43
BAB IV TINJAUAN EKONOMI SYARIAH TERHADAP PRAKTIK DUMPING
DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Konsep Jual Beli
1. Pengertian
Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al Bai, al tijarah dan al mubadalah, sebagaimana Allah SWT, berfirman: surat fathir:29. Secara
etimologi, al- bai‟ jual beli merupakan bentuk isim mashdar dari akar kata
bahasa Arab bâ‟a , maksudnya, penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Kata al- bai‟ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian
lawannya, yakni kata al-syirâ`. Dua kata ini masing-masing mempunyai makna dua jual dan beli yang satu sama lain bertolak belakang.
Secara terminologi, jual-beli adalah pertukaran harta dengan harta yang lain berdasarkan tujuan tertentu, atau pertukaran sesuatu yang disukai
dengan yang sebanding atas dasar tujuan yang bermanfaat dan tertentu, serta diiringi dengan ijab dan qabul . Menurut Sayyid Sâbiq, jual-beli adalah
pertukaran harta atas dasar saling rela, atau memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan. Apabila akad pertukaran ikatan dan
persetujuan dalam jual-beli telah berlangsung, dengan terpenuhinya rukun dan syarat, maka konsekuensinya penjual akan memindahkan barang kepada
pembeli. Demikian pula sebaliknya, pembeli memberikan miliknya kepada
penjual, sesuai dengan harga yang disepakati, sehingga masing-masing dapat memanfaatkan barang miliknya menurut aturan dalam Islam. Dalam konteks
modern, terminologi jual-beli digunakan untuk menunjukkan proses pemindahan hak milik barang atau aset yang mayoritas mempergunakan uang
sebagai medium pertukaran.
1
Jual beli dalam arti umum adalah suatu perikatan tukar menukar sesuatu yang bukan kemnfaatan dan kenikmatan. Perikatan adalah akad yang
mengikat kedua belah pihak. Tukar menukar yaitu salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain.
Dan sesuatu yang bukan manfaat ialah bahwa benda yang ditukarkan ialah zat berbentuk, ia berfungsi sebagai objek penjualan, jadi bukan manfaatnya atau
bukan hasilnya. Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar menukar sesuatu yang
bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai daya tarik, penukarannya bukan emas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir
dan ada seketika tidak ditangguhkan, tidak merupakan utang baik barang itu ada dihadapan si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui sifat-
sifatnya atau sudah diketahui terlebih dahulu.
2
1
Fiqh Siyasah Muamalah, artikel ini diakses pada 22 Agustus 2011 dari http:www.slideshare.netlukmanulpresentasi-fiqh-siyasahmuamalah-9
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hal. 69-70