“Analisis Semiotika Film Negeri 5 Menara”

BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis Semiotika

1. Pengertian Semiotika Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ―tanda‖. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotika sebagai sesuatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan ―tanda‖. Dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. 1 Dalam buku Penelitian Komunikasi Kualitatif, Pawito menjelaskan bahwa semiotika merupakan metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks. Teks disini dapat diartikan sebagai segala sesuatu bentuk serta sistem lambang signs baik terdapat pada media massa televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio dan iklan ataupun yang terdapat di luar media massa lukisan, patung, candi, monumen, fashion show, dan menu masakan pada suatu food festival. 2 Dan fungsi dari semiotika inilah untuk mengungkap suatu makna yang terdapat pada teks ataupun lambang. 1 Alex Sobur, Analisis teks Media: Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 4, h.87-95. 2 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, 2007, h. 155. Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 3 Fedinand de Saussure, seorang ahli bahasa dari Swiss yang dianggap telah berjasa dalam upaya pengembangan analisis semiotika. Dalam hal ini, Saussure menggunakan istilah semiologi dengan makna science that studies the life of signs whitin society ilmu yang mempelajari seluk-beluk lambang-lambang yang ada atau digunakan dalam masyarakat. Ferdinand de Saussure mengelompokan lambang menjadi dua jenis, yakni: Signifier the concept dan Signified the sound-image. Signifier menunjuk dari aspek fisik dari lambang, misalnya ucapan, gambar, lukisan. Sedangkan signified menunjuk pada aspek mental dari lambang, yakni pemikiran bersifat asosiasif tentang lambang. Kedua jenis lambang ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Lain halnya dengan Saussure, tokoh semiotika lainnya ialah Charles Sanders Pierce, ia seorang ahli matematika dari AS yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. Bagi Pierce lambang memiliki cakupan yang luas, termasuk pahatan, gambar, ucapan, lisan, isyarat bahasa tubuh, musik, dan tulisan. Semiotika menurut Charles Sanders Pierce yakni membedakan lambang menjadi tiga kategori pokok: ikon icon, indeks index, dan simbol symbol. Di sini, yang dimaksud dengan ikon adalah a sign which is determined by its dynamic object by vitue of its own internal nature suatu lambang yang ditentukan [cara pemaknaannya] oleh objek yang dinamis karena sifat internal yang ada. Istilah indeks menunjuk pada lambang yang cara pemaknaannya lebih ditentukan oleh 3 Rahmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006, ed. 1, h. 261-262. 4 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 160.