Rukun dan Syarat Jual Beli

barang yang diharamkan syara‟ seperti babi dan khamar, karena kedua jenis benda itu tidak bernilai dalam pandangan syara‟.

4. Bentuk-Bentuk Jual Beli

Ulama Hanafiah membagi jual beli dari segi sah atau tidaknya menjadi tiga bentuk: a Jual Beli yang Sahih Jual beli yang sesuai dengan disyari‟atkan, memenuhi rukun dan syarat yang ditentukan, bukan milik orang lain, tidak tergantung pada hak khiyar lagi. Sifatnya mengikat kedua belah pihak. b Jual Beli yang Batal Apabila salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pad a dasar dan sifatnya tidak disyari‟atkan. Diantara bentuknya: Jual beli sesuatu yang tidak ada bai‟ al-ma‟dum, Jual beli yang mengandung unsur penipuan gharar. Jual beli benda-benda najis dan tidak mengandung makna harta, seperti bangkai. al- ‟Arbun, jual beli yang dilakukan melalui perjanjian, pembeli membeli sebuah barang dan uangnya seharga barang diserahkan kepada penjual, dengan syarat apabila pembeli tertarik dan setuju, maka jual beli sah. Tapi jika pembeli tidak setuju dan barang dikembalikan, maka uang yang telah diberikan pada penjual menjadi hibah bagi penjual. c Jual beli yang Fasid Ulama Hanafiah membedakan jual beli fasid dengan batal. Jika kerusakan dalam jual beli terkait dengan barang yang diperjualbelikan maka hukumnya batal sepert i bai‟ al-ma‟dum dan jual beli benda haram. Tapi apabila kerusakan pada jual beli menyangkut harganilai barang dan boleh diperbaiki, maka dinamakan fasid. Contoh yang fasid adalah bai‟ al- majhul, seseorang membeli HP blackberry, ternyata cuma casingnya yang bermerek, mesin dalamnya malah palsu atau tiruan, padahal harganya hampir sama dengan merek asli.

5. Jual Beli yang Terlarang

a Jual beli yang dilarang tidak sah: 1 Jual beli barang yang zatnya haram, najis atau tidak boleh diperjualbelikan. 2 Jual beli yang dilarang karena belum jelas sama-samar, antara lain: jual beli buah-buahan yang belum tampak hasilnya, jual beli barang yang belum tampak, seperti menjual ikan di kolam, menjual anak ternak yang masih dalam kandungan. 3 Jual beli bersyarat. 4 Jual beli yang menimbulkan kemudharatan, seperti menjual narkoba, buku atau vcd porno, lambang-lambang salib dsb. 5 Jual beli yang dilarang karena dianiaya, seperti menjual anak binatang yang masih begantung kepada induknya. 6 Muhaqalah, yaitu menjual tanam-tanaman yang masih di sawah. 7 Mukhadharah, menjual buah-buahan yang masih hijau belum pantas dipanen 8 Mulamasah, jual beli secara sentuh menyentuh. Misal, orang yang menyentuh sehelai kain atau barang berarti dianggapdiharuskan membeli barang tersebut. 9 Munabadzah al-hishshah , jual beli secara lempar melempar, seperti seseorang berkata: “Lemparkan kepadaku apa yang ada padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku.” Setelah lempar- melempar terjadilah jual beli. 10 Muzabanah, jual beli barter yang diduga keras tidak sebanding, menjual buah yang basah dengan buah yang kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi basah, sedangkan ukurannya dengan ditimbang, sehingga akan merugikan pemilik padi kering. b Jual beli yang dilarang sah: 1 Jual beli dari orang yang masih dalam tawar menawar. 2 Jual beli dengan menghadang dagangan di luar kotapasar. Menguasai barang sebelum sampai ke pasar agar dapat membeli murah kemudian menjual di pasar dengan harga murah pula, sehingga merugikan pedagang lain yang belum mengetahui harga pasar. Dilarang karena mengganggu kegiatan pasar, meskipun akadnya sah.