)

1) Memperhatikan adab tilawah, membaca Al-Qur’an dengan khusyu dan penuh penghayatan.

2) Memperdalam satu ayat untuk mendapatkan arti yang terkandung dalam ayat tersebut,dengan cara di baca dengan penuh perasaan dan penghayatan.

3) Mempelajari secara rinci, susunan kata,konteks kalimat, arti yang terkandung dan sebab turunnya

4) Memahami korelasi ayat dengan kondisi sekarang.23

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam proses belajar dan mengajar ada suatu hal yang sangat penting, yaitu mengetahui sampai sejauh mana kemajuan peserta didik. Sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu evaluasi sangat penting fungsinya. Dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui dan dapat menentukan angka-angka atau kemampuan siswa.

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Dengan demikian, prestasi erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah prestasi adalah penilaian pendidik tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.24

23

Shaleh Abdul Fattah Al-Kholidy,’’ Cara Memahami Al- Qur’an’’,dari

www.google.com,1 oktober 2009

24Abdullah, “Prestasi Belajar”, dari


(21)

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.25

Pengertian prestasi yang lebih lengkap terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan atau hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kogntif dan biasanya melalui pengukuran dan penilaian.26

Pengertian prestasi yang dinyatakan oleh WJS. Purwadarminta adalah hasil belajar yang telah dicapai (dilakukan. dikenakan, dan sebagainya).27 WS. Winkel mendefinisikan prestasi dengan kalimat yang hampir serupa yaitu bukti dari keberhasilan yang telah dicapai.

Di sisi lain prestasi menurut Nurlena Basier Kasiem berarti hasil tertinggi yang dicapai seseorang.28 Sedangkan prestasi menurut Syaiful Bahri Djamarah ialah dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, dan diciptakan yang menyenangkan hati yang diraih dengan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.29 Lain lagi definisi prestasi menurut Zainal Arifin, yaitu kemampuan, keterampilan dan keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal.30

25

Zainal Arivin, Wvaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 2-3 26

Tim Penyusun Kamus PUSH I Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Putaka, 1988), cet. Ke-1, h. 700

27

WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai PUtaka, 1976), cet. Ke-5, h. 768

28

Nurlena Basier Kasiem dan Richard Sinaga, Kamus Besar Pelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Dian Utama, 1991), h. 161

29

Syaeful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 21

30


(22)

Prestasi dapat dikatakan juga sebagai bukti usaha yang dapat dicapai. Prestasi merupakan suatu hal yang diinginkan oleh setiap orang terutama oleh individu yang sedang belajar.31

Dari beberapa pengertian prestasi menurut beberapa ahli, maka penulis menyimpulkan pengertian prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu, baik itu hasil yang tinggi, sedang, maupun rendah. Dalam dunia pendidikan prestasi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, yang dapat dilihat dalam bentuk laporan hasil belajar.

Setelah diketahui pengertian prestasi, kemudian akan dijelaskan pengertian belajar. Dalam "Kamus Besar Ilmu Pengetahuan" belajar diartikan sebagai proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku makhluk hidup sebagai hasil latihan, pendidikan dan pengalaman.32 Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.33

Dengan belajar seseorang akan mendapatkan pengetahuan suatu hal yang tidak diketahui sebelumnya, maka kemudian menjadi tahu. Belajar adalah mencari atau menuntut ilmu dari sesuatu baik itu dari guru maupun dari lingkungan sekitar.

Dalam perspektif Islam, belajar merupakan suatu keharusan, bahkan suatu yang sangat diwajibkan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat". "Menuntut

31

Tjetje Yusuf, Kesukaran-kesukaran dalam Pendidikan, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1980), h. 21

32

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (PKN), 1997), cet. Ke-1, h. 103

33

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1988), h. 2


(23)

ilmu itu hukumnya fardhu atas setiap Muslim. Oleh karena itu, jika ingin maju maka harus dengan cara belajar yang giat dan tanpa putus asa. Dengan belajar terjadilah perabahan tingkah laku dan kemampuan seseorang. Perubahan ini akan berlangsung dengan proses sebagai akibat dari hasil latihan dan pengalaman. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat kualitatif. Sesuai firman Allah swt. dalam al-Qur’an surat al-Ra’du ayat 11 yang menyatakan:









“... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS. Al-Ra’du/13: 11)34

Setelah penulis menyebutkan pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli, maka penulis juga akan menyebutkan pengertian rangkaian kata prestasi belajar.

Dalam "Kamus Besar Bahasa Indonesia" prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai les atau angka yang diberikan oleh guru.35 Hal ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro bahwa prestasi belajar adalah "Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu."36

34

Departemen Agama Repunlik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 370 35

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia…,

36

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT. Bina Aksara, tt), h. 43


(24)

Prestasi belajar menurut Amos adalah penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar.37 Purwadarminta mendefinisikan prestasi belajar, "Sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Sedangkan menurut Sudijarto, "Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan materi pelajaran yang dicapai siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar.”38

Menurut Syaiful Bahri Djamari prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.39

Dari berbagai definisi mengenai prestasi belajar menurut para ahli, maka penulis menyimpulkan, bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil tes belajar, yang dinyatakan dalam bentuk skor setelah ia mengikuti kegiatan belajar.

Biasanya prestasi belajar siswa dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam setiap periode tertentu. Selain itu prestasi belajar adalah penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran yang dicapai, dalam mengikuti proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau berupa raport atau juga hasil yang dicapai setelah melakukan suatu kegiatan.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing, sehingga kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan

37

Amos Noeleka, Pengantar Penelitian, (Jakarta: G. Tandindo Utama, 1986), h. 128 38

Sudijarto, Analisis Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, tahun 11, No. 3, 1981), h. 61 39


(25)

manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada manusia, khususnya siswa yang berada di bangku sekolah.

Prestasi tertinggi hanya dapat diperoleh melalui belajar dan bekerja dengan tekun, tanpa belajar dan berlatih dengan tekun, dan kesabaran, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk memperoleh prestasi atau bakat yang dicita-citakan. Tabali dan sabar dalam mendalami ilmu merupakan pangkal keutamaan dan keberhasilan, disamping dari segala kunci dari kesuksesan.40

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dimiliki seseorang dapat bertambah sesuai dengan kemampuan orang tersebut saat melakukan tindakan atau perbuatan yang dibebankan kepadanya.

Hasil belajar atau prestasi belajar akan terlihat dalam setiap kemampuan yang didapatkan siswa pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemampuan siswa mengikuti atau menguasai pelajaran sebagai hasil proses belajar mengajar di sekolah ditunjukkan dengan angka-angka berupa nilai yang diperoleh setelah mengikuti tes.

Pada tingkat Tsanawiyah prestasi belajar bidang studi al-Qur'an Hadits dapat dilihat pada nilai raport.

b. Fungsi Prestasi belajar

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain41:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

40

A. Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah Mahali, Kode Etik Santri, (Bandung: al-Bayan, 1992), cet. Ke-3, h. 42

41


(26)

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dan suatu institusi pendidikan

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik

Dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka dapat dilihat betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Selain fungsi tersebut di atas, prestasi belajar juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar mengajar, di mana di dalamnya terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Selanjutnya tinggi rendah, besar kecil prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mengajar menurut Ngalim Puiwanto, dapat didefinisikan menjadi dua bagian:42

1) Faktor pada diri orang yang belajar (intern), faktor ini dapat dibagi lagi menjadi dua bagian:

(a) Faktor fisik yaitu, faktor yang mencakup kesehatan jasmani yang dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang. Orang yang badannya terganggu akibat penyakit atau kelelahan tidak akan belajar dengan efektif, tetapi sebaliknya keadaan fisik yang sehat, kuat dan segar, akan menguntungkan hasil belajar (2) Faktor psikologis, sangat besar pengaruhnya terhadap belajar

dan prestasi belajar. Yang termasuk faktor mental psikologis adalah motifasi, minat, perhatian, dan kecerdasan

2) Faktor luar dari orang yang belajar (eksteren) yaitu:

42


(27)

(1) Faktor alam fisik: mencakup sirkulasi udara, cuaca, iklim, dan lainnya

(2) Faktor sosial: di sini faktor utama adalah guru atau pembimbing yang mengalahkan dan membimbing kegiatan belajar menjadi salah satu sumber materi belajar

(3) Faktor sarana: baik fisik maupun non fisik

Lain lagi yang dikatakan oleh Drs. Wasty Soemanto, bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibagi tiga, yaitu:43 1) Faktor-faktor stimulasi belajar, yaitu segala hal di luar individu

yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.

2) Faktor-faktor metode belajar, yaitu metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

3) Faktor-faktor individual, yaitu kematangan faktor, usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, motivasi

d. Hal-hal yang Menghambat Prestasi Belajar

Hal-hal yang menghambat prestasi belajar dapat digolongkan menjadi:

1) Faktor Intern ( factor dalam diri manusia ) meliputi:

a) Factor Fisiologi: contohnya karena sakit, karena cacat tubuh. b) Faktor Psikologi: Contohnya Inteligensi, Bakat, minat,

43

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Rikea Cipta: Jakarta, 1998), cet. Ke-4, h. 113-121


(28)

motivasi, factor kesehatan mental,

2) Faktor Ekstern ( factor dari luar Manusia ) meliputi:

c) Faktor-faktor non social: Contohnya factor orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga.

d) Faktor-faktor social: contohnya factor mass media dan lingkungan sosial.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab yang dapat menghambat prestasi belajar, yaitu:

1) sebab-sebab individual, artinya tidak ada dua orang yang sama persis penyebab terhambatnya prestasi belajar, walaupun jenis kesulitannya sama.

2) Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami hambatan belajar karena sebabnya bermacam-macam.44

e. Usaha Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sering ditentukan dari siswa itu sendiri dan juga beberapa faktor lain. Usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar antara lain adalah:

1) Guru senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses belajar mengajar di luar sekolah dengan menyelenggarakan berbagai cara dengan bentuk atau tindakan yang dapat mendorong prestasi belajar siswa.

2) Guru selalu mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, seperti melakukan perbaikan dan penyediaan terhadap metode pembelajaran, media pembelajaran serta sarana dan prasarana yang belum ada.

3. Bidang Study Al-Qur’an Hadist

a. Pengertian Bidang Studi Al-Qur’an Hadits

44

Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,1997), h.155-168


(29)

Al-Qur’an Hadits adalah sumber ajaran Islam dan merupakan petunjuk bagi kehidupan setiap muslim, karena itu setiap muslim berkewajiban untuk mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar tersebut di atas, maka dimasukanlah materi khusus tentang al-Qur’an dan Hadits pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal yang memiliki cirri khas agama Islam. Bidang studi ini dinamakan al-Qur’an Hadits, bahkan bidang studi tersebut merupakan mata pelajaran pokok pada lembaga pendidikan yang bercirikan agama Islam yaitu di Madrasah Tsanawiyah.

Bidang studi al-Qur’an Hadits menurut “ Kurikulum Departemen Agama tahun 2004 ” merupakan unsur mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan pendidikan kepada siswa untuk memahami al-Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits adalah mata pelajaran agama Islam pada Madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam.

Mata pelajaran al-Qur’an Hadits sebagai bagian integral dari pendidikan Islam di Madrasah, secara subtansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memahami dan mempraktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan yang bersumberkan al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, mata pelajaran al-Qur’an Hadits tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, tapi yang terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya, dalam proses pembelajaran harus


(30)

menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.45

b. Ruang Lingkup Bidang Studi al-Qur’an Hadits

Adapun ruang lingkup materi/bahan kajian mata pelajaran

al-Qur’an dan Hadits di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

1) Ulumul Qur’an, yang secara garis besar membahas tentang tajwid (makharijul huruf), alif lam syamsiyah dan qamariyah, hukum bacaan mim sukun, ra dan lam, bacaan mad dan diakhiri dengan kajian tentang pengertian al-Qur’an, sejarah turunnya al-Qur’an, dan nama-nama lain dari al-Qur’an.

2) Ulumul Hadits, secara garis besar membahas tentang pengertian dan macam-macam hadits.

3) kandungan al-Qur’an surat al-Nur ayat 21; al-Baqarah 155-157;168;261; 265; al-Mujadilah ayat 11; al-„Araf ayat 31; Luqman ayat 12-15; an-Nisa ayat 36 dan as-Shaf ayat 2-3.

4) Kandungan al-Hadits, secara garis besar membahas kandungan dari hadits-hadits tentang ; takwa dan berakhlakmulia kepada sesama manusia; akhlak kepada tetangga; istiqomah; cinta kepada Allah dan Rasul; dan pemerintah; ilmu dan keutamaan orang berilmu. c. Fungsi Bidang Studi Al-Qur’an Hadits

Bidang studi al-Qur’an Hadits madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan

45

Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, Standar Kompetensi Mata


(31)

atau budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan menghambat perkembangannya manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

4) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilaial-Qur’an dan Hadits pada siswa sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.46

d. Tujuan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits

Tujuan merupakan sasaran atau maksud yang ingin dicapai oleh siapapun. Tujuan dalam proses pendidikan merupakan suatu yang mutlak adanya, karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidakmenentuan dalam prosesnya.

Tujuan pendidikan Islam maupun tujuan pendidikan yang lainnya, mengandung suatu nilai-nilai tertentu, sesuai dengan pandangan dasar masing-masing. Tujuan terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sasaran, baik fisik maupun nonfisik. Oleh karena itu setelah mempelajari bidang studi al-Qur’an Hadits, siswa mampu menerapkan dengan baik cara membaca al-Qur’an, memahami, kemudian mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi halitu semua harus melalui proses pendidikan.

Tujuan bidang studi al-Qur’an Hadits berdasarkan kurikulum 2004 adalah agar siswa bergairah membaca al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami dan meyakini kebenarannya, serta mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan arahan dalam seluruh aspek kehidupannya.

Dari tujuan yang disebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan al-Qur’an Hadits mencakup tiga aspek diantaranya: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Dengan tujuan yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar mengajar pada bidang studi al-Qur’an Hadits, maka siswa akan

46


(32)

memperoleh prestasi belajar, baik itu rendah, sedang ataupun tinggi. Siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, mereka akan rajin dan istiqomah untuk membaca al-Qur’an, karena mereka merasa sudah menguasai cara-cara membaca al-Qur’an secara tartil dan sesuai ilmu tajwid.

e. Standar Kompetensi al-Qur’an dan Hadits

Untuk mata pelajaran al-Qur’an Hadits, telah dirumuskan tujuan standar kompetensi sebagai berikut:

1) melafalkan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 2) menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan al-Qur’an

3) Mendeskripsikan ilmu al-Qur’an dan ilmu Hadits dan memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari

4) Menuliskan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 5) Menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 6) Memahami kandungan ayat-ayat al-Qur,an

7) Menerapkan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari

Pengembangan silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian al-Qur’an dan Hadits di mulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrument, dan contoh instrument, serta alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat.47

Dari cakupan pembahasan kurikulum bidang studi al-Qur’an Hadits, maka penulis akan menyebutkan kurikulum bidang studi al-Qur’an Hadits secara keseluruhan :

1. Memahami Makharijul Huruf, Alif lam syamsiah dan Qamariyah

47


(33)

1.1. Pengertian Makharijul huruf, macam-macam dan contohnya. 1.2. Mengelompokkan alif lam syamsiyah dan menyebutkan

contohnya.

1.3. Mengelompokkan alif lam qamariyah dan menyebutkan contohnya.

2. Memahami hukum bacaan nun sukun dan tanwin.

2.1. Menyebutkan hukum bacaan nun sukun dan tanwin. 2.2. Pengertian idzhar, huruf dan contohnya.

2.3. Pengertian idgham, huruf, pembagian idgham dan contohnya. 2.4. Pengertian iqlab, huruf dan contohnya.

2.5. Pengertian ikhfa, huruf dan contohnya.

3. Menguasai hukum-hukum dasar bacaan al-Qur’an dan penerapannya 3.1. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur’an dengan

fasih.

3.2. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur’an dan menyebutkan contoh ayat yang terdapat dalam surat al-A’la. 3.3. Melafalkan huruf, membedakan bunyi huruf al-Qur’an dan

menyebutkan contoh ayat yang terdapat pada surat al-Insyirah. 4. Memahami cara berakhlak pada ibu bapak dan sesama manusia.

4.1. Membaca al-Qur’an Surat Lukman : 12 – 15 dengan tartil 4.2. Menyalin al-Qur’an Surat Lukman : 12 – 15 dengan baik.

4.3. Menerjemahkan mufradat dan terjemahan secara keseluruhan

al-Qur’an Surat Lukman : 12 – 15 dengan baik. 4.4. Menjelaskan cara berakhlak kepada ibu bapak 4.5. Menguraikan manfaat berakhlak kepada ibu bapak 4.6. Membaca al-Qur’an Surat an-Nisa : 36 dengan tartil. 4.7. Menyalin al-Qur’an Surat an-Nisa : 36 dengan baik.

48. Menerjemahkan al-Qur’an Surat an-Nisa : 36 dengan benar 49. Menyebutkan orang-orang yang wajib diperlakukan dengan

ihsan.


(34)

5. Memahami bacaan qalqalah dan waqaf 5.1. Menyebutkan pengertian qalqalah.

5.2. Menyebutkan huruf qalqalah dengan benar.

5.3. Membaca contoh-contoh ayat al-Qur’an yang mengandung bacaan qalqalah kubra dan sughra.

5.4. Menyebutkan pengertian waqaf.

5.5. Menyebutkan tata cara waqaf yang benar. 5.6. Menyebutkan macam-macam waqaf. 5.7. Menjelaskan arti tanda waqaf.

5.8. Membaca ayat al-Qur’an yang terdapat tanda baca waqaf. 6. Memahami perintah bertaqwa dan akhlak kepada sesama manusia.

6.1. Membaca hadits tentang takwa dan akhlak mulia kepada sesama manusia.

6.2. Menyalin hadits tentang takwa dan berakhlak mulia kepada sesama manusia dengan baik.

6.3. Menerjemahkan hadits tentang takwa dan berakhlak mulia kepada manusia dengan baik.

6.4. Menjelaskan pengertian takwa.

6.5. Menyebutkan cara bergaul yang baik dengan sesama manusia. 6.6. Menguraikan manfaat berakhlak mulia kepada sesama manusia. 6.7. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi hadits.

6.8. Membaca hadits tentang takwa dan berakhlak mulia kepada tetangga.

6.9. Menyalin hadits tentang berakhlak kepada tetangga dengan baik. 6.10. Menerjemahkan hadits tentang berakhlak kepada tetangga

dengan baik.

6.11. Menguraikan manfaat berakhlak mulia kepada tetangga. 6.12. Menguraikan perilaku yang mencerminkan isi hadits. f. Metode Pembelajaran al-Qur’an Hadits

Dalam proses belajar mengajar, metode mengajar mempunyai peranan sangat penting dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan


(35)

yang hendak dicapai. Adapun metode pengajaran yang biasa digunakan dalam mengajar pada umumnya dan dalam pembelajaran

al-Qur’an Hadits pada khususnya adalah sebagai berikut:

1) Metode Ceramah (Lecture), metode ceramah berbentuk penjelasan guru kepada siswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas.

2) Metode demonstrasi, Metode demonstrasi mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses kegiatan. Penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.

3) Metode diskusi, Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan guru untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu.48

B. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya bidang studi al-Qur’an Hadits yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan adalah sangat berarti penting bagi siswa. Hal ini disebabkan karena bidang studi al-Qur’an Hadits memberikan bekal kepada siswa untuk dapat mempelajari, membaca, memahami, dan mengamalkan

al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu hal yang menimbulkan masalah dalam materi bidang studi al-Qur’an Hadits adalah mengenai pemahaman siswa dalam membaca

al-Qur’an. Masih banyak siswa MTS yang tidak memahami al-Qur’an meskipun prestasi belajarnya baik.

Pada kenyataannya pemahaman dalam membaca al-Qur’an sangat penting, terutama pemahaman dari tiga tajwid dan pemahaman dari segi isi kandungan, setelah siswa akan dapat membaca al-Qur’an dengan baik (fasih, tajwidnya benar dan tartil) dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

48


(36)

Berdasarkan teori dan konsep yang telah diuraikan, bahwa setelah siswa paham al-Qur’an baik dari segi tajwid ataupun dari isi kandungan, maka siswa akan mendapatkan prestasi belajar al-Qur’an Hadits yang biak.

Prestasi dapat dikatakan sebagai bukti usaha yang dapat dicapai, prestasi merupakan suatu hal yang di inginkan oleh setiap orang terutama terhadap individu yang sedang belajar.

Sehubungan dengan bidang studi al-Qur’an Hadits, prestasi belajar siswa terhadap bidang studi tersebut juga sangat mempengaruhi, terutama dalam pemahaman terhadap al-Qur’an bagi siswa kelas VII.

Apabila siswa paham terhadap al-Qur’an (paham tajwid dan isi kandungan al-Qur’an), maka siswa tersebut akan mendapatkan prestasi belajar bidang studi al-Qur’an Hadits dengan baik, begitu juga sebaliknya apabila siswa tidak paham terhadap al-Qur’an (paham tajwid dan isi kandungan) maka siswa tersebut akan mendapatkan prestasi belajar bidang studi al-Qur’an Hadits dengan kurang baik.

Dengan demikian diduga terdapat korelasi antara pemahaman terhadap al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTS Al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan.

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Ha: Ada (terdapat) korelasi positif yang signifikan antara Pemahaman terhadap al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang studi al-Qur’an Hadits di Mts. Al-khairiyah keLas vii Mampang Jakarta Selatan.

Ho: Tidak (terdapat) korelasi negatif yang signifikan antara Pemahaman terhadap al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi al-Qur’an Hadits di Mts. Al-khairiyah kelas vii Mampang Jakarta Selatan.


(37)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian diskriptif korelatif, yakni penelitian yang mengkorelasikan hubungan antara 2 variabel.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009. Adapun lokasinya adalah MTS. Al-Khairiyah yang berlokasi di Mampang Jakarta Selatan.

C. Variabel penelitian

dari segi arahnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hubungan Dalam penelitian ini, ada 2 variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas ( independent ) yaitu variabel prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an hadits. Prestasi belajar bidang studi al-Qur’an hadits yang dilihat dari nilai al-Qur’an hadits yang terdapat pada raport. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel terikat ( dependen ) yaitu variabel pemahaman terhadap

al-Qur’an. Pemahaman terhadap al-Qur’an akan dilihat dari jawaan angket. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

Kedua variabel tersebut kemudian akan dikorelasikan. Hubungan variabel ini jika diamati yang sifatnya searah, dan hubungan yang sifatnya


(38)

berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah dinamai korelasi positif sedangkan hubungan yang berlawanan arah disebut korelasi negatif.

Disebut sebagai korelasi positif yaitu jika 2 variabel atau lebih korelasinya berjalan paralel, itu artinya hubungan antara 2 variabel atau lebih menunjukkan arah yang sama. Bila variabel X mengalami kenaikan atau pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan variabel Y, atau sebaliknya penurunan atau pengurangan pada variabel X akan diikuti pula penurunan atau pengurangan variabel Y.

Disebut korelasi negatif jika 2 variabel atau lebih yang berkorelasi itu berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau berkebalikan. Ini artinya kenaikan atau penurunan pada variabel X akan diikuti dengan penurunan atau pengurangan pada variabel Y.

D. Populasi dan Sampel penelitian

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan oleh penulis adalah siswa Mts. Al-Khairiyah kelas VII yang berjumlah 150 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 20% yaitu 30 siswa dengan cara memberikan item-item angket tentang pemahaman al-Qur’an kepada siswa..

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif berdasarkan kebenaran yang terjadi dilapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:

1. Observasi digunakan penulis untuk meneliti langsung kelapangan agar penulis mengetahui kondisi objek siswa mts. Al-Khairiyah.

2. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data melalui dialog secara langsung dengan guru yang bersangkutan, wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa terhadap pelajaran

al-Qur’an Hadits, Selain itu juga untuk memperoleh informasi tentang

sejarah berdirinya sekolah dan kegiatan-kgiatan yang dilakukan siswa, baik itu kegiatan formal maupun informal.


(39)

3. Study dokumentasi, teknik penelitian ini digunakan untuk meneliti prestasi belajar siswa, dalam hal ini data bisa diperoleh dari buku raport. Selain itu penulis juga memperoleh dokumen-dokumen untuk melengkapi penelitin ini, seperti dokumen sejarah berdiri dan struktur organisasi Mts. Al-Khairiyah.

4. Angket digunakan peneliti dengan melakukan penyebaran sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berfungsi untuk memperoleh informasi dari responden ( siswa kels VII Mts. Al-Khairiyah )

Tabel I

Kisi-kisi instrumen/angket pemahaman terhadap al-Qur’an

No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah

pertanyaan

1.

2.

Faktor pendidik

Faktor yang mempengaruhi pemahaman

a. Penguasaan materi

b. Metode yang digunakan a. Kesukaan

terhadap pelajaran b. Senang

terhadap cara guru mengajar c. Motivasi

keluarga dalam mempelajari

al-1 s/d 2

3 s/d 6 2


(40)

3.

4

Pemahaman

terhadap imu tajwid

Pemahaman

terhadap isi kandungan

al-Qur’an dan hadits

Qur’an Hadits

d. Senang

membaca buku al-Qur’an Hadits e. Mempelajari

ilmu tajwid di rumah

a. Mengetahui tentang hukum baca izhar, iqlab, ikhfa, idgham, alif lam syamsiyah dan qomariah, qolqolah, mad, dan waqaf. a. Surat lukman

12-15

b. Surat an-nisa 36

7 s/d 12

13s/d 14 6


(41)

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data terhadap penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu penulis meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang akan disebar kepada populasi yang ada. Hal tersebut dilakukan agar angket terhindar dari kesalahan dan diharapkan hasilnya diperoleh dengan objektif.

b. Skoring, setelah melalui tahap editing , maka langkah selanjutnya dengan memberikan skor terhadap pernyataan yang terdapat pada angket dan akan ditabulasikan menjadi:

1) Skor tes pemahaman terhadap al-Qur’an .banyaknya objek yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap al-Qur’an berjumlah 15 item. Setiap itemnya mempunyai dua pilihan

jawaban : “ya, tidak terlalu, tidak" dengan skor:

Ya : 3

Kurang : 2 Tidak : 1

2) Prestasi belajar bidang studi al-Qur’an hadits dapat diketahui melalui nilai al-Qur’an hadits yang terdapat pada buku raport. c. Tabulating, penulis melakukan perhitungan terhadap hasil skor yang

telah ada.

d. Presentase, setiap data perlu dipresentasikan setelah ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternative jawaban. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang diperoleh dari hasil besarnya korelasi antara pemahaman terhadap al-qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur’an hadits di Mts. al-Khairiyah kelas VII Mampang Jakarta Selatan. Adapun rumus yang digunakan adalah:

P = F X 100 % N


(42)

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden atau sample 100% = Bilangan tetap

2. Teknik Analisis Data

Mengenai analisis data pemahaman siswa terhadap al-Qur’an, penulis menggunakan angket untuk disebarkan kepada siswa Mts. Al-Khairiyah kelas VII, kemudian di dapat nilai Y dari tiap-tiap responden.

Selanjutnya untuk menganalisis prestasi belajar , penulis menggunakan nilai raport bidang studi al-Qur’an Hadits. Variabel prestasi belajar ini sebagai nilai X.

Sebelum penulis melakukan analisis dengan menggunakan teknik

“product moment”, maka terlebih dahulu penulis akan menganalisa angket

yang disebarkan kepada 30 orang siswa kelas VII Mts. Al-Khairiyah. Peneliti hanya memberikan tiga pilihan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dijukan dengan tujuan dapat memberikan jawaban secara objektif sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

Peneliti menetapkan katagori jawaban dengan memberikan skor 3, 2, 1. Yaitu dengan rincian skor 3 untuk jawaban “Ya”, skor 2 untuk

jawaban “kurang”, dan skor 1 untuk jawaban “tidak”.

Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian ini, maka penulis menganalisa data pemahaman terhadap al-Qur’an dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik analisa korelasional adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan dua variabel.1

Adapun rumus yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa data yang telah didapat adalah rumus Produc Moment. Secara operasional, analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarata:Raja Grafindo Persada, 1994 ), Cet-V, Hal. 178.


(43)

a. Mencari angka korelasi dengan menggunakan rumus:

rxy =

 

][

 

]

[N X2 X 2 N Y2 Y 2

Y X Y

N

   

 

   

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment dengan cara

kasar ( sederhana ) N = Number of Cases

∑xy = Jumlah Hasil Perkalian Antara Sektor X dan Sektor Y

∑x = Jumlah seluruh sektor X ∑y = Jumlah Seluruh Sektor Y

∑x2

= Jumlah kuadrat seluruh skor X

∑y2

= Jumlah kuadrat seluruh skor y

b. Memberikan interpretasi terhadap “

r

xy” angka indeks korelasi “r” product moment dengan cara kasar ( sederhana )

Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan hasil

penelitian dengan angka indeks hasil korelasi “r” product moment

seperti dibawah ini.2

2


(44)

Tabel 2 Interpretasi Data

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi

0, 00 – 0, 20

0, 20 – 0,40

0, 40 – 0, 70

0, 70 – 0, 90

0, 90 – 1, 00

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga pengaruh itu diabaikan.

Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah dan rendah.

Antara variabel X dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat.


(45)

c. Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product

moment dengan jalan brkonsultasi pada tabel nilai “r” product

moment.

Untuk memudahkan penulis dalam memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan

berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment prosedurnya adalah

sebagai berikut:3

1) Merumuskan Hipotesis alternative (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho) 2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis

ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt) baik pada taraf

signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya (df) dengan rumus sebagai berikut:

Df = N-nr

df = degrees of freedom N = Number of cases

Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt, maka hipotesis alternative (Ha) disetujui atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho) tidak dapat dsetujui atau tidak

3


(46)

terbukti kebenarannya, ini berarti bahwa hipotesis nihil menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y.

Jika ro kurang dari rt, maka hipotesis nihil disetujui atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, hipotesis alternative tidak dapat disetujui atau tudak dapat terbukti kebenarannya. Ini berarti hipotesis alternative yang menyatakan adanya korelasi variabel X dan variabel Y itu tidak terbukti kebenarannya.

d. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis

ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah


(47)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Perguruan al-Khairiyah adalah sebuah sekolah yang terletak di daerah kelurahan Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan daerah Ibu Kota Jakarta. Tepatnya Jl. Mampang Prapatan IV No. 74 Tegal Parang Jakarta Selatan 12790.

Berdirinya madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah ini, bermula dari program yayasan Al-Khairiyah yang akan menjadikan lembaga ini sebagai lembaga pendidikan yang bercirikan Islam (Madrasah), yaitu lembaga pendidikan ibtidaiyah (SD), lembaga pendidikan tinkat tsanawiyah (SMP), lembaga tingkat pendidikan aliyah (SMA), bahkan jika memungkinkan akan didirikan perguruan tinggi Islam.

Setelah keberadaan Madrasah tingkat ibtidaiyah sekian lama (sejak tahun 1928), maka pengurus yayasan al-Khairiyah bermaksud melangkah lebih jauh dengan mendirikan lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah. Langkah ini di dasari dengan perkembangan pendidikan yang semakin maju dan semakin menuntut keberadaan madrasah Tsanawiyah.

Selain itu keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah di bawah naungan yayasan Al-Khairiyah mendapat pengakuan dari pemerintah, dalam


(1)

Lampiran 5

Perhitungan Rumus “r” Product Moment

xry = N xy - ( x) ( y)

{ x 2- ( x)2} {N y2 - ( y)2}

 

  

N = 30

∑ = 2311 ∑y = 1085

∑xy = 84339 ∑x2

= 183515

∑y2

= 39782 rxy = ( 30 x 84339( 2311 ) (1085)

{ (30 x 183515) - (2311)2 } {(30 x 39782)-(108SSS

= 2707230 - 2507435

(5505450 - 5340721 ) (1193460- 1177225 )

= 22735 (164729 x 16235 = 22735

2674375315 = 0,44


(2)

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH TAHUN PELAJARAN 2005-2006

PENANGGUNG JAWAB

PENGURUS YAYASAN AL-KHAIRIYAH

KOMITE SEKOLAH KEPALA MADRASAH

H. AHMAD MA’MUN H. AHMAD SOELAIMAN

KEPALA TATA USAHA MA’MUN IBRAHIM

WAKA BID KUR & KESISWAAN WAKA BID SARANA & HUMAS

DRS. KHAIRUDDIN Hj. ZIKRO AM

WALI-WALI KELAS

7A DARNIAH HS 8A UMMI ANJARIYAH, S.AG 3A DRA. SAIDAH AHPAS DRA. Hj. HIMI,AH 8B IWAN SYAFFI, SPD 3B RIA CHAIRIYAH, S.PD H. SYAMSUL BAHRI, S.AG 8C ALFI RUSDIAWATI, S.AG 3C KHOLIFAH TABRANI

Hj. CHOLILAH AM, S.AG 8D TUGINO 3D NURMILLAH , S.AG

3E DRS. KHAIRUDDIN


(3)

Lampiran 7

DAFTAR PETANYAAN PENELITIAN ( ANGKET ) A. TUJUAN

1. Angket ini bertujuan ilmiah dalam rangka menyelesaikan skripsi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta. 2. Angket ini di buat dalam rangka ingin megetahui pemahaman

al-Qur’an siswa kelas VII Mts. Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan.

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Daftar pertanyaan ini diajukan untuk di jawab oleh siswa sesuai dengan pemahamannya masing-masing.

2. Pilihan jawaban terdiri dari “Ya” dan “Tidak” 3. Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang benar. C. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Kelas :

Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan kemampuan anda!

No Pertanyaan Ya Tidak

Terlalu

Tidak 1.

2.

3. 4.

Apakah guru al-Qur’an Hadits menguasai materi dengan baik?

Apakah kamu senang dengan cara mengajar guru bidang studi al-Qur’an Hadits?

Apakah Kamu senang dengan pelajaran al-Qur’an Hadits? Apakah guru bidang studi al-Qur’an Hadits menggunakan media dalam mengajar?


(4)

6.

7. 8.

9. 10.

11.

12. 13.

14.

untuk belajar al-Qur’an?

Apakah kamu sering membaca buku al-Qur’an Hadits di rumah?

Apakah kamu sering belajar tajwid di rumah? Apakah kamu selalu mempraktekan tajwid ketika membaca al-Qur’an?

Apakah kamu tahu idzhar, iqlab, ikhfa, dan idgham? Apakah kamu tahu cara membaca idzhar, iqlab, ikhfa, dan idgham?

Apakah kamu tahu alif lam syamsiyah dan alif lam qomariyah?

Apakah kamu menguasai hampir semua hukum tajwid? Apakah kamu paham isi kandungan S.lukman ayat 12-15 tentang akhlak kepada ibu bapak?

Apakah kamu paham isi kandungan S. An-Nisa ayat 36 tentang akhlak kepada sesama manusia?


(5)

Lampiran 8

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Apakakah siswa antusias ketika pelajaran al-Qur’an Hadits akan di mulai? 2. Apakah siswa sudah paham sebelumnya dengan pelajaran tajwid?

3. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits? 4. Adakah kesulitan dalam mengajarkan al-Qur’an Hadits?

5. Sejauh mana keberhasilan siswa mempelajari al-Qur’an Hadits?

Jawaban :

1. Siswa sangat senang dan antusias ketika mempelajari al-Qur’an Hadits, bila metode yang digunakan oleh guru menarik perhatian siswa. Suasana kelas juga sangat mempengaruhi keantusiasan siswa dalam belajar, kemampuan guru dalam mengelola kelas juga penciptaan suasana yang membuat siswa terpacu untuk belajar. Selain itu media yang tepat juga sangat mendukung siswa antusias dalam belajar, penggunaan variasi dalam media membuat siswa sayang untuk meninggalkan moment dalam belajar. 2. Jawabannya bisa “Ya” bisa “Tidak”. Karena siswa Madrasah Tsanawiyah

Al-Khairiyah memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah atau Taman Pendidikan al-Qur’an tentu sudah mempelajari tajwid karna materi tajwid mereka sudah dapatkan sebelumnya di Madrasah Ibtidaiyah ataupun di Taman Pendidikan Al-Qur’an. Berbeda dengan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), mereka belum mendapatkan materi mengenai tajwid jadi mereka belum paham dengan pelajaran tajwid.


(6)

diantaranya : Metode ceramah, Metode Hafalan, Metode Drill, Metode Resitasi Dsb.

4. ya, ada beberapa kesulitan/kendala dalam mengajaran al-Qur’an Hadits diantaranya yaitu, ketika pelaksanaan hafalan. Siswa belum tentu hafal dengan materi hafalan yang telah ditentukan oleh guru dengan berbagai alasan, hal ini tentunya dapat menghambat proses pembelajaran siswa yang lain. Selain itu kendalanya terdapat pada kurangnya waktu dengan materi yang cukup banyak. Sehingga menyebabkan pembelajaran kurang efektif dan terkesan tergesa-gesa.

5. keberhasilan siswa dalam pelajaran al-Qur’an hadits dapat dilihat dari nilai siswa, nilai yang didapat pada saat ini menunjukan bahwa siswa memahami pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan baik. tentunya juga semuanya berdasarkan atas perhatian siswa terhadap pelajaran al-Qur’an Hadits ketika pelajaran tersebut berlangsung.


Dokumen yang terkait

Hubungan antara hafalan al-qur'an dengan prestasi belajara al-qur'an hadits siswa MTS Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang

12 74 104

Korelasi minat belajar al-Qur'an Hadis dengan prestasi belajar siswa MTS al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan

0 3 108

Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta

1 7 106

Efektifitas Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Al Quran Pada Bidang Studi Pai Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Di Smp Islam Al Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

1 14 198

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits: studi kasus di Mts Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan

0 14 85

Pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa di MTs al-khairiyah kedoya selatan Jakarta Barat

2 29 85

Pengaruh Reward dan Punishment terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran di SD Islam Al-Fajar Villa Nusa Indah Bekasi

1 7 0

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Al-Khairiyah Natar Lampung Selatan 1. Sejarah MTs Al-Khairiyah Natar Lampung Selatan - Peran Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi Akidah Akhlak di MTS Al-

0 0 41