BAB III GAMBARAN UMUM FILM DI TIMUR MATAHARI
A. Sekilas tentang Film Di Timur Matahri
Film berjudul Di Timur Matahari adalah sebuah film keluarga, karya Ari Sihasale lewat rumah produksi Alenia Pictures dengan produser eksekutif Nia
Sihasale Zulkarnaen. Film ―Di Timur Matahari 2012 ini bercerita soal perdamaian dan hausnya anak-anak akan pendidikan, dengan latar belakang
keindahan alam di Tiom, kabupaten Lanny Jaya, Papua. Latar belakang Ari Sihasale dengan tanah Papua turut berperan dalam pembuatan film ini. Kedekatan
emosional antara Ari dengan Papua inilah yang agaknya mendorong suami dari Nia Zulkarnaen ini membuat film pendidikan dengan latar belakang konflik
perang suku dan uniknya budaya Papua. Saya lahir di Papua, dan melihat realita yang kini terjadi di Papua, saya pun terdorong untuk mengajak masyarakat agar
mengenal Papua lebih dekat melalui film ini, ujar Ari Sihasale saat jumpa pers lauching film Di Timur Matahari, di Jakarta beberapa waktu lalu. ‖Film ini agak
berbeda dengan produksi Alenia sebelumnya karena kami ingin menampilkan sesuatu yang lain.
Persiapan film ini merupakan yang terberat karena Lanny Jaya adalah kabupaten baru. Jadi, bisa dibayangkan kondisinya seperti apa, pasti akan sulit
bagi semuanya,‖ ujar Nia sebelum memulai pembuatan film.. Nia mengatakan, Di Timur Matahari berawal dari keprihatinan Ale dan Nia akan kerapnya mereka
menyaksikan berita kerusuhan di sejumlah tempat di Indonesia, termasuk Papua. Kompas.com edisi 28 februari 2012. ‖Apakah gambaran Indonesia seperti ini
yang akan kita berikan kepada anak-anak kita? Melalui film ini kami ingin
memberikan kedamaian,‖ ujar Nia. Di Timur Matahari adalah film keenam yang diproduksi Alenia Pictures. Sebelumnya, mereka telah menggarap Denias, Tanah
Air Beta, King, Liburan Seru, dan Serdadu Kumbang. Film Di Timur Matahari ini menguak peran anak-anak yang identik dengan kepolosan, keluguan dan
keceriaan di tengah konflik orang dewasa yang tak berujungpangkal dan sudah membudaya yakni perang suku. Keluguan anak-anak Papua yang haus pendidikan
direpresentasikan melalui lima karakter anak Papua. Lima sekawan itu adalah Mazmur, Thomas, Suryani, Agnes, dan Yoakim. Mereka anak-anak yang haus
akan pendidikan dan berusaha untuk menggapai cita-cita, namun harus terbentur dalam kondisi dan situasi yang sangat sulit.
1
Film ini bercita tentang kepolosan dan keluguan anak-anak Papua yang menginginkan perdamaian serta pendidikan. Karakter kepolosan dan keluguan
anak-anak Papua ini mampu direprentasikan oleh lima sekawan yaitu Mazmur, Thomas, Suryani, Agnes, dan Yoakim. Di awal film ini, tokoh Mazmur yang
diperankan oleh Simson Sikoway sedang menunggu kedatangan guru pengganti di sebuah lapangan tempat biasa pesawat perintis mendarat. Sementara teman-teman
lainya menunggu di dalam kelas. Ketika ia telah lama menunggu, guru pengganti pun tak kunjung datang. Lalu ia berlari menuju kelas dan mengabarkan kepada
teman-temannya. Temen-teman, guru pengganti belum datang, ujar Mazmur. Kemudian teman-temannya pun temenung mendengar kabar dari Mazmur.
Meskipun guru penggantinya belum datang, Mazmur tidak kehilangan semangat belajar. Semangatnya tersebut ditunjukan ketika ia mengajak teman-temannya
untuk belajar bernyanyi saja, ajakan Mazmur disambut antusias oleh teman-
1
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Representasi Kearifan Lokal Dalam Film di Timur Matahari Jurnal Menggagas Pencitraaan Berbasis Kearifan Lokal: Universitas Multimedia
Nusantara, h.1069
temannya. Akhirnya mereka bersama-sama menyanyikan lagu Hymne Guru. Mungkin lagu tersebut sebagai bentuk kerinduan anak-anak Papua yang ingin
memperoleh pendidikan yang layak. Sungguh ironis, ketika melihat apa yang terjadi di Papua jika dibandingkan dengan pendidikan di kota besar Indonesia
lainnya. Film ini tidak hanya bercerita tentang pendidikan. Tetapi, film ini pun
bercerita tentang hausnya akan perdamaian di bumi Papua. Di dalam film awal mula terjadinya konflik peperangan ini berasal dari ayah Mazmur dengan ayah
yoakim, ketika ayah Mazmur yaitu Blasius menjual burung merpati kepada seseorang kerabat dari ayahnya Yoakim. Saat itu Blasius merasa sangat senang
ketika mendapatkan uang hasil jual burung merpatinya. Kemudian Blasius mengajak anaknya serta keponakannya yaitu Mazmur dan Thomas untuk membeli
baju tim sepak bola. Lalu Blasius merasa tak percaya ketika ia membayar baju yang ingin dibeli untuk Mazmur dan Thomas ternyata uang hasil penjualan
burung merpati adalah uang palsu. Kekesalan Blasius sudah tak terbendung lagi, ia merasa telah tertipu. Kemudian Blasius pun meluapkan kekesalannya dengan
memukuli ayah yoakim. Ini lah awal mula dari konflik yang menimbulkan kematian Blasius, perang suku, pembakaran honai, permasalahan adat yang keras
sehingga sulit untuk diselesaikan, menjadi warna yang kontras bila dibandingkan dengan keceriaan anak-anak yang tergambar pada awal film. Dan juga perseteruan
di antara kakak beradik Mikael dan Alex. Alex yang ingin membalas dendam atas kematian Blasius, yang dibunuh oleh penduduk dari suku lain. Mikael, ini bukan
masalah dendam, tapi ini masalah adat yang sudah ribuan tahun sebelum kamu
ada Mata ganti mata, Gigi ganti gigi, ujar Alex kepada kakaknya itu saat mereka berdiskusi usai memakamkan Blasius.
B. Tim Produksi Film Di Timur Matahari
Sebuah film sebagus apapun dan sesukses apapun tidak luput dari tangan- tangan dingin para crew dan pihak-pihak yang terlibat dalam penggarapan film.
Begitu juga dengan film Di Timur Matahari yang juga sukses berkat orang-orang yang terlibat didalamnya. Dan inilah orang-orang yang menjadikan film Di Timur
Matahari sukses dan meraih beberapa penghargaan.
Tabel 3.1
No Jabatan
Nama 1
Producer dan Director Ari Sihasale
2 Executive Producer
Nia Sihasale Zulkarnain 3
Line Produser Bengky Mulyono
4 Screenplay
Jeremias Nyangoen 5
Director of Photography Nur Hidayat
6 Art Director
Frans XR Paat 7
Film Editor Robby Barus
8 Sound Designer
Khikmawan Santosa 9
Sound Recordist Dwi Budi Priyanto
10 Musik Ilustrator
Dian HP, Bembi Gusti, Aghi Narottama 11
First Assistant Director Azhar ―Kinoi‖ Lubis
12 Second Assistant Director
Hadrah Daeng Ratu 13
Third Assistant Director Hari Saputra
14 Production Coordinator
Ario P. Nugroho 15
Distribusi Alenia Pictures
16 Pemain
Laura Basuki, Ririn Ekawati, Lukman Sardi, Ringgo Agus Rahman, Michael
Jakarimilena, Putri
Nere, Abetnego
Yogibalom, Lucky
Martin, Simson
Sikoway, Razz Manobi, Yullex Sawaki, Friska Machwi, Maria Resubun, Paul
Korwa