Sejarah Berdirinya PT. Asuransi Bintang Syariah

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI BINTANG SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya PT. Asuransi Bintang Syariah

PT. Asuransi Bintang Syariah adalah perusahaan asuransi yang berada dibawah naungan PT. Asuransi Bintang Tbk, sehingga sejarah berdirinya tidak lepas dari berdirinya PT. Asuransi Bintang Tbk, atau dengan kata lain PT. Asuransi Bintang Syariah adalah unit kerja dari PT. Asuransi Bintang Tbk. PT. Asuransi Bintang Tbk, yang dikenal di kalangan industri asuransi dengan sebutan Bintang, adalah satu di antara sangat sedikit perusahaan asuransi nasional yang berhasil terus tumbuh dalam pasang-surut dunia usaha dan perekonomian Indonesia selama lebih dari empat-dasawarsa. Bintang didirikan pada tanggal 17 Maret 1955 oleh beberapa tokoh pengusaha nasional, yang sebagian besar juga adalah pelaku revolusi fisik menjelang kemerdekaan pada tahun 1945. Mereka adalah Ali Algadri, Idham, Ismet, Wibowo, Soedarpo Sasrosatomo, Pang Lay Kim, Roestam Moenaf dan Johan Radi Koesman. Sejak tanggal 29 November 1989 saham “Bintang” telah menjadi perusahaan publik dimana sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1 1 httpwww.asuransisyariah.myblogerrepublika.com 37 Kemampuan “Bintang” untuk terus tumbuh selama empat dasawarsa adalah berkat ketaat-azasan kepada dasar-dasar perusahaan asuransi yang sehat dan mengutamakan prinsip keseimbangan equilibrium antara penerapan underwriting policy yang konservatif dengan operasi pengembangan pasar secara dinamis. PT. Asuransi Bintang Tbk tetap tegar dalam menghadapi berbagai krisis. Dalam tangan manajemen yang cakap, Bintang selalu berhasil dalam menghadapi pasang-surut dunia usaha, karena senantiasa berada selangkah lebih maju guna mengatasi segala kesulitan yang menghadang. Tanpa memiliki pasar captive, PT. Asuransi Bintang Tbk terus menggali segala potensi pasar yang ada, baik pasar swasta, perorangan, komersial, industri maupun pemerintah. Di antara para nasabah yang cukup penting tercatat adalah PT. Matahari Putra Prima, PTPPNP, BP3TKI, PT. Sumber Alfaria Trijaya, PT. Ecxelcomindo Pratama, Bank Permata, PT. First Jakarta International Jakarta Stock Exchange, PT. Makro Indonesia, Protelindo, PT. Hero Supermarket dan masih banyak lagi. 2 Dengan 10 sepuluh kantor cabang, 1 satu unit usaha syariah, 3 tiga kantor penjualan dan 1 satu kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, struktur organisasi PT. Asuransi Bintang Tbk memungkinkan para stafnya untuk mengkhususkan diri pada kondisi geografis tertentu, sehingga 2 Ibid., kebutuhan pasar yang bersifat khas dapat dilayani. Keahlian serta keinginan untuk mengembangkan diri dapat memberikan nilai tambah pada produk asuransi yang sifatnya “intangible” Manajemen Bintang percaya bahwa peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan karyawan, serta penyediaan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap personil untuk aktualisasi diri dalam tim kerja yang produktif, pada gilirannya secara sinergi akan mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada para nasabah. Dengan demikian akan menjamin kelangsungan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Berdirinya unit syariah dengan nama PT. Asuransi Bintang Syariah dilatarbelakangi oleh pertumbuhan pangsa pasar dewasa ini. Dimana banyak konsumen menghendaki adanya perusahaan Asuransi yang berbasis Syariah. Perusahaan asuransi ini berdiri secara resmi pada tanggal 19 Februari 2007 bersamaan dengan dikeluarkannya Salinan Keputusan Menteri Keuangan RI Tentang Pemberian Ijin Pembukaan Kantor Cabang dengan Prinsip syariah No. KEP-025KM.102007. Sebelumnya juga sudah keluar Surat Rekomendasi pendirian Asuransi Syariah dari Dewan Syariah Nasional DSN Majlis Ulama Indonesia MUI dengan No. U-245DSN-MUIIX2006 tanggal 6 Ramadhan 1427 H 24 September 2006. Dewan Syariah Nasional MUI dapat memberikan rekomendasi atas pendirian unit usaha syariah dan menetapkan Dewan Pengawas Syariah DPS PT. Asuransi Bintang Tbk, sebagai berikut; Drs. H. Karnaen Perwataatmadja, SE, MPA, Ketua, DR. KH. A. Munif Suratmaputra, MA, Anggota dan Amin Musa, SE, Anggota B. Profil PT. Asuransi Bintang Syariah PT. Asuransi Bintang Syariah yang beralamat di Pondok Indah Plaza III Blok E 4 - 5. Jl. TB. Simatupang Jakarta Selatan ini menggunakan sistem Akad Wakalah bil ujrah. Akad Wakalah bil ujrah untuk asuransi adalah salah satu bentuk akad di mana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi dalam pengelolaan dana mereka dengan pemberian ujrah fee. 3 Prinsip yang dianut dalam asuransi syariah adalah prinsip Risk Sharing. Risiko bukan dipindahkan dari nasabahpeserta kepada perusahaan asuransi Risk Transfer, tetapi dibagi atau dipikul bersama di antara para nasabah peserta. Dalam konteks asuransi syariah perusahaan asuransi bukan lagi sebagai penanggung suatu risiko dan nasabah sebagai tertanggung. Perusahaan asuransi adalah sebagai pengelola operator dan nasabah sebagai peserta Participants. Masing-masing peserta pada hakekatnya mengikatkan dirinya bergabung pada peserta lain yang memiliki risiko sejenis, di mana para peserta tersebut bersepakat untuk memberikan donasi yang sebanding dengan risiko yang dimilikinya untuk dikumpulkan dan digunakan untuk membayar 3 Lifelet PT. Asuransi Bintang Syariah kerugian yang diderita oleh anggota yang bergabung dalam kelompok yang mengalami musibah. Karena tidak adanya kompetensi atau keahlian para peserta dalam mengelola sendiri kegiatan pengelolaan risiko, baik seleksi risiko, pengumpulan donasi dan investasi agar dana donasi bisa berkembang, melakukan adjustment kerugian dan pembayaran klaim dan sebagainya, maka diperlukan tenaga ahli yang kompeten di bidang pengelolaan risiko, sehingga dapat tercapai tujuan dengan baik. Di sinilah peran perusahaan asuransi sebagai pengelola risiko dibutuhkan. Atas perannya tersebut pengelola sudah selayaknya memperoleh upah. Bagaimana upah itu diberikan dan berapa besarnya, tergantung pada akad yang digunakan antara para peserta dan pengelola. Dalam konteks syariah ini, terdapat 2 akad, pertama akad diantara para peserta dan kedua, akad antara para peserta dengan pengelola. 1. Akad antar para peserta adalah akad yang bersifat tabarru, yaitu akad yang tidak bertujuan komersial, tetapi semata-mata untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Para peserta tidak mengharapkan imbalan dari kontribusi yang dibayarkan melainkan sebagai hibah dari peserta yang akan ditempatkan dalam suatu wadah yang disebut dana tolong menolong kumpulan donasi para peserta yang juga dikenal sebagai dana tabarru. 2. Akad antara peserta dengan pengelola perusahaan asuransi, adalah akad di mana peserta mengikatkan diri dengan pengelola untuk mewakili para peserta dalam segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan risiko. Dalam hal satu pihak menjadi wakil dari pihak lain untuk mengerjakan suatu urusan maka dikenalah Akad Wakalah. 4 Oleh karena perusahaan asuransi adalah suatu institusi yang berorientasi usaha, maka dalam konteks ia sebagai wakil dari para peserta, pengelola akan meminta sejumlah upah ujrah atas tugas yang diserahkan kepadanya. Sehingga akad yang digunakan bukanlah wakalah murni yang bersifat tabarru, melainkan wakalah bil ujrah. Sebagai Asuransi yang berbasis syariah maka PT. Asuransi Bintang Syariah bisa dijadikan sebagai mitra yang baik, ini disebabkan oleh: a Berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam penyediaan jasa Asuransi di bidang Risk Management dan Underwriting, b Memiliki 15 kantor cabang di beberapa kota di Indonesia, c Profesionalisme. Didukung oleh tenaga ahli dan para profesional di bidang Asuransi Kesehatan. d Pelayanan Administrasi berkualitas. 4 httpwww.asuransibintang.com e Provider Jaringan Pelayanan Kesehatan. Telah lebih dari 300 jaringan provider yang telah bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang Tbk dan tersebar di seluruh Indonesia.

C. Visi dan Misi PT. Asuransi Bintang Syariah