Tingkat Kemudahan Tindakan Penagihan Tunggakan Pajak Y

57

4. Tingkat Kemudahan Tindakan Penagihan Tunggakan Pajak Y

Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan oleh peneliti adalah tingkat kemudahan tindakan penagihan tunggakan pajak. Tingkat kemudahan tindakan penagihan tunggakan pajak dalam penelitian ini adalah tingkat perhatian, kepedulian, kesediaan, dan kesadaran dalam melunasi pajak yang masih harus dibayar sebagai hasil pemeriksaan dari wajib pajak. Adapun indikatornya: kepedulianketerlibatan wajib pajak untuk merespon setiap tindakan penagihan yang dilakukan mulai dari pengiriman surat teguran, penyampaian surat paksa, dan pelaksanaan surat perintah melaksanakan penyitaan, meningkatkan jumlah ketetapan pajak lunas akibat penagihan aktif, dan kesediaan wajib pajak membayar surat teguran pajak dan surat ketetapan pajak kurang bayar sesuai dengan jumlah yang terhutang. Variabel ini diukur menggunakan instrumen yang digunakan oleh Sri Wulandari 2008. Terdiri dari 6 enam item pertanyaan dengan menggunakan skala interval interval scale 5 poin dari sangat setuju 1, setuju 2, ragu-ragu 3, tidak setuju 4 sangat tidak setuju 5. 58 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Efektivitas Pemeriksaan X 1 Sumber: Totok Harianto 2006 Kinerja dalam melaksanakan pemeriksaan 1. Suatu prestasi dari pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan apabila melakukan kinerja yang baik 1 Skala Interval 2. Tercapainya sasaran, tujuan atau keberhasilan dari pemeriksa dalam merencanakan pemeriksaan 2 3. Cara kerja dari pemeriksa yang baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ada 3 4. Merupakan hasil berdasarkan penggunaan sumber daya- sumber daya yang ada 4 5. Produktivitas dalam bentuk pelayanan 5 Efisiensi Pemeriksaan X 2 Sumber: Sandra Buana 2002 Penggunaan sumber daya dalam melaksanakan pemeriksaan 1. Melakukan peminjaman seluruh dokumen Wajib Pajak 6 Skala Interval 2. Meminta keterangan sesuai dengan kebutuhan 7 3. Memenuhi kelengkapan dokumen merupakan kewajiban pemeriksa 8 4. Pemeriksaan dilakukan selama 7 hari 9 59 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran 5. Pemeriksaan selesai tepat waktu 10 6. Pengembalian dokumen ke Wajib Pajak tepat waktu 11 7. Hak-hak yang diberikan oleh Wajib Pajak 12 8. Pemeriksa tidak perlu mendapatkan bukti dari Wajib Pajak 13 9. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan budaya praktis 14 10. Pemeriksa memberikan waktu dan tenaga yang dibutuhkan 15 Kualitas Pemeriksaan X 3 Sumber: Sri Wulandari 2008 Manfaat yang diperoleh Wajib Pajak 1. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan jujur dan objektif 16 Skala Interval 2. Pemeriksa memberikan hasil pemeriksaan yang handal 17 3. Hasil laporan sesuai dengan peraturan perundang- undangan pajak 18 4. Memberikan petunjuk ke Wajib Pajak tentang pemenuhan kewajiban 19 60 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran 5. Pemenuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku 20 6. Pemeriksaan dapat mengubah sikap kepatuhan ke Wajib Pajak 21 7. Laporan hasil pemeriksaan harus handal 22 8. Kepastian hukum atas hasil pemeriksaan 23 9. Perbedaan rincian antara hasil pemeriksaan dengan Surat Pemberitahuan 24 Tingkat Kemudahan Tindakan Penagihan Tunggakan Pajak Y Sumber: Sri Wulandari 2008 dan Totok Harianto 2006 Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar tunggakan pajak 1. Wajib Pajak memberikan respon terhadap penagihan tunggakan 25 Skala Interval 2. Pelunasan Wajib Pajak atas hasil pemeriksaan sebelum jatuh tempo 26 3. Ketepatan membayar tunggakan pajak tidak mempengaruhi atas pengajuan keberatan hasil dari pemeriksaan 27 4. Pemeriksa memperhatikan kesadaran dari Wajib Pajak atas pelunasan tunggakan pajak 28 61 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran 5. Pemeriksa memperhatikan kepedulian dari Wajib Pajak atas pelunasan tunggakan pajak 29 6. Wajib Pajak atau mengangsur pembayaran tunggakan pajak 30 Sumber: Diolah dari berbagai referensi 62

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat KPP Jakarta Kebayoran Lama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama KPP Kebayoran Lama dibentuk sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor PMK-132PMK.012006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak. Sebagai KPP modern, struktur organisasi mengalami perubahan sesuai fungsi yang menggabungkan fungsi pelayanan KPP, fungsi pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan PBB Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB dan fungsi pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Pajak Karikpa ke dalam satu atap pelayanan KPP Pratama. Wilayah kerja KPP Kebayoran Lama meliputi permukiman masyarakat menengah atas seperti perumahan Pondok Indah, Permata Hijau, Kebayoran dan Senayan, dengan potensi orang pribadi yang sangat besar untuk dilakukan penggalian penerimaan pajaknya. Untuk WP Badan, jenis usaha yang di dominasi adalah usaha perdagangan diikuti sektor jasa. Industri pengolahan atau pabrikasi hanya 5 dari keseluruhan sektor usaha. Dengan potensi wilayah dan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP yang lebih besar maka KPP Kebayoran Lama memiliki banyak kesempatan untuk dapat melakukan ekstensifikasi namun disisi lain jumlah WP Orang Pribadi yang