Pengertian, Jenis, Tujuan, Tata Cara, dan Ruang Lingkup Pemeriksaan

13 b. Pajak Regulator Pengatur Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Berdasarkan fungsi-fungsi pajak di atas, fungsi budgetair dan fungsi regulator mempunyai peranan penting dalam berlangsungnya pembangunan suatu negara, karena fungsi budgetair sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Dalam APBN, pajak merupakan sumber penerimaan dalam negeri. Sedangkan, fungsi regulator sebagai alat untuk mengatur kebijakan dibidang sosial dan ekonomi, misalnya PPn BM untuk minuman keras dan barang-barang mewah lainnya.

B. Pengertian, Jenis, Tujuan, Tata Cara, dan Ruang Lingkup Pemeriksaan

Pajak Early Suandy 2005:209 memberikan pengertian atas pemeriksaan sebagai berikut: ”Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dataatau keterangan lainnya, untuk menguji kepatuhan kewajiban perpajakan, dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, memberikan pengertian atas pemeriksaan sebagai berikut: 14 “Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun, dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”. Berdasarkan definisi di atas, pengertian pemeriksaan menurut ketentuan perpajakan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah, dan keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Tujuan lain dalam pemeriksaan pajak untuk melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Early Suandy 2001:104 mengelompokkan jenis-jenis pemeriksaan pajak, adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Rutin, adalah pemeriksaan yang bersifat rutin dilakukan terhadap wajib pajak sehubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan wajib pajak yang bersangkutan. b. Pemeriksaan khusus, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak berkenaan dengan adanya masalah dan keterangan yang secara khusus berkaitan dengan wajib pajak yang bersangkutan. Pemeriksaan khusus harus dilakukan melalui pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan sederhana lapangan. c. Pemeriksaan Bukti Permulaan, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak untuk mendapatkan bukti permulaan bukti tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. d. Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap cabang, perwakilan, pabrik atau tempat usaha dari wajib pajak 15 domisili, yang lokasinya berada di luar wilayah kerja unit pelaksana pemeriksaan wajib pajak domisili. e. Pemeriksaan Tahun Berjalan, yaitu pemeriksaan terhadap wajib pajak yang dilakukan dalam tahun berjalan untuk jenis-jenis pajak tertentu dan untuk mengumpulkan data atau keterangan atas kewajiban pajak lainnya. Sedangkan menurut Diaz Priantara 2009:74 mengelompokkan jenis- jenis pemeriksaan pajak, adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Kantor, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan mengundang wajib pajak ke kantor pemeriksa untuk memberikan keterangan atau bukti tertulis. Secara tegas dinyatakan bahwa Pemeriksa tidak boleh mengunjungi tempat usaha wajib pajak. b. Pemeriksaan Lapangan, yaitu pemeriksaan yang dilakukan di tempat usaha wajib pajak baik dikantornya, aktivitas bisnisnya, gedung, atau tempat lain yang ada hubungannya dengan usaha wajib pajak. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang sebenarnya karena Pemeriksa dengan leluasa dapat menerapkan metode dan teknik pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan. c. Pemeriksaan Kepatuhan, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan menguji kepatuhan wajib pajak memenuhi peraturan perundang-undangan perpajakan. d. Pemeriksaan untuk tujuan lain, yaitu semua pemeriksaan yang dilakukan selain untuk menguji kepatuhan wajib pajak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 16 Dalam pemeriksaan pajak juga ditentukan ruang lingkup untuk setiap pemeriksaan. Menurut Pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007, ruang lingkup pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa masa pajak, Bagian tahun pajak atau tahun pajak dalam setahun lalu maupun tahun berjalan. Sedangkan menurut pasal 30 ayat 1 ruang lingkup pemeriksaan pajak, yaitu: untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan tersebut. Adapun tujuan dari pemeriksaan pajak sebagaimana diuraikan menurut Pasal 3 ayat 2 dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang tata cara pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1 Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada wajib pajak. Pemeriksaan untuk tujuan diatas dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut: a. Surat Pemberitahuan SPT menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengambilan pendahuluan kelebihan pajak. b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan PPh menunjukkan rugi. c. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan. 17 d. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. e. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada huruf c tidak dipenuhi. 2 Tujuan lain dalam Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, antara lain: a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP secara jabatan. b. Penghapusan NPWP. c. Wajib Pajak mengajukan keberatan. d. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. e. Pencocokan data atau alat keterangan. f. Pengumpulan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. g. Penentuan wajib pajak berlokasi didaerah terpencil. h. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. i. Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Sedangkan menurut Pradiat 2008:6 tujuan pemeriksaan pajak sebagai berikut: “Pemeriksaan pajak yang dilakukan terhadap SPT wajib pajak, yang bertujuan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak, kecuali ditemukan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan akan dilanjutkan dengan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan”. 18 Berdasarkan deinisi di atas, tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain. Pemeriksaan ini guna keperluan penetapan pajak yang terhutang dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Beberapa norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan wajib pajak Waluyo, 2010:75 adalah sebagai berikut: a. Dalam hal Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan Surat Perintah Pemeriksaan dan Tanda Pengenal Pemeriksa. b. Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan pemeriksaan. c. Dalam hal Pemeriksaan Kantor, wajib pajak wajib memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu ditentukan. d. Wajib pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan- catatan, dan dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang berutang pajak. e. Wajib pajak berhak mengajukan permohonan oleh tim pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara wajib pajak dengan pemeriksa pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. 19 f. Wajib pajak memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan. g. Dalam hal Pemeriksaan Lengkap, wajib pajak atau kuasanya wajib menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui. Sedangkan beberapa norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan wajib pajak menurut Diaz Priantara 2009:176 adalah sebagai berikut: a. Meminta Pemeriksa memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan. b. Meminta pemberitahuan tertulis sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan lapangan. c. Mendapatkan Surat Panggilan apabila akan dilakukan pemeriksaan kantor. d. Mendapatkan penjelasan dari Pemeriksa Pajak tentang maksud dan tujuan pemeriksaan. e. Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen. f. Meminta diperiksa dalam jam kerja. g. Mendapatkan pembinaan dari pemeriksa pajak mengenai Pembukuan pencatatan dan perpajakan. h. Mendapatkan pemberitahuan tertulis tentang hasil pemeriksaan untuk pengujian kepatuhan. 20 i. Meminta perincian yang berkenaan dengan perbedaan antara SPT dan hasil pemeriksaan. j. Mendapat panggilan dan menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan. Beberapa Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan dalam Siti Resmi 2008:68 adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dilakukan di Kantor Jenderal Pajak, di Kantor wajib pajak atau di Kantor lainnya atau di pabrik atau di tempat usaha, atau ditempat pekerjaan bebas atau di tempat tinggal wajib pajak atau ditempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. 2. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap wajib pajak termasuk terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak. 3. Pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka menguji pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dilakukan dengan menelusuri kebenaran Surat Pemberitahuan, pembukuan atau pencatatan, dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya dari wajib pajak. 4. Petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta memperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa. 5. Wajib pajak yang diperiksa wajib: a. Memperlihatkan dan meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan 21 penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak. b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. c. Memberikan keterangan lain yang diperlukan baik secara tertulis dan lisan, misal surat pernyataan tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, keterangan bahwa fotokopi yang dipinjamkan sesuai dengan aslinya, biaya hidup, dan wawancara tentang proses pembukuan wajib pajak. 6. Buku, catatan, dokumen, data, informasi, dan keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa dalam rangka pemeriksaan, wajib dipenuhi oleh wajib pajak paling lama satu bulan sejak permintaan disampaikan. Sedangkan Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan dalam Diaz Priantara 2009:184 adalah sebagai berikut: a. Pemeriksa Pajak Memperlihatkan Tanda Pengenal pemeriksa pajak serta Surat Perintah Pemeriksaan Pajak kepada wajib pajak. b. Memberikan surat pemberitahuan pemeriksaan pajak kepada wajib pajak yang diperiksa lapangan dan menyampaikan surat panggilan kepada wajib pajak yang dilakukan Pemeriksaan Kantor. c. Memberikan Surat Pemberitahuan tertulis tentang hasil pemeriksaan pajak dan memastikan bahwa surat tersebut sudah diterima wajib pajak untuk menghindari pernyataan sepihak bahwa wajib pajak tidak hadir. 22 d. Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang dipinjam dalam keadaan lengkap sesuai dengan jumlah dan kondisi saat pertama kali dipinjam.

C. Pemeriksa Pajak