Ketentuan Kerugian Dumping dalam GATT-WTO

merugikan industri dalam negeri. Kerugian tersebut disebabkan oleh faktor- faktor lain yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai impor dengan harga dumping. Faktor-faktor yang mungkin relevan termasuk antara lain volume dan harga impor yang tidak dijual dengan harga dumping, pengurangan permintaan atau perubahan pola konsumsi, praktek pembatasan perdagangan, dan persaingan antar produsen luar negeri dengan produsen dalam negeri, kemajuan-kemajuan teknologi dan kinerja ekspor dan produktivitas industri dalam negeri. 13 Penentuan ancaman kerugian material akan didasarkan pada fakta- fakta dan bukan hanya pada tuduhan atau perkiraan. Perubahan keadaan yang akan menciptakan situasi sehingga dumping akan dapat menyebabkan kerugian. Hal itu harus diketahui dulu secara jelas. Dalam membuat penentuan mengenai adanya ancaman kerugian material, yang berwenang harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: a laju kenaikan yang besar produk impor dengan harga dumping di pasar dalam negeri yang menunjukkan kemungkinan meningkatnya besar. b Peningkatan yang berarti dalam kapasitas eksportir yang menunjukkan kemungkinan peningkatan yang berarti ekspor dengan harga dumping ke pasar anggota pengimpor dengan mempertimbangkankemampuan pasar- pasar eksporlain menyerap setiap tambahan ekspor. 13 Ibid.,47 c Apakah impor dengan harga yang akan mempunyai akibat menekan atau menahan atas harga-harga dalam negeri, dan akan meningkatkan permintaan impor selanjutnya. d Persediaan produk yang sedang dalam penyelidikan. Tindakan dumping tidak hanya menyebabkan kerugian langsung, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian yang tidak langsung. Misalnya, Indonesia telah mengimpor komoditas sepatu dari Jepang yang harganya sangat murah karena telah dikenakan dumping. Akibatnya industry Indonesia banyak yang gulung tikar karena produknya kalah dalam persaingan sehingga barang tidak laku. Konsekuensi lebih lanjut adalah timbulnya pengangguran karena para karyawan pabrik Indonesia banyak yang dikenakan PHK Pemutusan Hubungan Kerja untuk menyelamatkan kelanjutan perusahaan sepatu tersebut. Kerugian demikian merupakan kerugian langsung. 14 Di samping kerugian langsung, juga dapat mengakibatkan kerugian yang tidak langsung. Misalnya sebagai berikut: a Jepang telah mengekspor sepeda motor denga volume 15 persen dari seluruh total impor sepeda motor Indonesia. Kemudian Jepang mengenakan harga dumping yang less than fair value LTFV. Maka sekalipun volume ekspor sepeda motor Jepang ke Indonesia tetap 15 persen, karena daya saingnya lebih kuat berdasarkan LTFV, secara diam- diam telah merugikan produsen importer Indonesia. 14 Ibid.,48 b China telah melakukan produk dumping TV denag harga LTFV yang diekspor ke Indonesia, kemungkinan dapat menimbulkan dampak negative dalam bagi para produsen radio Indonesia, karena harga barang TV buatan Jepang yang murah telah mengubah selera masyarakat Indonesia terpaksa harus tutup karena tidak laku di pasaran.

B. Perdagangan Internasional

1. Pengertian

Perekonomian suatu negara berhubungan dengan dan dipengaruhi oleh perekonomian negara lain. Hubungan ini meliputi transaksi ekonomi berupa perdagangan barang-barang, jasa-jasa dan sumber-sumber serta transaksi investasi penanaman modal dan transaksi finansial utang-piutang. Salah satu aspek dalam perekonomian internasional adalah aspek Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah hubungan tukar-menukar barang atau jasa yang saling menguntungkan antara suatu negara dengan negara lainnya. Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan. Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional. 15 Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan individu dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. 16 Menurut kamus istilah perdagangan internasional, perdagangan internasional 17 adalah perdagangan yang dilakukan oleh pihak-pihak dari negara yang berbeda, secara garis besar diimplementasikan dalam bentuk transaksi ekspor dan impor. Ciri-cirinya antara lain, para pelakunya saling tidak mengenal, pengiriman barang melintasi batas negara, pembayaran dalam mata uang yang disepakati, prosedurnya cukup kompleks, memerlukan jasa 15 “Teori Perdagangan Internasional”, artikel diakses pada 4 April 2011 dari www.pdfking.netpdfteori-perdagangan-internasional.html. 16 “Perdagangan Internasional”, artikel diakses pada 25 November 2010 dari http:id.wikipedia.orgwikiPerdagangan_internasional. 17 Eddie Rinaldy, Kamus Istilah Perdagangan Internasional Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000, h.195. pihak ketiga dan merupakan sektor yang banyak dan sering diatur heavy regulation. Perdagangan internasional menciptakan suatu pasar global gabungan yang lebih besar dari pasar nasional manapun, dan karena itu memungkinkan ditawarkannya berbagai macam produk yang semakin beragam dengan harga lebih rendah kepada para konsumen. 18 Salah satu sebab munculnya perdagangan luar negeri internasional itu tidak lain adalah memperoleh keuntungan atas perdagangan tersebut. Menurut Adam Smith w. 1790 M perdagangan dalam skala yang lebih luas internasional mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat suatu negara. Dengan kata lain, kesejahteraan masyarakat justru akan semakin meningkat jika perdagangan internasional dilakukan dalam pasar bebas dan intervensi pemerintah dilakukan seminimal mungkin. 19 Setiap orang mengetahui bahwa perdagangan internasional itu menguntungkan yaitu, jika suatu negara menjual barang dan jasa kepada negara lain maka manfaatnya hampir pasti diperoleh kedua belah pihak. Perdagangan menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang-barang yang produksinya menggunakan sebagian besar menggunakan sumber daya yang berlimpah 18 Paul R.Krugman Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Terjemahan Dr. Faisal Basri Jakarta: PT. INDEKS, 2005, h.193. 19 Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h.101.