3 Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian
kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi. 4
Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari dan mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan
pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen. Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi Auditor Intern
adalah: a.
Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan b.
Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaannya mentaati peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai
apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak c.
Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi accounting system dan pelaporan
d. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan
e. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen
disertai rekomendasi perbaikannya Sucipto, 2007:4
3. Misi dan Peran Auditor Intern
Auditor Intern memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor Intern
bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasionalnya
14
perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor Intern memiliki
peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.
4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Tabel 1.1. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
Auditor Intern Auditor Ekstren
a. Merupakan karyawan
perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.
b. Melayani kebutuhan organisasi,
meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
c. Fokus pada kejadian-kejadian
di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang
dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
d. Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau
perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
e. Independen terhadap aktivitas
yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan
dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.
f. Menelaah aktivitas secara terus-
menerus a.
Merupakan orang yang independen di luar
perusahaan. b.
Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi
keuangan yang dapat diandalkan.
c. Fokus pada ketepatan dan
kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu
yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
d. Sekali-kali memperhatikan
pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum,
namun akan memberikan perhatian lebih bila
kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan
keuangan secara material.
e. Independen terhadap
manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun
secara mental.
f. Menelaah catatan-catatan
yang mendukung laporan keuangan secara periodik,
biasanya setahun sekali.
Sumber : Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8
15
Menurut sawyer, et al 2003:10 teknik-teknik audit internal terdiri dari 6 tahap pendekatan, diantaranya :
1 Penentuan risiko
Penentuan risiko risk assessment merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki
pemahaman mengenai proses penentuan resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya. Selain itu, auditor internal harus
memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit untuk memastikan bahwa pengendalian yang dibutuhkan memang survei
pendahuluan diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri atas:
a Risiko bawaan inherent risk adalah kerentanan suatu asersi atas
terjadinya salah saji material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal terkait
yang ditetapkan. b
Risiko pengendalian control risk adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah
atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur pengendalian internal suatu entitas. Resiko ini ditentukan
saat mengevaluasi pengendalian dan strategi entitas yang diaudit. c
Risiko deteksi detection risk adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu
asersi.
16
2 Survei pendahuluan
Survei pendahuluan berguna untuk memperoleh gambaran lebih dahulu mengenai aktifitas yang akan direview dimana seorang auditor
bisa mendapatkan keadaan perusahaan secara umum baik kekuatan maupun kelemahannya. Terdapat 6 langkah dasar dalam melakukan
survei pendahuluan, yaitu : a
Melakukan studi awal Studi awal yang dilakukan mencakup penelahaan atas kerja tahun
sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan, organisasi dan dokumen-dokumen yang akan membantu untuk lebih memahami
subjek audit. b
Mendokumentasikan Auditor akan melakukan beberapa langkah yang akan mengarah
pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien, seperti pembuatan daftar pengingat dan daftar isi untuk kertas kerja dan
pembuatan kuesioner untuk wawancara dan diskusi dengan manajer klien.
c Bertemu klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan
dijelaskan. Pada kesempatan ini, auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta mengenali gaya manajemen yang
diterapkan.
17
d Mendapatkan informasi. Informasi yang diperlukan dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 fungsi dasar manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
e Mengamati
Pengamatan yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran lebih nyata mengenai kegiatan yang direview. Observasi
dapat memberikan gambaran dan kesan tersendiri atas aktivitas yang diamati.
f Membuat bagan alir
Bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi semua auditor. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana
untuk menganalisis operasi yang kompleks. g
Melaporkan Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan
audit seharusnya mencakup langkah-langkah audit yang disarankan dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus
dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan.
3 Program audit
Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Auditor internal harus
18
menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut
harus memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak.
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang
merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan audit,
penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin dilakukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
4 Pekerjaan lapangan
Pekerjaan lapangan merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bukti mengenai
kegiatan suatu aktivitas operasi, termasuk pula penilaian atas bukti yang terkumpul dan temuan yang didapat, apakah operasi dilaksanakan
sesuai standar yang telah ditetapkan. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk melengkapi prosedur audit
yang tertuang dalam audit program, dalam rangka mencapai tujuan audit.
Auditor dapat mencapai tujuan audit melalui proses yang disebut pengujian. Pengujian dilaksanakan dengan memilih beberapa transaksi
sebagai sampel untuk direview. Tujuannya untuk untuk memberikan
19
auditor suatu dasar opini untuk pembentukan opini audit. Langkah- langkah pengujian pokok adalah :
a Penentuan standar
b Perumusan populasi
c Pemilihan sampel transaksi
d Pengujian atas transaksi yang telah dipilih
Pada prinsipnya terdapat dua jenis bukti, yaitu bukti hukum dan bukti audit. Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan.
Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, yang mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap
pernyataan atas suatu masalah. Namun bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan, sedang bukti audit lebih
mengandalkan bukti-bukti dokumen. 5
Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, Auditor Intern mengidentifikasi
akan kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang
dapat diterima disebut temuan audit audit findings. Beberapa kelemahan temuan bersifat kecil dan tidak
membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dilaporkan haruslah:
a Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
20
b Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti
yang memadai, kompeten, dan relevan c
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka d
Relevan dengan masalah-masalah yang ada e
Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab
manajemen. Lebih disukai Auditor Intern mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan
audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk
memperbaiki kekurangan. 6
Kertas Kerja Kertas kerja working paper berisi catatan informasi yang
diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja
21
disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit.
Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:
a Rencana audit, termasuk program audit.
b Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol
internal. c
Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.
d Penelaahan kertas kerja.
e Laporan audit.
f Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Audit intern menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang berbeda, yaitu:
a Untuk mendukung laporan audit.
b Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab,
penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
c Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan
audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan
d Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.
22
e Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang
melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi. f
Untuk menjadi sarana bagi auditor ekstern dalam mengevaluasi pekerjaan Audit Intern dan kemudian menggunakannya dalam
penilaian audit ekstern atas sistem kontrol internal organisasi. g
Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya.
h Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor ekstern
atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas Audit Intern. i
Menjadi bagian dokumentasi.
C. Kompetensi Auditor