Prinsip-prinsip Asuransi Syariah Asuransi Syariah

tanggal 25 Agustus 1994, dengan modal disetor sebesar Rp. 5 Miliar. Sementara PT. Asuransi Takaful Umum secara resmi didirikan pada tanggal 2 Juni 1995. 24

3. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah

Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu ‘ala al birri wa al taqwa tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa dan al- ta’min rasa aman. Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan menanggung resiko. 25 Para ekonom Islam mengemukakan bahwa asuransi syariah ditegakkan atas tiga prinsip utama, yaitu; a Saling Bertanggungjawab Para peserta asuransi memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah atau kerugian dengan niat ikhlas, para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggung jawab antara satu sama lain karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah. 26 Rasa tanggung jawab terhadap sesama merupakan kewajiban setiap muslim. Rasa tanggung jawab ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, 24 Ibid,. 25 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, h. 132 26 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gemala Insani, 2004, h. 230 saling membantu dan merasa mementingkan kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang beriman, takwa dan harmonis. 27 ⌧ ☺ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. An-Nisa : 29 b Saling Memberi Manfaat ⌧ ☺ ⌧ ⌧ Artinya: “.........Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan- perumpamaan”. Ar-Ra’ad : 17 27 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, h. 133 Seorang muslim merupakan bagian dari umat muslim yang lain, jika salah satu dari mereka sakit maka yang lain pun ikut merasakannya. Dalam asuransi syariah setiap peserta harus mengikhlaskan sebagian dananya yang disebut dengan dana kebajikan yang akan digunakan untuk menyantuni kepada siapa saja peserta asuransi yang mengalami musibah. c Bebas dari Praktek Magrib Maisir, Gharar, Riba 1 Maisir atau Untung-untungan ☺ ☺ ☺ ☺ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. Al-Maaidah : 90 Maisir dalam bahasa Arab secara harfiah adalah memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja, yang biasa juga disebut berjudi. Istilah lain yang digunakan dalam al-Qur’an adalah azim yang berarti praktek perjudian. 28 Dalam asuransi syariah jika 28 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Konsep dan Sistem Operasional, h. 48 seseorang menjadi peserta asuransi maka akan mendapat gambaran tentang berapa besar yang kelak akan diterima jika peserta mengalami kerugian. Karena dalam asuransi syariah, akad yang digunakan sangat jelas dan juga penempatan dana terpisah antara dana peserta dengan dana milik perusahaan. Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar, sedangkan al-qimar sama dengan al maisir. 29 2 Gharar atau Ketidakjelasan ﺚ ﺪﺣ ﻦﺑا ﺮﻤ ﻲﺿر ﷲا ﺎﻬ : نا لﻮﺳر ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا ﻴ ﻢ ﺳو ﻰﻬ ﻦ ﻴﺑ ﺮﻤﺜﻟا ﻰﺘﺣ ﺪ ﺎﻬﺣ ﺳو ﺎﻬ ﻟا ﺋﺎ عﺎﺘ ﻤﻟاو اور : ﻤﺟ ا ﺬﻴ ﺮ Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar radiyallah ‘anha, dia telah berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menjual buah-buahan sampai betul-betul masak. Larangan itu ditunjukan kepada penjual dan pembeli”. HR. Jama’ah kecuali Turmidzi. 30 Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ penipuan, yaitu suatu tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Menurut 29 http:www.wikimu.com 30 Ahmad Mudjab Mahalli, Haduts-hadits Mutafaq ‘alaih bagian Munakahat dan Mu’amalat, Jakarta: Kencana, 2004, ed, 1, h. 97-98 Madzhab Syafii definisi gharar adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi di dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti. 31 Gharar ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakati bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Maha Kuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untuk dan tertanggung merasa rugi secara finansial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli akad tadabulli tersebut cacat secara hukum. 3 Riba ⌧ ⌧ ☺ 31 http:www.wikimu.com Artinya: “Dan sesuatu riba tambahan yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka yang berbuat demikian Itulah orang-orang yang melipat gandakan pahalanya”. QS. Ar-rum: 39 ⌧ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. QS. Ali Imran: 130 Riba adalah praktek bunga serta hal-hal lain yang berhubungan dengan aktifitas investasi pada perusahaan asuransi konvensional dengan melanggar syariat Islam. Yang berlaku pada asuransi syariah adalah sistem mudharabah dimana keuntungan dan kerugian dalam investasi pada asuransi syariah dibagi merata berdasarkan kesepakatan dalam akad. Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat penghitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Sedangkan asuransi syariah menyimpan dananya di bank yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah.

4. Landasan Hukum Asuransi Syariah