Dampak Krisis Ekonomi Global Bagi PT. Asuransi Bintang Syariah.

keuangan ini maka asuransi syariah yang merupakan inderect akan ikut terkena imbasnya. Tidak menutup kemungkinan asuransi syariah akan berat merasakan krisis keuangan ini jika pada lembaga keuangan lain atau perusahaan-perusahaan lain yang menjadi klien perusahaan asuransi syariah terkena dampak dari krisis ini. Maka krisis keuangan yang dirasakan oleh asuransi syariah hanyalah efek dari yang lain yang menjadi partner asuransi syariah.

B. Dampak Krisis Ekonomi Global Bagi PT. Asuransi Bintang Syariah.

Krisis ekonomi global saat ini mengakibatkan dampak yang sangat signifikan terhadap lembaga-lembaga keuangan diantaranya, Bank, Asuransi, Dana Pensiun, Multifinance dan lembaga keuangan lainnya. Banyak lembaga keuangan kelas dunia seperti Lehman Brothers, AIG terpukul oleh krisis ini. Banyak ahli mengatakan penyebab dari krisis ini adalah underlying asset yang berupa kertas atau kepercayaan inilah yang mengakibatkan hancurnya perekomian dunia. Dampak yang mungkin akan timbul dari krisis ekonomi global terhadap industri asuransi di Indonesia khususnya adalah tergerus dan berkurangnya pendapatan investasi perusahaan asuransi dan pada akhirnya mengurangi Net-Profit perusahaan. Instrumen investasi seperti reksadana, saham, obligasi dan unit link seluruhnya mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan dan pada akhirnya berimbas pada pendapatan lain. Kemungkinan dampak selanjutnya adalah akan berkurangnya penutupan polis asuransi seperti asuransi kebakaran karena masyarakat akan mulai menunda pembelian rumah baru atau properti baru akibat kenaikan tingkat suku bunga KPR. Di Indonesia kira-kira 70 pembelian rumah adalah melalui skema KPR. Dampak lainnya yang mungkin timbul karena krisis ekonomi global adalah meningkatnya “moral hazard” tertanggung. Pembatalan polis di tengah jalan atau melakukan “fraud claim” sangat dimungkinkan. Dikarenakan krisis liquiditas atau tertanggung memerlukan uang tunai yang mendesak akibat permohonan kredit dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya tertunda, maka salah satu jalan termudah bagi tertanggung adalah melakukan “claim terorganisir”. Misalnya dengan membakar pabrik secara rekayasa dan sengaja sehingga menimbulkan kerugian total loss. Jika tertanggung mengcover misalnya pabriknya senilai Rp. 10 milyar dan jika terjadi klaim kebakaran yang menghancurkan seluruh propertinya, maka tertanggung akan mendapatkan penggantian hampir senilai pertanggungan tersebut. Untuk itu perusahaan asuransi perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap “fraud claim” seperti tadi yang mungkin saja terjadi di waktu mendatang. Berangkat dari kemungkinan-kemungkinan di atas maka sebenarnya bisnis asuransi yang berbasis pada syariah tidak terlalu terkena imbas oleh adanya krisis ekonomi global, ini disebabkan oleh sistem syariah yang terhindar dari adanya unsur Gharar ketidakjelasan, Riba, maisir. Yang ada adalah tabarru, taawun atau takaful dan juga adanya pengawasan seluruh aktivitas kegiatannya dari Dewan Pengawas Syariah DPS yang merupakan bagian dari Dewan Syariah Nasional DSN baik dari segi operasional perusahaan, investasi maupun Sumber daya manusia SDM. Maka dari itu kedudukan DPS dalam struktur organisasi perusahaan setara dengan dewan komisaris. 1 Dalam konsep taawun asuransi bersifat tolong-menolong misalnya, terjadi kesepakatan dari anggota untuk bersama-sama memikul suatu kerugian atau penderitaan yang mungkin terjadi pada anggotanya. Untuk kepentingan itu masing-masing anggota membayar iuran berkala premi. Dana yang terkumpul akan terus dikembangkan, sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan di atas, bukan untuk kepentingan badan pengelola asuransi syariah. Dengan demikian badan tersebut tidak dengan sengaja 1 Wawancara dengan Bedjo, S.Sos. Assistant Vice President. PT. Asuransi Bintang Syariah pada tanggal 14 November 2009, bertempat di kantor PT. Asuransi Bintang Syariah Plaza Pondok Indah III. mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri. Di sini sifat yang paling menonjol adalah tolong menolong seperti yang diajarkan Islam. Hal yang sama juga ada pada konsep tabarru sumbangan, niat ber-tabarru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika diantaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong. Tabarru dengan menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang lain yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah Swt. Sebagaimana digambarkan dalam hadits Nabi Muhammad Saw, ْﻦ آ نﺎ ِﻓ ﻲ ﺣ ﺟﺎ ِﺔ أ ِﺧ ْﻴِ آ نﺎ ﷲا ِﻓ ﻲ ﺣ ﺟﺎ ِﺘِ ﻢ ﺴﻤﻟا ور “Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya”. HR. Bukhari dan Muslim Lalu, apa ada dampak dari krisis keuangan global terhadap bisnis asuransi syariah, terutama dampak yang terjadi di PT. Asuransi Bintang Syariah? Pada dasarnya, asuransi syariah memang tidak terlalu terkena imbas yang krusial dari adanya krisis ekonomi global yang terjadi, jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi konvensional yang jelas-jelas tidak adanya sistem taawun tolong-menolong, di asuransi syariah hanya ada sedikit dampak yang terjadi, artinya dampak itu mudah diatasi. Dampak-dampak yang terjadi akibat krisis ekonomi global di PT. Asuransi Bintang Syariah itu antara lain: 2 1 Adanya penurunan nilai investasi dari perusahaan-perusahaan yang menjadi nasabah PT. Asuransi Bintang Syariah. Yang berakibat pada menurunnya net-provit perusahaan. Sebagai contoh dari penurunan ini adalah target yang seharusnya di dapat pada setiap tahunnya mencapai Rp. 20.000.000.000,- pada tahun 2009 target itu tidak terpenuhi. Untuk tahun 2009 dampak tersebut begitu terasa di perusahaan PT. Asuransi Bintang Syariah. 2 Adanya penurunan pada daya beli masyarakat penurunan pada penjualan terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Bintang Syariah, oleh sebab penurunan pendapatan masyarakat sehingga mereka berfikir ulang untuk mengikuti asuransi. Dua dampak tersebut memang cukup terasa di perusahaan PT. Asuransi Bintang Syariah yang tentunya dibutuhkan strategi-strategi yang jitu untuk mencegah kerugian-kerugian pada tahun-tahun berikutnya. 2 Wawancara dengan Bedjo, S.Sos, ibid.

C. Strategi PT. Asuransi Bintang Syariah dalam Menghadapi