Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 4.1

yang tertelungkup dengan panah yang menancap di punggungnya dan seorang anak yang sedang duduk meratapi pria yang tertelungkup itu, lalu terlihat dua pria lainnya menghampiri anak kecil itu. Pada gambar keenam, terlihat kerumunan orang sedang meratapi jenazah yang terbaring ditumpukan kayu. Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Konotasi Konotasi yang muncul dari rangkaian gambar adegan awal konflik peperangan adalah minimnya pengetahuan orang Papua menyebabkan ketidaktahuan untuk membedakan uang asli dan uang palsu. Sehingga memicu kekesalan dari pihak yang merasa tertipu. Ketidaktahuan mereka akan adanya uang palsu disebabkan kurangnya fasilitas mendapatkan informasi di sana, bahkan listrik pun belum sepenuhnya merata di daerah pegunugan Papua. “Kalau kita berpikir kembali mengenai uang palsu atau tidak, kita lihat ke masalah seperti pemberitahuan seperti TV atau informasi lainnya. Masyarakat sana kan, zaman-zaman itu belum ada masuk televisi. Jangankan itu, mungkin listrik saja susah”. 5 Ditambah pula dengan karakter orang Papua yang keras dan mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi sehingga mudah tersulut emosi dan mengakibatkan perbuatan balas dendam. Mitos Faktor kurangnya perhatian pemerintah pusat dalam menyediakan sarana dan prasarana berupa media informasi di Tiom dan juga sosialisasi pemerintah yang lebih terhadap maraknya peredaran uang palsu mengakibatkan mudahnya masyarakat di sana menjadi korban penipuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. ―Dan tidak ada masalah sosialisai uang palsu. Mungkin juga kemarin-kemarin ada pemberitahuan tentang uang palsu, mungkin mereka hanya memberi tahu, tapi belum kasih tahu cara membedakan uang palsu seperti apa. Kalau pada zaman sekarang kan bisa dilihat pakai warna lampu biru, atau ada di iklan yang diraba, diterawang. Ya orang sana biar sampai sekarang dibilang diraba, atau diterawang. Mereka berpikir diraba ya tetap uang lima puluh ribu ya tetap sama, warnanya sama. Kita kembali lagi berpikir, ibarat kamu orang sana dan saya datang memberitahu hati-hati dengan uang palsu, harus diraba, diterawang. Sekarang kita kasih contoh uang palsu dan uang asli, sama-sama baru, mereka otomatis dan saya yakin sekali mereka akan bingung. Nanti dikasih contoh pegang begini, oiya dibilang mengerti ya mengerti, besok dia pegang uang palsu, dia bingungkan rasa hari ini dengan yang kemarin ”. 6 Selain itu ada pula faktor yang menyebakan terjadi perang antara lain pengabilan lahan, sakit hati dan lain-lain. Berikut pernyataan giude anjungan provinsi Papua di TMII, “Tidak beda jauh seperti yang ada di sini juga, karena pengambilan lahan, tersinggung antara kampung atau suku. Sama halnya seperti disini masalahnya juga sama ”. 7 Ditambah lagi rasa 5 Wawancara dengan Guide anjungan provinsi Papua Taman Mini Indonesia Indah pada 7 Februari 2014. 6 Wawancara dengan Guide anjungan provinsi Papua Taman Mini Indonesia Indah pada 7 Februari 2014. 7 Wawancara dengan Guide anjungan provinsi Papua Taman Mini Indonesia Indah pada 7 Februari 2014. kesetiakawanan yang begitu erat. Jika satu nyawa hilang harus dibayar satu nyawa sehingga itu yang menimbulkan peperangan yang tak pernah berhenti sebelum membayar denda adat yang berlaku di sana. “Ya, satu nyawa hilang harus dibayar satu nyawa sehingga itu yang menimbulkan peperangan. Seperti jika ada di pihak saya mati oleh pihak Anda, saya harus balas. Di pihak Anda pun harus ada yang mati satu. Tidak ada tawar-menawar di sana, harga diri harga mati”. 8 a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 4.2 Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam rangkaian gambar di atas, sutradara mencoba menampilkan mengenai sebuah awal terjadinya konflik peperangan yang terjadi dalam film Di Timur Matahari. Seluruh adegan ini ditampilkan mulai dari Blasius yakni ayah dari Mazmur yang menjual burung merpatinya kepada salah seorang teman adari ayah yoakim hingga Blasius meninggal. Pada gambar 1 tabel 4.2 terlihat blasius sedang bertransaksi jual beli burung merpati dengan salah seorang teman dari ayah yoakim yang disaksikan oleh ayah yoakim, Mazmur dan Thomas. Transaksi pun berjalan dengan lancar hingga akhinya Blasius dan ayah yoakim tersebut mengangitkan jarinya hingga berbunyi. Hal itu menggambarkan bahwa keduanya sudah menjadi saudara. Pada gambar 2 tabel 4.2 telihat Blasius berada dalam sebuah toko baju sedang mengamati uang hasil penjualan burung merpatinya. Mulanya Blasius yakni ayah dari Mazmur mengajak Mazmur dan juga Thomas untuk membelikan sebuah kaos tim sepak bola selayaknya seorang ayah yang ingin membahagiakan anaknya dan juga keponakannya. Lalu, setelah Mazmur 8 Wawancara dengan Guide anjungan provinsi Papua Taman Mini Indonesia Indah pada 7 Februari 2014.