General Agreement On Tariff and Trade GATT And World Trade

2. Menempuh disiplin di antara anggotanya supaya tidak mengambil langkah yang merugikan anggota yang lain. 3. Mencegah terjadinya perang dagang yang akan merugikan semua pihak. Namun, aturan GATT tidak mengharuskan perdagangan bebas tanpa syarat karena dunia memang belum atau tidak mencapai hal itu secara utuh. Oleh karena itu, GATT hanya berusaha ke rezim perdagangan yang lebih bebas, atau fair trade tanpa diskriminasi untuk memperbesar pertumbuhan dunia. GATT dibentuk dengan pengaturan kelembagaan yang minimum pada tahun 1948 dengan 3 prinsip utama, yaitu: 1. Most Favoured Nations MFN. Prinsip tersebut berisi ketentuan bahwa suatu negara memberikan perlakuan yang istimewa kepada negara partner dagangnya dan hendaklah juga memberikan perlakuan yang sama istimewanya dengan negara-negara lain yang melakukan dengan melakukan transaksi perdagangan dengan negara bersangkutan. Perlakuan yang sama itu harus tercermin dalam tarif impor, pajak ekspor, dan pungutan lain. Tujuannya agar semangat perdagangan bebas menjadi meluas, sehingga manfaat yang timbul dari perdagangan bebas itu dapat dinikmati oleh seluruh negara yang melakukan transakasi perdagangan internasional. 2. Reciprocity. Penurunan atau penghapusan tarif suatu negara hendaklah dilakukan setelah melakukan perundingan dengan negara-negara partner dagangnya. Artinya adalah bahwa penurunan atau penghapusan tarif oleh suatu negara untuk komoditi tertentu hendaklah dilakukan dengan penurunan atau penghapusan tarif untuk komoditi yang sama oleh negara-negara lain. 3. Nondiscrimination. Setiap barang impor yang msuk ke pasaran domestik dalam suatu negara hendaklah dilakukan sama dengan barang domestik. Barang impor dan barang domestik mempunyai hak sama dalam melakukan persaingan dan tidak boleh diperlakukan berbeda dalam pengenaan pajak. Dalam praktek perdagangan internasional, prinsip-prinsip GATT di atas telah banyak dilanggar. Yang melanggarnya, terutama, adalah negara-negara maju atas korban negara-negara berkembang. Seluruh prinsip GATT akhirnya dalam praktek dibuat untuk kepentingan negara maju, sehingga GATT diberi julukan “the richman’s club”. World Trade Organization WTO atau organisasi perdagangan dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. System perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara- negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antara negara anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 januari 1995. 21 Pembentukan WTO menggantikan GATT itu sendiri disetujui 125 negara pada pertemuan para menteri di Marrakesh Maroko 15 April 1994, sebagai bagian dari kesepakatan putaran Uruguay, putaran terakhir perundingan perdagangan bebas multilateral dibawah GATT. WTO sendiri menurut kamus istilah ekonomi populer adalah bagian dari perjanjian Putaran Uruguay PU dimana negara penandatangan GATT sepakat menciptakan organisasi payung baru yang permanen untuk menggantikan GATT. WTO kemudian dibentuk yang akan mempermudah pelaksanaan dan administrasi kesepakatan PU. Seperti halnya GATT, WTO akan menyediakan forum bagi perundingan perdagangan mancanegara, melakukkan peninjauan atas kebijakan perdagangan negara anggota dan bekerja sama dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional IMF dalam usaha mencapai koherensi yang lebih besar dalam pembuatan kebijakan ekonomi dunia. Tetapi, WTO berbeda dengan GATT dalam beberapa hal yang lebih mempersempit bagi kemungkinan tindakan sepihak. Pertama, jangkauan masalah perdagangan yang akan digarap WTO telah sangat berkembang luas. Kedua, WTO mempunyai prosedur penyelesaian perselisihan yang jauh lebih tegas. Ketiga, badan itu memberikan sifat permanen yang tidak dimiliki GATT yang memang direncanakan hanya 21 Jalaluddin Al-Mahalli, “Tinjauan Etika Bisnis Syariah Terhadap Perdagangan Global”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h.60. merupakan badan sementara. Semua penandatanganan WTO harus sepakat menerima secara otomatis semua kesepakatan PU tanpa kecuali. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah normatif yaitu menggunakan tinjauan ekonomi syariah dalam perdagangan internasional yang telah dirumuskan dalam penelitian ini untuk menilai objek penelitian dumping.

B. Jenis Penelitian

Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yaitu pendekatan yang tidak mengadakan penghitungan matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan penekanan ilmiah 1 atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi. Bilamana terdapat ilustrasi yang mengarah pada perhitungan yang berbentuk angka-angka kuantitatif, maka hal itu dimaksudkan hanya untuk mempertajam analisa dan menguatkan argumentasi penelitian. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kepustakaan library research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari 1 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. VIII, Bandung: PT remaja Rosda Karya, 1997, h.6. data-data atau bahan-bahan dari berbagai daftar kesusastraan yang ada. Dengan cara membaca, mempelajari, mencatat, dan merangkum teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah pokok pembahasan melalui buku-buku, skripsi terdahulu, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan media lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penullis menggunakan jenis data kualitatif yaitu berupa kata-kata atau gambar bukan angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang. 2 Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yakni: a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. b. Data Sekunder Yaitu memberikan penjelasan yang menguatkan data primer yang mencakup buku-buku, karya tulis berupa makalah, Koran , majalah, artikel, dan lain-lain yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa dokumentasi naskah. 2 Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kuaitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, h.51.

E. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif yaitu suatu teknik analisa data dimana penulis membaca, mempelajari, memahami dan kemudian menguraikan semua data yang diperoleh lalu membuat analisa-analisa komprehensif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan menggunakan metode analisis ini maka selanjutnya penulis akan menjelaskan secara komprehensif semua data yang diperoleh dalam skripsi ini.

F. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.