Tindakan Penagihan Tunggakan Pajak

34 menunaikan kewajibannya tanpa menunggu–nunggu ditimpanya oleh paksaan yang mengancamnya. Agar terjamin pemasukan uang ini dalam kas negara, maka dalam hal ini diadakanlah paksaan yang bersifat langsung, yaitu dengan penyitaan dan pelelangan barang-barang orang yang berhutang pajak Santoso Brotodihardjo, 2008:196.

F. Tindakan Penagihan Tunggakan Pajak

Tony Masyarul 2005:47 apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi, maka akan dilakukan tindakan penagihan pajak, yaitu: penerbitan surat teguran, pemberitahuan surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan, penyitaan, dan pelelangan. 1. Penerbitan Surat Teguran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24PMK.032008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus, perubahan dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. “Surat Teguran, surat peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya”. Dengan demikian, Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Surat teguran akan diterbitkan apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 7 tujuh hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran. 35 2. Pemberitahuan Surat Paksa Setelah lewat dari 21 dua puluh satu hari dari tanggal Surat Teguran utang pajak tidak juga dilunasi, akan diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh juru sita pajak. Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Utang pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 2 dua kali 24 dua puluh empat jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh juru sita pajak. Surat Paksa mempunyai kekuatan dan kedudukan hukum yang sama dengan grosse akte, artinya putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka pemberitahuan kepada penanggung pajak oleh juru sita pajak dilaksanakan dengan cara membacakan isi Surat Paksa dan kedua belah pihak menandatangani Berita Acara sebagai pernyataan bahwa Surat Paksa telah diberitahukan. Selanjutnya salinan Surat Paksa diserahkan kepada Penanggung Pajak, sedangkan asli Surat Paksa disimpan di kantor pejabat. 3. Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP Apabila penanggung pajak tidak juga melunasi utang pajak dalam dalam jangka waktu 2 dua kali 24 dua puluh empat jam terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan, maka tindakan penagihan dapat dilanjutkan dengan penyitaan. Tindakan penyitaan dilakukan dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. 4. Penyitaan Penyitaan adalah tindakan juru sita pajak untuk menguasai baang penanggung pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak 36 menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan penyitaan adalah untuk memperoleh uang jaminan pelunasan utang pajak dari penanggung pajak. Oleh karena itu, penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua barang penanggung pajak, baik yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan penanggung pajak, atau tempat lain sekalipun penguasaannya berada di tangan pihak lain atau dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu. Penyitaan terhadap penanggung pajak Badan dapat dilaksanakan terhadap barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan yang bersangkutan, ditempat tinggal mereka maupun di tempat lain. 5. Pelelangan Dalam jangka waktu paling singkat 14 empat belas hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan pengumuman lelang melalui media massa. Penjualan secara lelang melalui kantor lelang negara terhadap barang yang disita, dilaksanakan paling singkat 14 empat belas hari setelah pengumuman lelang. Dalam hal ini biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum bayar, akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan. 37 Sedangkan apabila utang pajak belum dilunasi menurut Santoso Brotodihardjo 2008:197 adalah sebagai berikut: 1. Paksaan yang bersifat pasif, artinya dengan cara memberi peringatan, setelah itu memberi teguran, kemudian dengan aturan pencicilan pembayaran atau tidak. 2. Penagihan dengan Surat Paksa Pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa ini adalah suatu bentuk ekseskusi tanpa peraturan hakim yang menjadi wewenang fiskus yang lazimnya dinamakan eksekusi langsung. Surat paksa dilancarkan dengan pertama-tama diberitahukan oleh juru sita kepada wajib pajak, segera setelah surat tu ditetapkan. Menurut peraturan, pelaksanaan surat paksa baru dapat dilakukan, 24 jam setelah surat tersebut diberitahukan kepada wajib pajak. 3. Penyitaan Penyitaan adalah tindakan juru sita pajak untuk menguasai barang penanggung pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan. 4. Pelelangan Barang-barang milik penanggung pajak yang akan dijual kecuali terhadap biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak, biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, atau biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh pelelangan dan 38 penyelesaian suatu warisan. Hasil penjualan barang-barang milik penanggung pajak terlebih dahulu untuk membayar biaya-biaya tersebut di atas dan sisanya dipergunakan untuk melunasi utang pajak.

G. Penelitian Terdahulu