“Analisis Semiotik Terhadap Film In The Name of God” “Semiotika Perlawanan Korupsi Film Aku Padamu”

Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 3 Fedinand de Saussure, seorang ahli bahasa dari Swiss yang dianggap telah berjasa dalam upaya pengembangan analisis semiotika. Dalam hal ini, Saussure menggunakan istilah semiologi dengan makna science that studies the life of signs whitin society ilmu yang mempelajari seluk-beluk lambang-lambang yang ada atau digunakan dalam masyarakat. Ferdinand de Saussure mengelompokan lambang menjadi dua jenis, yakni: Signifier the concept dan Signified the sound-image. Signifier menunjuk dari aspek fisik dari lambang, misalnya ucapan, gambar, lukisan. Sedangkan signified menunjuk pada aspek mental dari lambang, yakni pemikiran bersifat asosiasif tentang lambang. Kedua jenis lambang ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Lain halnya dengan Saussure, tokoh semiotika lainnya ialah Charles Sanders Pierce, ia seorang ahli matematika dari AS yang sangat tertarik pada persoalan lambang-lambang. Bagi Pierce lambang memiliki cakupan yang luas, termasuk pahatan, gambar, ucapan, lisan, isyarat bahasa tubuh, musik, dan tulisan. Semiotika menurut Charles Sanders Pierce yakni membedakan lambang menjadi tiga kategori pokok: ikon icon, indeks index, dan simbol symbol. Di sini, yang dimaksud dengan ikon adalah a sign which is determined by its dynamic object by vitue of its own internal nature suatu lambang yang ditentukan [cara pemaknaannya] oleh objek yang dinamis karena sifat internal yang ada. Istilah indeks menunjuk pada lambang yang cara pemaknaannya lebih ditentukan oleh 3 Rahmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006, ed. 1, h. 261-262. 4 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 160. objek dinamis dengan cara being in a real relation to it keterkaitan yang nyata dengannya. Proses pemaknaan lambang-lambang bersifat indeks tidak dapat bersifat langsung, tetapi dengan cara memikirkan serta mengkait-kaitkannya. Sedangkan simbol dalam konteks semiotika, biasanya dipahami sebagai a sign which is determined by its dynamic object only in the sense that it will be so interpreted suatu lambang yang ditentukan oleh objek-objek dinamisnya dalam arti ia harus benar-benar diinterpretasi. Dalam hal ini, interpretasi dalam upaya pemaknaan terhadap lambang-lambang simbolik melibatkan unsur dari proses belajar dan tumbuh atau berkembangnya pengalaman serta kesepakatan- kesepakatan dalam masyarakat. 5 2. Semiotika Roland Barthes Selain Pierce dan Saussure masih terdapat nama tokoh lain yang telah memberikan kontribusi bagi perkembangan analisis semiotik, yaitu Roland Barthes. Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol dalam KBBI edisi keempat Departemen Pendidikan Nasional hal. 450: rajin, tekun, dalam mencari mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussure. Roland Barthes juga intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik disebelah barat daya Prancis. Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. 6 5 Ibid, h. 157-158. 6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 cet. 4, h. 63.