Dampak Krisis Global Terhadap Industri Asuransi

BAB IV STRATEGI PT. ASURANSI BINTANG SYARIAH DALAM

MENGHADAPI KRISIS EKONOMI GLOBAL

A. Dampak Krisis Global Terhadap Industri Asuransi

Krisis ekonomi global yang dipicu oleh gagalnya sub prime mortgage di Amerika telah memakan korban lembaga keuangan di Amerika yang akhirnya pailit atau bangkrut. Yang paling mencolok adalah Lehman Brothers yang dianggap salah satu lembaga keuangan terbesar di Amerika yang telah berdiri sejak tahun 1895, siapa yang sangka perusahaan sekaliber Lehman Brothers dapat terpuruk sedemikian parahnya.. Akibat dari gejolak finansial itu adalah jatuhnya Index Harga Saham di NewYork Stock Exchange NYSE. Krisis finansial tersebut kemudian menjalar ke bursa regional dan lembaga keuangan di seluruh Uni Eropa, Asia dan terakhir berdampak pada Bursa Saham Jakarta JSX. Nilai index diatas 2,500 anjlok hingga dibawah 1.600. Saham- saham unggulan pun ikut bertumbangan dan para investor kelihatannya sudah kehilangan akal sehat dan panik sehingga perdagangan di BEJ sempat di suspend dihentikan. Menurut para analis internasional maupun lokal, dampak krisis ekonomi global ini akan berdurasi kurang lebih 2 tahun kedepan sampai 57 mencapai keseimbangan baru. Saat ini masyarakat tertentu yang sangat membutuhkan liquiditas untuk menopak kegiatannya dan aksi jual saham, beli dollar, beli emas, jual Rupiah, jual instrumen investasi lainnya, beli tanah, jual dan beli properti semakin marak. Melihat aktifitas seperti ini, kira kira bagaimana dampaknya terhadap industri Asuransi di Indonesia. Dampak pertama dari krisis ekonomi global terhadap industri asuransi umum di Indonesia khususnya adalah tergerus dan berkuranngya pendapatan investasi perusahaan perusahaan Asuransi dan pada akhirnya mengurangi Net Profit perusahaan. Instrumen investasi sepeti reksadana, saham, obligasi dan unit link seluruhnya mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan dan pada akhirnya berimbas pada pendapatan lain selain premi perusahaan asuransi umum. Dampak berikutnya adalah akan berkurangnya penutupan polis asuransi umum seperti Asuransi KebakaranProperti karena masyarakat akan mulai menunda pembelian rumah baru atau properti baru akibat kenaikan tingkat suku bunga KPR. Di Indonesia kira-kira 70 pembelian rumah adalah melalui skema KPR. Demikian juga untuk Asuransi Kendaraan Bermotor dimana masyarakat akan menunda pembelian mobil baru atau pun bekas karena naiknya tingkat suku bunga KPM.. Akibatnya pendapatan perusahaan pembiayaan Leasing akan berkurang secara signifikan demikian juga perusahaan asuransi umum yang mendapatkan bisnis dari perusahaan Leasing tersebut. Perusahaan perusahaan Asuransi umum yang terkait dengan Bank sebagai penyedia kredit konsumen maupun kredit komersial akan merasakan dampak yang signifikan. Dampak lainnya karena krisis keuangan global adalah meningkatnya “moral hazard” tertanggung. Pembatalan polis ditengah jalan atau melakukan “fraud claim” sangat dimungkinkan. Dikarenakan krisis liquiditas atau tertanggung memerlukan uang tunai yang mendesak akibat permohonan kredit dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya tertunda, maka salah satu jalan yang termudah bagi tertanggung adalah melakukan “claim terorganisir”. Misalnya dengan membakar pabrik secara rekayasa dan sengaja sehingga menimbulkan kerugian total loss. Jika tertanggung mengcover misalnya pabriknya senilai Rp. 10 milyar dan jika terjadi klaim kebakaran yang menghancurkan seluruh propertinya, maka tertanggung akan mendapatkan penggantian hampir senilai pertanggungan tersebut. Untuk itu perusahaan asuransi umum perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap “fraud claim” seperti tadi yang mungkin saja terjadi diwaktu mendatang. Dunia bisnis asuransi syariah pun tidak serta merta dapat terhindar dari kriris yang sedang berlangsung. Saat ini asuransi syariah sibuk untuk menangkal dampak krisis lebih meluas, dampak ini tidak bersifat langsung. Asuransi syariah merupakan bagian dari lembaga keuangan yang mana didalamnya terdapat direct financial market dan ada indirect financial market . Ketika salah sistem keuangan terkena dampak krisis keuangan ini maka asuransi syariah yang merupakan inderect akan ikut terkena imbasnya. Tidak menutup kemungkinan asuransi syariah akan berat merasakan krisis keuangan ini jika pada lembaga keuangan lain atau perusahaan-perusahaan lain yang menjadi klien perusahaan asuransi syariah terkena dampak dari krisis ini. Maka krisis keuangan yang dirasakan oleh asuransi syariah hanyalah efek dari yang lain yang menjadi partner asuransi syariah.

B. Dampak Krisis Ekonomi Global Bagi PT. Asuransi Bintang Syariah.