Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

47 Menurut Indriantoro dan Supomo, 2002:104, skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Berbagai jenis skala dapat dilakukan untuk mengukur fenomena sosial dan dapat dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah summated rating method yang dikembangkan oleh Likert atau lebih dikenal dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert yang dipergunakan untuk menjawab bagian pernyataan penelitian memiliki lima kategori sebagaimana dalam tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Tingkat Penilaian Jawaban No Jenis Jawaban Bobot 1 SS = Sangat Setuju 5 2 S = Setuju 4 3 R = Ragu-Ragu 3 4 TS = Tidak Setuju 2 5 STS = Sangat Tidak Setuju 1

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan uji beda t-test.

1. Statistik Deskriptif

Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran 48 atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2006:19. 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan- pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid Ghozali, 2006:49. b. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang. 2 One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. 49 Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha . Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2006:45.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot P-P Plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal Santoso, 2004:212. b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF Ghozali, 2006:95. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas multiko. Model 50 regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen Ghozali, 2006:95. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah dibawah 0,5. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko Santoso, 2004:203-206. c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006:125. 51

4. Uji Hipotesis