Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Matahari. Kebiasaan balas dendam itulah membuat peperangan tidak pernah selesai. Meskipun latar belakang film ini mayoritas adalah penganut Nasrani. Tetapi film ini juga mempunyai sisi dakwah Islam yakni cinta perdamaian yang sesuai dengan tujuan agama Islam, yaitu membawa kedamaian di muka bumi. Agama Islam menghendaki umatnya agar selalu berpegang teguh pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai. Seperti dalam firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 103: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. QS Ali Imran:103 Jika dicermati dari sisi makna, film ini juga menarik untuk dianalisis. Karena dalam film ini mengandung beberapa makna pesan berbentuk simbol- simbol atau tanda yang ditampilkan oleh sutradara. Ada beberapa adegan di dalam film yang mengandung tanda dan perlu ditelaah lebih dalam lagi. Film pada dasarnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu digabungkan untuk mencapai efek yang diinginkan. Karena film merupakan produk visual dan audio, maka tanda-tanda ini berupa gambar dan suara. Tanda-tanda tersebut adalah sebuah gambaran tentang suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara. Namun, untuk mengetahui gambaran itu semua dapat menelitinya melalui pendekatan semiotik. Karena tanda tidak pernah benar-benar mengatakan suatu kebenaran secara keseluruhan. 4 Jadi, untuk menemukan makna dari pesan yang ada pada film Di Timur Matahari, digunakanlah metode semiotika yang merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang sistem tanda. Mulai dari bagaimana tanda itu diartikan, dipengaruhi oleh persepsi dan budaya, serta bagaimana tanda membantu manusia memaknai keadaan sekitarnya. Atas dasar inilah, penelitian ini dilakukan semata – mata untuk mengetahui makna apa yang terkandung pada simbol atau tanda yang muncul di film Di Timur Matahari. Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Representasi Moral Budaya Masyarakat Tiom Papua dalam Film Di Timur Matahari ” B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah rangkaian gambar adegan dalam film Di Timur Indonesia yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat Papua. Oleh karena itu dimulai dari keseluruhan alur cerita yang dominan terkait dengan budaya Papua. 2. Rumusan Masalah Untuk memfokuskan penelitian, maka masalah dalam penelitian ini mengacu pada model semiotika yang peneliti gunakan yakni semiotika Roland Barthes, sehingga rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 4 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jala Sutra, 2010, h. 21. 1. Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos moral budaya masyarakat Tiom Papua yang direpresentasikan film Di Timur Matahari? 2. Bagaimana pesan moral menurut pandangan Islam moral budaya masyarakat Tiom Papua yang direpresentasikan dalam film Di Timur Matahari?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian di atas, maka tujuan penelitiannya adalah: 1. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos moral budaya masyarakat Tiom Papua yang direpresentasikan film Di Timur Matahari 2. Untuk mengetahui pesan moral menurut pandangan Islam dalam film Di Timur Matahari

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitiannya adalah: 1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian ilmu teori komunikasi khususnya teori semiotika Roland Barthes. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi dalam bidang komunikasi sebagai referensi tambahan terkait dengan data analisis yang sama. Selain itu, dari segi praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi perfilman terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat film yang sarat muatan budaya dan memberi pencerahan.

E. Metode Penelitian

1. Metode Sebagai penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstruksitivisme maka kecenderungan penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian dengan jenis kualitatif ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kuantitatif yang berbasis pada paradigma positivistik positivisme-empiris. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 5 2. Objek, Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah rangkaian gambar film Di Timur Matahari. Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari 2014 hingga bulan Februari dan dilakukan di kediaman pribadi penulis di Bambu Apus, Cipayung serta anjungan provinsi Papua di Taman Mini Indonesia Indah. 3. Purposive Sampling Pemilihan objek penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan maksud dan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono 2005:53 menjelaskan yang dimaksud dengan Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Ada beberapa alasan penulis yang menjadi dasar penelitian mengenai pemilihan film Di Timur Matahari sebagai objek penelitian adalah karena 5 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003, h. 215. kentalnya budaya yang ada dalam film tersebut. Film tersebut begitu banyak menampilkan kebudayaan Papua, selain itu juga banyak menampilkan mirisnya pendidikan serta kurangnya perhatian dari pemerintahan pusat. Sehingga ini menjadi alasan penulis untuk mengangkat film tesebut sebagai penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang digunakan periset untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dibedakan dengan metodologi dari riset yang digunakan para periset, yakni riset kualitatif dan kuantitatif. Pada riset kualitatif yang penulis pakai pada riset ini adalah observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Ide penelitian kualitatif adalah dengan sengaja memilih informan atau dokumen atau bahan-bahan visual lain yang dapat memberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian. 6 Satu- satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti atau penulis itu sendiri. Hal ini dikarenakan penulis dalam proses penelitian dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Teknik dan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Observasi Observasi yaitu pengamatan secara langsung kondisi yang terjadi dilapangan yang memiliki relevansi terhadap permasalahan yang dikaji. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis penelitian kualitatif. 7 6 John W. Creswell, Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: KIK Press, 2003 h. 143. 7 Antonious Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004 h.186. 2. Wawancara Wawancara dalam riset kualitatif yang disebut sebagai wawancara mendalam atau wawancara intensif dan kebanyakan tak berstruktur. 8 Dengan tujuan mendapatkan data yang mendalam. 3. Dokumentasi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data yang bersangkutan dengan penelitian ini atau sumber-sumber tertulis dari bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang dimaksud. 5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes, membuat sebuah model sitematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap. Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Sedangkan signifikasi kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. 9 8 Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana, 2007, Cet ke-2 h. 96. 9 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006 h. 128.