PENUTUP Pertanyaan Umum Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 71 B. Saran ................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75 LAMPIRAN ................................................................................................... 75 xiii DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 1.1 Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern 15 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya 37 3.1 Operasional Variabel Penelitian 52 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian 54 4.2 Data Sampel Penelitian 55 4.3 Deskripsi Responden 55 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit 57 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel setelah Kompetensi Audit dikeluarkan 58 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Audit 58 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Good CorporateGovernance 59 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel setelah Good Corporate Governance GCG 2 dan 13 dikeluarkan 60 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Audit 60 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi Audit 61 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Good Corporate Governance 61 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas 62 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi 65 4.14 Hasil Uji Secara Individual Uji Statistik t 66 4.15 Hasil Uji Secara Simultan Uji Statistik F 68 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Perumusan Masalah 38 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot 63 4.2 Grafik Scatterplot 64 xv xvi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan 1 Daftar Kuesioner Penelitian 2 Daftar Jawaban Responden 3 Hasil Uji Data SPSS

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi yang melanda Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1987, isu mengenai Corporate Governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil di masa yang akan datang Herwidayatmo, 2003:25. Beberapa dekade terakhir, Corporate Governance menjadi topik bahasan penting para pelaku usaha, akademisi, dan regulator. Tercermin dari pernyataan Presiden World Bank, James D. Wolfensohn: “Bahwa bagi perekonomian dunia tata kelola perusahaan yang tepat The proper governance of companies sama krusialnya dengan tata kelola Negara yang tepat The proper governing of countries. Bank Dunia juga menyadari bahwa Corporate Governance yang kuat akan menghasilkan kemajuan sosial yang baik” Tidak berlebihan jika abad ke-19 disebut sebagai “century of the enterpreneur” setelah abad ke-20 merupakan “century of management” dan abad ke-21 disebut akan menjadi “century of governance” Danu Febrianto, 2007:98. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization for economic Cooperation and Development OECD telah dikembangkan Principles of Corporate Governance yang dijadikan acuan oleh banyak Negara dalam menyusun pedoman Corporate Governance. Kajian OECD tersebut kemudian dirumuskan menjadi empat prinsip utama Good Corporate 1 Governance GCG yang berlaku universal, yaitu kewajaran fairness, keterbukaaan transparency, akuntabilitas accountability, dan pertanggung jawaban responsibility Akhmad Syakhroza, 2003:13 Badan Usaha Milik Negara BUMN merupakan sarana bagi pemerintah untuk melayani kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan peran tersebut, BUMN senantiasa diawasi pemerintah khususnya di bawah pengawasan Kementrian Badan Usaha Milik Negara mempunyai karakteristik khusus, tidak hanya menyangkut kepemilikannya oleh Negara tetapi juga peran yang diembannya sebagai pelaku bisnis yang melaksanakan fungsi komersial, dan sekaligus sebagai “Agent of Development” yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional, mempunyai kegiatan utama menghimpun dana fanding, dan menyalurkan dana lending Gusnardi, 2006:5 Salah satu pihak yang terkait dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG adalah Audit Intern. Audit Intern pada BUMN dilaksanakan guna membantu manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif dan efesien. Dengan adanya mekanisme Audit Intern, diharapkan manajemen dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas pengendalian sehari-hari atas perubahan milik Negara BUMN tersebut dapat dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggung jawabnya. Hubungan Audit Intern dengan Good Corporate Governance di sebutkan oleh Organisasi Profesi Internal Auditor Indonesia yaitu: “Fungsi Internal Audit Satuan Pemeriksaan Internal yang efektif mampu 2 menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses Corporate Governance , pengelola risiko, dan pengendalian manajemen”. “Internal Auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan Corporate Governance ”. Di Indonesia, kurang efektifnya pelaksanaan Corporate Governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Annual Report Bapepam tahun 2004 mencatat beberapa kasus sehubungan dengan tidak berperan dan sangat lemahnya Pengadilan Intern dan Audit Intern sehingga tidak mampu mendeteksi terjadinya kesalahan dalam tubuh perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik Good Corporate Governance . Pengendalian Intern yang memadai harus dapat dipercaya, kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan, pengamatan aset, pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien, pencapaian tujuan yang ditetapkan Gusnardi, 2006:11. Baik buruknya Good Corporate governance BUMN di Indonesia memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan Pengendalian Intern pada BUMN tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan kondisi obyektif yang ada pada organisasi. Kondisi ini sebagian terbesar ditentukan oleh pimpinan organisasi, dimana lingkungan pengendalian meliputi nilai integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan pengawas, filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, kebijaksanaan dan praktik sumber daya manusia Arens et al, 2006:274. 3 Karena sangat mendasarnya komponen lingkungan pengendalian sebagai aspek Pengendalian Intern, jenis perusahaan merupakan salah satu aspek lingkungan pengendalian yang dapat memiliki keterkaitan dengan Good Corporate Governance BUMN. Dengan berfungsinya Pengendalian Intern dan Audit Intern serta terwujudnya transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas maka terwujudlah prinsip Good Corporate Governance. Menyadari pentingnya Good Governance sebagai salah satu agenda reformasi untuk merehabilitasi perekonomian nasional yang terpuruk akibat krisis ekonomi, maka sejak ditanda tanganinya Letter Of Intent pertama dengan IMF pada tanggal 31 Oktober 1997 Pemerintah telah mencanangkan rencana untuk memperbaiki praktek Governance di Indonesia yang dimulai dari sektor perbankan dan terus berlanjut ke sektor-sektor lain. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Herlianti Utami dan Puji Handayati 2007. Adapun yang membedakannya antara lain dalam hal: 1. Populasi penelitian Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah auditor internal pada bank, sedangkan pada penelitian sebelumnya, populasi penelitian yang digunakan adalah Kantor Akuntan Publik yang berdomisili di Malang dan Surabaya. 2. Periode penelitian Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2010, sedangkan pada penelitian sebelumnya, data yang digunakan yaitu data dari tahun 2007. 4 3. Variabel penelitian Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kompetensi audit dan faktor independensi audit, sedangkan pada penelitian sebelumnya memasukan 4 variabel, yaitu variabel komposisi komite audit, variabel keberadaan pernyataan secara tertulis misi dan tugas komite audit, variabel kepemimpinan komite audit, dan variabel evaluasi kinerja. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tinjauan penulis terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi audit intern dalam mewujudkan GCG serta membahas peran Audit Internal perusahaan dalam mendukung pengembangan dan implementasi Good Corporate Governance. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance? 2. Apakah independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance? 5 3. Apakah kompetensi dan independensi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai analisis faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kompetensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 2. Menguji pengaruh independensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 3. Menguji pengaruh kompetensi dan independensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance

D. Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti a. Memunculkan kesadaran dan kepekaan terhadap isu-isu yang dihadapi bisnis, dan profesi auditor. b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Audit Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance. 6 2 Bagi Perusahaan a. Mendorong Perusahaan terutama personil yang ada di dalam Audit Intern untuk mengenali dan peka terhadap permasalahan yang terjadi. b. Praktek, implikasi dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dari Audit Intern agar mampu menjalankan fungsinya dalam perusahaan. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan mewujudkan Good Corporate Governance dalam sebuah perusahaan. 3 Bagi Masyarakat Sebagai sarana informasi tentang faktor-faktor auditor internal serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi serta dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber referensi bagi penelitian selanjutnya. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Mardiasmo, 2004:132 mendefinisikan efektivitas adalah: “Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan hasil guna. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan Spending wisely Indikator efektivitas menggambarkan jangkauanya akibatnya dan dampak outcome dari keluaran output program dalam mencapai tujuan program semakian besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu organisasi”. Menurut N. Anthony, 2004:14 mendefinisikan efektivitas: “Efektivitas adalah hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung jawaban dengan tujuan jangka pendek objektivitas, semakin besar output yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit tersebut “. Jadi, efektivitas adalah hubungan antar variabel satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan dan berpengaruh untuk mencapai tujuan atau hasil akhir sasaran.

B. Audit Intern

1. Definisi Audit Intern

Pengertian menurut Institute of Internal Auditor dalam penelitian Muh. Arief Effendi 2006:1 “Intern auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization operations. 8 It help an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajement, control and governance process” Intern Auditing adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Intern Auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. American Accounting Association mendefinisikan Audit Intern sebagai, “Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H.Scheiner, 2005:8 Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Audit intern sendiri dapat di definisikan sebagai “suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi”. Muh. Arief Effendi, 2006:1 Dewan direksi Institute of Internal Auditors dalam Sawyer 2005:9-10 memberikan definisi: “Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi.” 9 Selain itu definisi untuk menggambarkan ruang lingkup audit internal modern dan tak terbatas adalah: “Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2 resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi; 3 peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan telah diikuti; 4 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5 sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan 6 tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.” “Istilah Intern Auditor terdiri dari dua kata yaitu internal intern dan auditing audit. Bila di artikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri” Sucipto, 2007:2 Internal Audit adalah Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijaksanaan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Agoes, 2004:2 Menurut Sawyer, et al 2003:10 mengartikan Audit Intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi 10 c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti d. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis e. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Menurut Assegaf 2001:233 pengertian Internal Auditing adalah: “Pemerikasaan yang dilakukan oleh auditor internal yang merupakan karyawan perusahaan tersebut, untuk menilai dan mendapatkan bukti ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan, keyakinan pelaksanaan pengendalian intern yang baik, menghindari penyimpangan, mengungkapkan penyelewengan serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Internal Auditing pada umumnya di anggap sebagai bagian dari sistem pengendalian intern internal control”. Jadi, auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer atau dewan direksi dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi sistem kontrol secara efisien dan efektivitas terhadap kinerja perusahaan.

2. Fungsi Audit Intern

Fungsi audit Internal menurut Hiro Tugiman 2000:11: “Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen, agar tanggung jawab dapat dilaksanakan secara efektif”. Tanggung jawab auditor internal menurut Amin Widjaja Tunggal 2000:21 adalah sebagai berikut: 11 a. Tanggung jawab direktur audit internal adalah merupakan program audit internal perusahaan. Direktur audit internal mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal, juga menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan. b. Tanggung jawab auditing supervisor adalah membantu direktur audit internal dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan auditor independen agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. c. Tanggung jawab senior adalah menerima program audit dan instruksi untuk era audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor memimpin staf auditor dalam pekerjaan laporan audit. d. Tanggung jawab staf auditor adalah melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Di dalam Standar Profesi Audit Internal 2004, ruang lingkup audit internal adalah sebagai berikut: Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. 12 a. Pengelolaan risiko Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern. b. Pengendalian Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern. 1 Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi. 2 Keandalan informasi. 3 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4 Pengaman aset organisasi. c. Proses governance Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan- tujuan berikut: 1 Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam organisasi. 2 Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas. 13 3 Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi. 4 Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari dan mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen. Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi Auditor Intern adalah: a. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan b. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaannya mentaati peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak c. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi accounting system dan pelaporan d. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan e. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya Sucipto, 2007:4

3. Misi dan Peran Auditor Intern

Auditor Intern memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor Intern bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasionalnya 14 perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor Intern memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha.

4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern

Tabel 1.1. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern Auditor Intern Auditor Ekstren a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah. e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktivitas secara terus- menerus a. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan. b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan. c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental. f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali. Sumber : Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005:8 15 Menurut sawyer, et al 2003:10 teknik-teknik audit internal terdiri dari 6 tahap pendekatan, diantaranya : 1 Penentuan risiko Penentuan risiko risk assessment merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki pemahaman mengenai proses penentuan resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya. Selain itu, auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit untuk memastikan bahwa pengendalian yang dibutuhkan memang survei pendahuluan diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri atas: a Risiko bawaan inherent risk adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal terkait yang ditetapkan. b Risiko pengendalian control risk adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur pengendalian internal suatu entitas. Resiko ini ditentukan saat mengevaluasi pengendalian dan strategi entitas yang diaudit. c Risiko deteksi detection risk adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi. 16 2 Survei pendahuluan Survei pendahuluan berguna untuk memperoleh gambaran lebih dahulu mengenai aktifitas yang akan direview dimana seorang auditor bisa mendapatkan keadaan perusahaan secara umum baik kekuatan maupun kelemahannya. Terdapat 6 langkah dasar dalam melakukan survei pendahuluan, yaitu : a Melakukan studi awal Studi awal yang dilakukan mencakup penelahaan atas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan, organisasi dan dokumen-dokumen yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. b Mendokumentasikan Auditor akan melakukan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien, seperti pembuatan daftar pengingat dan daftar isi untuk kertas kerja dan pembuatan kuesioner untuk wawancara dan diskusi dengan manajer klien. c Bertemu klien Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dijelaskan. Pada kesempatan ini, auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta mengenali gaya manajemen yang diterapkan. 17 d Mendapatkan informasi. Informasi yang diperlukan dapat diklasifikasikan ke dalam 4 fungsi dasar manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. e Mengamati Pengamatan yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran lebih nyata mengenai kegiatan yang direview. Observasi dapat memberikan gambaran dan kesan tersendiri atas aktivitas yang diamati. f Membuat bagan alir Bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi semua auditor. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks. g Melaporkan Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya mencakup langkah-langkah audit yang disarankan dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasi aktivitas- aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan. 3 Program audit Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Auditor internal harus 18 menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan audit, penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin dilakukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi. 4 Pekerjaan lapangan Pekerjaan lapangan merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bukti mengenai kegiatan suatu aktivitas operasi, termasuk pula penilaian atas bukti yang terkumpul dan temuan yang didapat, apakah operasi dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk melengkapi prosedur audit yang tertuang dalam audit program, dalam rangka mencapai tujuan audit. Auditor dapat mencapai tujuan audit melalui proses yang disebut pengujian. Pengujian dilaksanakan dengan memilih beberapa transaksi sebagai sampel untuk direview. Tujuannya untuk untuk memberikan 19 auditor suatu dasar opini untuk pembentukan opini audit. Langkah- langkah pengujian pokok adalah : a Penentuan standar b Perumusan populasi c Pemilihan sampel transaksi d Pengujian atas transaksi yang telah dipilih Pada prinsipnya terdapat dua jenis bukti, yaitu bukti hukum dan bukti audit. Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, yang mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Namun bukti hukum sangat mengandalkan pengakuan lisan, sedang bukti audit lebih mengandalkan bukti-bukti dokumen. 5 Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, Auditor Intern mengidentifikasi akan kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit audit findings. Beberapa kelemahan temuan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dilaporkan haruslah: a Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen. 20 b Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan c Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka d Relevan dengan masalah-masalah yang ada e Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan. Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemen. Lebih disukai Auditor Intern mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan. 6 Kertas Kerja Kertas kerja working paper berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja 21 disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit: a Rencana audit, termasuk program audit. b Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal. c Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. d Penelaahan kertas kerja. e Laporan audit. f Tindak lanjut dari tindakan perbaikan. Audit intern menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang berbeda, yaitu: a Untuk mendukung laporan audit. b Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi. c Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan d Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi. 22 e Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi. f Untuk menjadi sarana bagi auditor ekstern dalam mengevaluasi pekerjaan Audit Intern dan kemudian menggunakannya dalam penilaian audit ekstern atas sistem kontrol internal organisasi. g Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya. h Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor ekstern atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas Audit Intern. i Menjadi bagian dokumentasi.

C. Kompetensi Auditor

Menurut Webster’s Ninth Collegiate Dictionary 1983 dalam Rani Widyastuti 2009:21 kompetensi atau keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Robert A. Roe 2001 mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: “Competence is definined as the ability to adequately perform a task, duty of role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.” Berdasarkan definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan 23 keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Mahrissa Kusumamelati 2007:18 kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, keterampilan, kecakapan, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan seseorang terhadap suatu bidang. Secara awam kompetensi juga dapat diartikan sebagai tingkat latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mungkin akan dapat memberikan pengaruh terhadap orang itu sendiri dalam menjalankan tugasnya. Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal 2000:22-27 antara lain : 1. Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang memadai karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan. Oleh karena itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan Akuntansi sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik. 2. Selain pendidikan dan pelatihan seorang Auditor Internal juga harus berpengalaman dibidangnya. Apabila ia seorang Auditor yang baru, ia harus dibimbing oleh Auditor yang kompeten. Seorang Auditor dikatakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a Auditor Internal harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi, selain itu juga harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas. b Seorang Auditor Internal harus tekun dalam pekerjaannya. 24 c Auditor Internal harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa mungkin harus bisa dihindari. d Auditor Internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap Profitabilitas dan Efesiensi kegiatan perusahaan. e Mempertimbangkan Audit sebagai mitra, karena tujuan dari Audit Internal bukanlah mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi perusahaan. f Seorang Auditor Internal harus mempunyai ide-ide cemerlang untuk membangun organisasi. Konsorsium organisasi Profesi Audit Internal 2004:9, menyatakan bahwa penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional. 1. Keahlian Ada lima komponen-komponen keahlian seperti yang dikemukakan oleh Abdolmohammadi, Searfoss, dan Seanteau 1992 dalam Rani Widyastuti 2009 yaitu: a Komponen Pengetahuan Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen- kompunen pengetahuan meliputi pengetahuan terhadap fakta, prosedur, dan pengalaman. b Ciri-ciri Psikologis 25 Komponen ini meliputi kemampuan di dalam berkomunikasi, kreativitas, kerjasama, dan percaya pada keahlian. c Kemampuan Berpikir Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukan ke dalam unsur kemampuan berpikir seperti kemampuan untuk beradaptasi pada situasi baru dan abigius, keamampuan untuk memfokuskan pada fakta-fakta relevan dan kemampuan untuk mengabaikan fakta yang tidak relevan, dan kemampuan untuk menghindari tekanan. d Strategi Penentuan Keputusan Kemampuan seorang dalam membuat keputusan secara sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam mengatasi keterbatasan manusia. e Analisis Tugas Banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Audit Internal harus memiliki keahlian, ketrampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. 2. Kecermatan Profesional Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan layaknya dilakukan oleh seorang Auditor internal yang bijaksana dan kompeten, dengan mempertimbangkan ruang lingkup penugasan, di antaranya 26 kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan, kecukupan dan Efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses governance, biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan, penggunaan teknik-teknik Audit berbasis komputer dan teknik-teknik analisis lainnya. Menurut Mahrisa Kusumamelati 2008, audit internal yang kompeten dapat dilihat dari: a. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit. b. Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan-peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntasi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. c. Setiap staf audit internal diwajibkan untuk mengikuti pelatihan pendidikan keahlian dalam bidang audit internal.

D. Independensi Auditor

Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 27 Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pernyataan Standar Audit PSA No. 04 SA Seksi 220, standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak memihak kepada kepentingan siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya. The Indonesian Institite of Corporate Governance IIGC dalam Forum for Good Corporate Governance 2001:8 menyebutkan bahwa independensi profesional adalah suatu bentuk sikap mental yang sulit untuk dapat dikendalikan karena berhubungan dengan integritas seseorang. Melakukan fit and proper test terhadap kandidat yang akan menduduki jabatan tertentu di perusahaan merupakan salah satu usaha mengetahui independensi profesional. Akan tetapi, integritas independensi seseorang lebih ditentukan oleh apa yang sebenarnya diyakininya dan dilaksanakannya dalam kenyataan in fact dan bukan oleh apa yang terlihat in appereance. Auditor Intern yang professional harus memiliki independensi objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Audit Intern harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu Auditor Intern bisa disebut melaksanakan audit professional. 28 Seperti yang dikemukakan IIA 1999:97, sebagai berikut : “ Internal auditor should Be independent of the objective of the activities they audit. Internal auditors are independen when they carry out their work freely and objectively. Independence permits internal auditor to render to impartial and unbiased judgments and essential to the proper conduct of audits. It is achieved throught organization status and objectivity.” Independensi memungkinkan auditor internal dapat melakukan pekerjaan secara bebas dan objektif juga dapat membuat pertimbangan penting secara netral dan tidak menyimpang. Independensi dapat dicapai melalui status organisasi dan objektifitas. Menurut Hiro Tugiman 2003:16, status organisasi dan objektifitasnya harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : a. Status Organisasi Status organisasi adalah kedudukam formal dalam organisasi secara keseluruhan. Status organisasi auditor internal haruslah memberikan keleluasaan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan memberikan dukungan dari manajemen sehingga mereka dapat bekerjasama dengan pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. Dalam melaksanakan audit agar pelaksanaan audit internal memadai maka seorang audit internal harus mempunyai independensi yang tinggi dan bertindak secara objektif. b. Objektifitas Objektifitas adalah sikap mental yang independen yang harus dikembangkan oleh auditor internal dalam melaksanakan pemeriksaannya. Auditor tidak boleh menempatkan penilaian sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan secara lebih rendah dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain atau menilai sesuatu 29 berdasarkan penilaian orang lain. Para pemeriksa internal haruslah melakukan tugasnya secara objektif. Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pernyataan Standar Audit PSA No. 04 SA Seksi 220, standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak memihak kepada kepentingan siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya.

E. Good Corporate Governance GCG

Akhmad Syakhroza 2003:14 mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate Governance adalah suatu sistem yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi directing, controlling, and supervising pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produkif E3P dengan prinsip-prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness TARIF dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. 30 Definisi corporate governance menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia 2001:1 dalam publikasi yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu: Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Selanjutnya Finance Committee On Corporate Governance Malaysia mendefinisikan, “Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Definisi ini menekankan bahwa sebaik apapun suatu struktur Corporate Governance namun jika prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai” Herwidayatmo, 2000:25 Corporate governance mempunyai tujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak yang berkepentingan stakeholders. Secara lebih rinci terminologi corporate governance dapat digunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengelola perusahaan, dan pemegang saham Forum for Corporate Governance, 2001:1. Jadi, Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder lainnya adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu bagian internal 31 dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Good corporate governance pada lembaga keuangan, khususnya bank memiliki keunikan bila dibandingkan good corporate governance pada lembaga keuangan non-bank. Hal ini lebih disebabkan oleh kehadiran deposan sebagai suatu kelompok stakeholders yang kepentingannya harus diakomodir dan dijaga. Corporate governance merupakan suatu konsepsi yang secara riil dijabarkan dalam bentuk ketentuanperaturan yang dibuat oleh lembaga otoritas, norma-norma dan etika yang dikembangkan oleh asosiasi industri dan diadopsi oleh pelaku industri, serta lembaga-lembaga yang terkait dengan tugas dan peran yang jelas untuk mendorong disiplin, dan melaksanakan fungsi check and balance. Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan untuk pembentukan good corporate governance pada perbankan antara lain: sistem pengendalian intern, manajemen risiko, ketentuan yang mengarah pada peningkatan keterbukaan informasi, sistem akuntansi, dan audit ekstern. Ditinjau secara yuridis bank bertanggung jawab kepada banyak pihak stakeholders. Pihak dimaksud antara lain terdiri dari nasabah penabung, pemegang saham, investor obligasi, bank koresponden, regulator, pegawai perseroan, pemasok serta masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian penerapan good corporate governance merupakan suatu kebutuhan bagi setiap bank Sekar Ayu, 2009. Di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 1133PBI 2009 ruang lingkup pelaksanaan good corporate governance adalah: 32 a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi. b. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. c. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern. d. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas audit intern dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengandalian intern, mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko.

1. Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance

a. Transparansi transparency, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Selanjutnya jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan conflict of interest berbagai pihak dalam manajemen. b. Akuntabilitas accountability yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bila prinsip accountability ini diterapkan secara efektif, maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang dan tanggungjawab antara pemegang saham, dewan komisaris serta direksi. 33 Dengan adanya kejelasan inilah maka perusahaan akan terhindar dari kondisi agency problem benturan kepentingan peran. c. Pertanggungjawaban responsibility yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip- prinsip pengelolaan bank yang sehat. d. Independensi independency yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. Kerterkaitan antar variabel

1. Kompetensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan

Good Corporate Governance Audit internal harus memiliki keahlian, ketrampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Menurut Mahrisa Kusumamelati 2008 dalam penelitiannya audit internal yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang 34 dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Nurfajri 2009 yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit. Kompetensi dianggap merupakan faktor penting untuk menunjang tugas dari komite audit yang memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian perusahaan secara efektif. Pengalaman dan pengetahuan di bidang keuangan, bisnis, akuntansi, maupun audit akan sangat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh komite audit. Dan dari penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Ha 1 = Kompetensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance

2. Independensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan

Good Corporate Governance Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan 35 perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Penelitian yang dilakukan oleh Mahrisa Kusumamelati 2008. Independensi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit Rizki Nurfajri, 2009. Aspek independensi komite audit merupakan hal yang sering dipersoalkan. Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi permasalahan, karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam menyatakan sikap atau pendapat. Independensi menjadi alasan utama untuk meme lihara integritas dan penilaian yang objektif dari komite audit dalam laporan dan rekomendasi yang dibuat. Untuk itu dalam melaksanakan audit agar pelaksanaan audit internal memadai maka seorang audit internal harus mempunyai independensi yang tinggi dan bertindak secara objektif. Dan dari penelitian tersebut hasilnya independensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Ha 2 = Independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance

3. Kompetensi dan Independensi Audit terhadap Efektivitas Audit

Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal 2000:22-27 antara lain Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang memadai karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan. 36 Oleh karena itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan Akuntansi sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik. Menurut Mahrisa Kusumamelati 2008 dalam penelitiannya audit internal yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan-peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Audit intern dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dituntut untuk selalu mempertahankan sikap independen karena setiap kali melaksanakan audit, audit internal berkewajiban untuk memberikan laporan mengenai pelaksanaan serta hasil auditnya kepada pimpinan dan audit internal tidak mudah dipengaruhi dan tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Dan dari penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Ha 3 = Kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 37

G. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Judul Perbedaan Persamaan Alat analisis Hasil Helianti Utami dan Puji Handayati 2007 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. 1. Komposisi anggota komite audit. 2. Piagam komite audit dan pembagian tugas serta wewenang. 3. Kepemimpin Hubungan dengan internal auditor Regresi berganda Hubungan dengan internal auditor dan eksternal auditor kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit. Resa Dewita Sari 2009 Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good Corporate Governance Studi kasus pada PT.BNI.Tbk Pengendalian Intern Implementasi Good Corporate Governance, Hubungan dengan internal auditor Regresi berganda Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Audit Intern terhadap GCG, dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengendalian Intern terhadap GCG Mahrisa Kusuma Melati Fungsi Audit Internal dalam Meningkatkan Good Corporate Governance Pelaksanaan audit internal dan laporan yang dihasilkan Kompetensi, independensi audit internal Regresi berganda Terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi audit internal dalam meningkatkan GCG 38

H. Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen Standar Uji 1. Normalitas Data 2. Asumsi Klasik 3. Validitas 4. Reliabilitas 5. Uji Statistik t 6. Uji Statistik F Efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance Independensi Auditor Internal Kompetensi Auditor Internal Gambar 2.1. Kerangka Berfikir 1. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 2. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 3. Kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif, yakni dengan cara menggambarkan atau menjelaskan secermat mungkin suatu hal dari data-data yang tersedia, setelah itu kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut kedalam rumusan masalah yang akan dijadikan objek analisis oleh peneliti. Penelitian ini dibatasi pada pengungkapan masalah yang akan dikaji oleh peneliti terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Populasi penelitian ini adalah auditor internal pada perbankan di Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Pemilihan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convinience sampling. Menurut Hamid 2007:30 convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. Metode ini dipilih untuk menentukan sampel penelitian dengan pertimbangan calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam bagian 40 objek penelitian atau sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan yaitu pegawai yang bekerja di bagian internal audit pada bank yang terdapat di Jakarta. Para pegawai tersebut dipilih tanpa adanya kriteria-kriteria tertentu seperti tingkat pendidikan, lamanya bekarja, atau jabatan tertentu.

C. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan dalam observasi. Menurut Sugiono 2008:139 bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. “ Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, misal melalui orang lain atau melihat dokumen”. Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer Primery Data

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara, berupa persepsi opini, sikap, pengalaman secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis gunakan yaitu: 41 a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Auditor Intern yang bekerja pada Perbankan yang ada di Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari dari 2 bagian, yaitu bagian A yang berisi pernyataan data dan keterangan pribadi responden, bagian B berisi pernyataan yang merupakan penjabaran dari operasional variabel untuk Audit Intern, dan Mewujudkan Good Corporate Governance GCG. b. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan observasi berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian.

2. Data Sekunder Secondary Data

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet. 42 b. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga instansi terkait, yang berhubungan dengan penelitian. D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Imam Ghozali, 2005:19. 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas. a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang. 43 2 One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa α. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alfa 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel Imam Ghozali, 2005:41-42. b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid Imam Ghozali, 2005:45. 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem 44 multikoliniearitas multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah dibawah 0,5. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko Singgih Santoso, 2000:203-206. b. Uji Normalitas Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka 45 model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Singgih Santoso, 2000:212-214. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Singgih Santoso, 2000:208-210. 4. Uji Hipotesis regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel 46 independen yang sudah diketahui besarnya Singgih Santoso, 2000:163. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:211. Analisis regresi linier berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan dua buah variabel independen yang terdiri atas kompetensi dan independensi auditor internal yang dilakukan serta satu variabel dependen yaitu dalam mewujudkan good corporate governance. Secara umum formulasi dari regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan: Y = Efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance a = Konstanta b 1 b 2 b 3 = Koefisien X 1 = Kompetensi audit internal X 2 = Independensi audit internal e = Error 47 Hipotesis: Ha 1 : Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance . Ha 2 : Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Ha 3 : Kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Imam Ghozali, 2005: 83. b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi 48 variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Imam Ghozali, 2005:84. Menurut Singgih Santoso 2000:168 dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 Imam Ghozali, 2005:84. Menurut Singgih Santoso 2000:120 dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 49 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

a. Efektivitas audit intern dalam mewujudkan good corporate

governance Y Variabel dependen efektivitas audit intern dalam mewujudkan good corporate governance adalah variabel dependen yang diukur dengan seberapa jauh audit intern ini melaksanakan fungsinya secara maksimal seperti disebutkan dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia 2001. Indikatornya berupa pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, pemeriksaan terhadap laporan keuangan, pengawasan dan penilaian audit laporan keuangan, pengawasan terhadap proses manajeman resiko dan pengendalian, identifikasi resiko dan evaluasi resiko, pengawasan terhadap laporan auditor internal dan eksternal, mendorong manajemen melaksanakan 50 rekomendasi auditor eksternal dan internal, mengawasi proses corporate governance, memonitor kepatuhan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku, dan mengerti pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Diduga variabel ini dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, kurang setuju 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5.

b. Kompetensi audit X

1 Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, untuk melaksanakan tugas, peran, kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan wawasan seseorang terhadap suatu bidang Robert A. Roe 2001. Indikator pengukuran kompetensi mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008 yaitu pengalaman di bidang bisnis maupun profesional, kemampuan dan pengalaman memimpin, latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan, pemahaman yang baik mengenai resiko dan control , kemampuan berkomunikasi yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang peraturan undang-undang di bidang pasar modal dan undang-undang yang terkait. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju 1, kurang setuju 2, netral 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5. 51

c. Independensi audit X

2 Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau wewenang Arbyantoro, 2007. Indikator untuk menilai independensi menggunakan peraturan Bappepem No. IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit yaitu anggota komite audit bukan orang dalam KAP yang memberikan jasa pada perusahaan, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan, komisaris, direksi, dan pemegang saham utama perusahaan, tidak memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan, tidak memiliki saham pada perusahaan, dan tidak merangkap sebagai komite audit di perusahaan lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju 1, kurang setuju 2, netral 3, setuju 4 sampai sangat setuju 5. 52 Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Ordinal Kompetensi Sumber: Forum Surat Keputusan Ketua Bappepam KEP- 41PM2003 tanggal 2 Desember 2003 1. Pengetahuan 2. pengalaman 3. Memiliki pengalaman di bidang bisnis maupun profesional. 4. Memiliki kemampuan dan pengalaman memimpin. 5. Memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan. 6. Memiliki pemahaman mengenai resiko dan control perusahaan. 7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. 8. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan undang-undang yang terkait. Ordinal Independensi Sumber: Hiro Tugiman 2003 1. Status organisasi 2. Objektivitas 1. Status organisasi dari unit audit internal bagian pemeriksaan internal haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggungjawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya 2. Sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi yang harus dikembangkan oleh audit internal dalam melaksanakan pemeriksaaan Ordinal Efektivitas audit intern Sumber: Forum for Corporate Governance in Indonesia 2001. 1. Transparansi 2. Akuntabilitas 1. Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan 2. Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Ordinal 53 3. Pertanggung jawaban 4. Independensi 5. Kewajaran bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. 4. Perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 5. Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 54

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada karyawan yang bekerja pada perbankan di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 29 Juli sampai 19 Agustus 2010 dan dilakukan ke 3 bank di wilayah DKI Jakarta dengan distribusi sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No. Nama Perbankan Kuesioner dikirim Kuesioner dikembalikan 1. Bank Permata 15 14 2. Bank Niaga 15 12 3. Bank Mandiri 15 14 Total 45 40 Sumber: Data Primer yang diolah Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah dan jumlah yang kembali adalah sebanyak 40 buah atau 88,89. Jumlah kuesioner yang tidak kembali adalah 5 buah atau 11,11. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 37 buah atau 82,22, sedangkan yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap berjumlah 3 buah atau 6,67. 55 Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No . Keterangan Auditor internal Persentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 45 100 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 5 11,11 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 6,67 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 37 82,22 Sumber: Data primer yang diolah 2. Karakteristik Responden Dibawah ini merupakan tabel 4.3 yang menyajikan identitas responden yaitu auditor internal pada bank di wilayah Jakarta berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja. Tabel 4.3 Deskripsi Responden No. Deskripsi Responden Kriteria Jumlah Persentase Jumlah Sampel 37 100 1 Usia 21 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 Tahun 23 9 5 62,16 24,32 13,52 2 Jenis Kelamin Pria Wanita 25 12 67,57 32,43 3 Pendidikan Terakhir D3 S1 S2 2 29 6 05,41 78,38 16,21 4 Lama Bekerja 1 – 3 Tahun 3 – 10 Tahun 10 Tahun 10 24 3 27,03 64,86 08,11 Sumber: Data primer yang diolah Dalam tabel 4.3 berdasarkan usia menunjukkan bahwa sebesar 23 orang atau 62,16 responden berumur 21-30 tahun, lalu sebesar 9 orang atau 24,32 responden berumur 31-40 tahun, dan sisanya sebesar 5 orang atau 13,52 responden berumur lebih dari 41 tahun. 56 Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa sebesar 25 orang atau 67,57 responden berjenis kelamin pria, dan sebesar 12 orang atau 32,43 berjenis kelamin wanita. Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenjang pendidikan menunjukan bahwa sebesar 2 orang atau 5,41 responden berpendidikan D3, lalu sebesar 29 orang atau 78,38 responden berpendidikan S1, dan sebesar 6 orang atau 16,21 berpendidikan S2. Dalam tabel 4.3 berdasarkan lama bekerja menunjukan bahwa sebesar 10 orang atau 27,03 responden bekerja selama 1-3 tahun, lalu sebesar 24 orang atau 64,86 responden bekerja selama 3-10 tahun, dan sebesar 3 orang atau 8,11 responden bekerja lebih dari 10 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation , pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel dengan 37 sampel responden. 57 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit KA Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-Tailed Keterangan Pertanyaan 1 0,643 0,000 Valid Pertanyaan 2 0,374 0,023 Valid Pertanyaan 3 0,446 0,006 Valid Pertanyaan 4 0,129 0,446 Tidak Valid Pertanyaan 5 0,610 0,000 Valid Pertanyaan 6 0,396 0,015 Valid Pertanyaan 7 0,636 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 742 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 577 0.000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.4 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali satu pertanyaan dari variabel Kompetensi Audit yaitu KA4 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan KA4 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu KA4 dapat dilihat pada tabel 4.5. 58 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit KA 4 yang dikeluarkan Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-Tailed Keterangan Pertanyaan 1 0, 643 0,000 Valid Pertanyaan 2 0, 374 0,023 Valid Pertanyaan 3 0, 446 0,006 Valid Pertanyaan 5 0, 610 0,000 Valid Pertanyaan 6 0, 396 0,015 Valid Pertanyaan 7 0, 636 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 742 0,000 Valid Pertanyaan 9 0,577 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.5 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Audit IA Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-Tailed Keterangan Pertanyaan 1 0, 507 0,001 Valid Pertanyaan 2 0, 853 0,000 Valid Pertanyaan 3 0, 626 0,000 Valid Pertanyaan 4 0, 653 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 662 0,000 Valid Pertanyaan 6 0, 626 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 853 0,000 Valid Pertanyaan 8 0, 662 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 626 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.6 menunjukkan variabel Independensi Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 59 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance GCG Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-Tailed Keterangan Pertanyaan 1 0, 431 0,008 Valid Pertanyaan 2 0, 235 0,161 Tidak Valid Pertanyaan 3 0, 410 0,012 Valid Pertanyaan 4 0, 866 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 491 0,002 Valid Pertanyaan 6 0, 866 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 443 0,006 Valid Pertanyaan 8 0, 705 0,000 Valid Pertanyaan 9 0, 557 0.000 Valid Pertanyaan 10 0, 726 0,000 Valid Pertanyaan 11 0, 368 0,025 Valid Pertanyaan 12 0, 463 0,004 Valid Pertanyaan 13 0, 282 0,091 Tidak Valid Pertanyaan 14 0, 565 0,000 Valid Pertanyaan 15 0, 558 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.7 menunjukkan variabel Good Corporate Governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variabel Good Corporate Governance yaitu GCG2 dan GCG13 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan GCG2 dan GCG13 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu GCG2 dan GCG13 dapat dilihat pada tabel 4.8. 60 Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance GCG 2 dan 13 yang dikeluarkan Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2-Tailed Keterangan Pertanyaan 1 0, 431 0,008 Valid Pertanyaan 3 0, 410 0,012 Valid Pertanyaan 4 0, 866 0,000 Valid Pertanyaan 5 0, 491 0,002 Valid Pertanyaan 6 0, 866 0,000 Valid Pertanyaan 7 0, 443 0,006 Valid Pertanyaan 8 0,705 0.000 Valid Pertanyaan 9 0, 557 0,000 Valid Pertanyaan 10 0, 726 0,000 Valid Pertanyaan 11 0, 368 0,025 Valid Pertanyaan 12 0, 463 0,004 Valid Pertanyaan 14 0, 565 0,000 Valid Pertanyaan 15 0, 558 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.8 menunjukkan variabel Good Corporate Governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Audit Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .715 .754 10 Sumber: Data primer yang diolah 61 Tabel 4.9 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel Kompetensi Audit sebesar 0,715, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi Audit Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .764 .889 10 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.10 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel Independensi Audit sebesar 0,764, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Good Corporate Governance Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .728 .793 16 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel good corporate governance sebesar 0,728, sehingga dapat disimpulkan 62 bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 18.160 7.955 2.283 .029 KA .603 .403 .337 1.496 .144 .289 3.465 IA .558 .315 .399 1.770 .086 .289 3.465 a Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor VIF dibawah angka 10. Dimana Kompetensi Audit, dan Independensi audit mempunyai nilai Tolerance 0,289, 0,289 dan mempunyai nilai VIF 3,465, 3,465. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multiko. 63 b. Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Sumber: Data primer yang diolah 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Ex pect ed C um Pr ob Dependent Variable: GCG Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual 64 dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. -2 -1 1 2 Regression Standardized Predicted Value -3 -2 -1 1 2 Re gres sion St ude ntize d Re sidua l Dependent Variable: GCG Scatterplot Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Good Corporate Governance berdasarkan masukan atas variabel Kompetensi Audit, dan Independensi Audit. 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu: a. Hasil Uji Koefisien Determinasi 65 Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .708a .501 .471 4.526 a Predictors: Constant, IA, KA b Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.13 menunjukkan nilai R sebesar 0,708 atau 70,8. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara Good Corporate Governance dengan kompetensi audit dan independensi audit adalah kuat dikarenakan berada dikisaran 0,60-0,799 Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007:62. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,471 atau 47,1, ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance yang dapat dipengaruhi oleh variabel kompetensi audit dan indepedensi audit adalah sebesar 47,1, sedangkan sisanya sebesar 0,529 atau 52,9 1- 0,471 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. b. Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.14, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H 0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H a. 66 Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.315 6.568 2.027 .050 KA .815 .401 .477 2.056 .045 IA .984 544 .653 2.466 .038 a Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah Hipotesis 1: Pengaruh kompetensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji statistik t pada tabel 4.14 hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel kompetensi audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,045. Hal ini berarti menerima H a1 sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance karena tingkat signifikan yang dimiliki variabel kompetensi audit lebih kecil dari dari 0,05. Hipotesis 2: Pengaruh independensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel independensi audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,038. hal ini berarti menerima H a2 sehingga dapat dikatakan bahwa independensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance karena tingkat signifikan yang dimiliki variabel independensi audit lebih kecil dari dari 0,05. 67 c. Hasil Uji Statistik F Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H 0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H a. Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 698.039 2 349.019 17.040 .000a Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36 a Predictors: Constant, IA, KA b Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah Hipotesis 3: Pengaruh kompetensi dan independensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.15 nilai F diperoleh sebesar 17.040 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H a3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. 68

C. Pembahasan

1. Kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor Kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance . Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit maka efektivitas audit internal dalam pelaksanaan good corporate governance pada bank akan semakin baik, hal ini menunjukan bahwa audit internal yang memiliki kompetensi yang tinggi akan dapat melakukan pengawasan dengan baik dan dapat mengetahui celah-celah mana saja yang menjadi kekurangan dalam mewujudkan good corporate governance pada perusahaan untuk dapat diperbaiki. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008. 2. Independensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor independensi audit berpengaruh signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi independen audit maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance pada bank akan semakin baik, karena untuk melakukan tugas pengawasan audit internal dituntut agar terbebas dari segala macam kepentingan yang menyebabkan audit internal menjadi tidak 69 obyektif. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008. 3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit dan independensi audit maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance pada bank akan semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian oleh Mahrissa Kusumamelati 2000. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Responden penelitian ini berjumlah 37 orang auditor internal pada perbankan yang terletak di Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunkan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh kompetensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008. 2. Pengaruh independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008. 3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati 2008. 71 Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Di dalam menjalankan tugasnya audit internal dituntut untuk selalu profesional dalam pekerjaannya pada perusahaan serta dapat berperan dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Kehadiran auditor internal diharapkan dapat memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, karena itulah diperlukan auditor internal yang memiliki kompetensi yang memadai dan independensi agar dapat melakukan pengawasan, menegakan peraturan, dan dapat menjadi penengah antara manajemen dan pihak auditor baik itu internal maupun eksternal. Namun apabila seorang auditor internal kurang memiliki kompetensi, lemah dalam koordinasi, serta mudah dipengaruhi maka akan berpengaruh buruk bagi proses good corporate governance, sebab perusahaan akan menjadi tidak transparan dan rawan akan tindak kecurangan. Apabila hal tersebut dibiarkan akan membuat perusahaan pailit dan akan merugikan para stakeholders . Oleh karena itu audior internal harus memiliki kompetensi yang baik, serta independen, sehingga akan mewujudkan suatu good corporate governance . 72

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian mendatang, dapat memperluas objek penelitian dengan meneliti perusahaan dari berbagai bidang. 2. Untuk penelitian mendatang, diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih banyak dan hasilnya dapat lebih akurat. 3. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya menambah variabel independen atau variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen. 4. Untuk penelitian mendatang, disarankan survei dengan metode lain, misalnya wawancara secara langsung agar dapat dilakukan pengawasan atas jawaban responden dalam menjawab pertanyaaan. 5. Untuk penelitian mendatang, hendaknya pihak bank, dalam hal ini audit intern, dewan komisaris, serta direksi bersama saling mendukung mengefektifkan mewujudkan Good Corporate Governance dilingkungan bank, karena dengan melaksanakan prinsip-prinsip Corporate Governance tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kinerja bank secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan shareholder value, memperoleh citra yang baik oleh pemerintah dan masyarakat, mendapatkan dan 73 menjaga kepercayaan investor dan kreditor, timbul kepercayaan terhadap produk dan jasa bank sehingga terjadi peningkatan pasar bagi produk dan jasa bank. 74 DAFTAR PUSTAKA Arbyantoro “Analisa Efektivitas Komite Audit pada Pengelolaan Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2007 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta ” Skripsi Universitas Tri Sakti, Jakarta, 2007. Assegaf, Ibrahim Abdullah 2001. Kamus Akuntansi, edisi revisi. PT Mario Grafika : Jakarta Dewitasari, Resa “Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good Corporate Governance ”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Febrianto, Danu “Konsep Strategis Corporate Governance Perbankan Nasional” Info Bank Artikel, April, 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS” , Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. Gusnardi “Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal dan Audit Iternal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud ” Usulan Penelitian Universitas Padjajaran, 2006. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Herwidayatmo, “Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik Indonesia” ketua BAPEPAM Usahawan No. 10 th XXIX Oktober, 2000. Irawati, Susan . “Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung, 2008 Kaihatu, Thomas. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 2006. Kusumamelati, Mahrisa, “Fungsi Audit Internal dalam meningkatkan Good Corporate Governance ”, Skripsi Universitas Semarang, 2008. Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner “Sawyer’s Internal Auditing ” Salemba Empat, Jakarta, 2005. 75 76 Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik.” Andi Publisher, yogyakarta, 2004. Moeller, Robert. “Brink’s Modern Internal Auditng” 7th Edition, Jhon Willey and Sons, New Jersey, 2009. Mujani, Syaiful “Sisi lain memakai Good Governance sebagai penerjemahan kongkrit dari demokrasi ” 2002. Mulyadi. “Auditing buku 1”, Salemba empat, Jakarta, 2002. N. Antony, Rober dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Salemba Empat, Jakarta, 2002. Nurfajri, Rizki “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Komite Audit dalam Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Priantara, Diaz 2002. Peran Akuntan Perusahaan pada Good Corporate Governance . Jurnal AkuntansiTh.VI01Mei2002. Rosyada, dede. “Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani ”, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Theasia Fondation, Prenada Media, Jakarta, 2003. Sayidah, Nur 2007. Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005 . Jurnal AkuntansiTh.VI01Juni2007. Singgih, Santoso, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000. Sucipto, “Internal Auditor” Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Digitized by USU digital library 5, 2003. Syakhroza, Ahmad “Best Practices Corporate Governance dalam Konteks Kondisi Lokal Perbankan Indonesia ” Kepala pusat pengembangan Akuntansi FEUI, Ketua kajian Corporate Governace FEUI, Juni, 2003. Tugiman, Hiro 2000, Pandangan Baru Internal Auditing, Bandung Tunggal, Amin, W 2000, COSO Based Auditing, Jakarta : Harvarindo Utami, Helianti 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komite Audit dalam Mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Jurnal Keuangan dan PerbankanTh.XI02Mei2007. Correlations KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA Pearson Correlation 1 .196 .162 .170 .371 .052 .474 .295 .204 .643 Sig. 2-tailed . .245 .338 .316 .024 .761 .003 .080 .227 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .196 1 .181 -.149 .172 .143 .004 .307 .221 .374 Sig. 2-tailed .245 . .284 .379 .309 .399 .980 .069 .190 .02 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .162 .181 1 -.345 .015 .254 .359 .323 .301 .446 Sig. 2-tailed .338 .284 . .037 .930 .129 .029 .055 .070 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .170 -.149 -.345 1 -.033 -.163 .148 -.040 .039 .12 Sig. 2-tailed .316 .379 .037 . .845 .336 .382 .819 .820 .44 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .371 .172 .015 -.033 1 .103 .135 .516 .151 .610 Sig. 2-tailed .024 .309 .930 .845 . .543 .425 .001 .372 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .052 .143 .254 -.163 .103 1 .279 .178 .090 .396 Sig. 2-tailed .761 .399 .129 .336 .543 . .095 .298 .595 .01 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .474 .004 .359 .148 .135 .279 1 .194 .324 .636 Sig. 2-tailed .003 .980 .029 .382 .425 .095 . .256 .051 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .295 .307 .323 -.040 .516 .178 .194 1 .511 .742 Sig. 2-tailed .080 .069 .055 .819 .001 .298 .256 . .001 .00 N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 3 Pearson Correlation .204 .221 .301 .039 .151 .090 .324 .511 1 .577 Sig. 2-tailed .227 .190 .070 .820 .372 .595 .051 .001 . .00 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 Pearson Correlation .643 .374 .446 .129 .610 .396 .636 .742 .577 Sig. 2-tailed .000 .023 .006 .446 .000 .015 .000 .000 .000 N 37 37 37 37 37 37 37 36 37 3 n is significant at the 0.05 level 2-tailed. on is significant at the 0.01 level 2-tailed. Correlations IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA Pearson Correlation 1 .337 .055 .120 .275 .392 .337 .055 .275 .507 Sig. 2-tailed . .041 .746 .479 .100 .016 .041 .746 .100 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .337 1 .511 .551 .395 .461 1.000 .511 .395 .853 Sig. 2-tailed .041 . .001 .000 .015 .004 . .001 .015 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .055 .511 1 .366 .135 .115 .511 1.000 .135 .626 Sig. 2-tailed .746 .001 . .026 .427 .496 .001 . .427 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .120 .551 .366 1 .437 .325 .551 .366 .437 .653 Sig. 2-tailed .479 .000 .026 . .007 .050 .000 .026 .007 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .275 .395 .135 .437 1 .395 .395 .135 1.000 .662 Sig. 2-tailed .100 .015 .427 .007 . .015 .015 .427 . .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .392 .461 .115 .325 .395 1 .461 .115 .395 .626 Sig. 2-tailed .016 .004 .496 .050 .015 . .004 .496 .015 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .337 1.000 .511 .551 .395 .461 1 .511 .395 .853 Sig. 2-tailed .041 . .001 .000 .015 .004 . .001 .015 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .055 .511 1.000 .366 .135 .115 .511 1 .135 .626 Sig. 2-tailed .746 .001 . .026 .427 .496 .001 . .427 .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .275 .395 .135 .437 1.000 .395 .395 .135 1 .662 Sig. 2-tailed .100 .015 .427 .007 . .015 .015 .427 . .00 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 Pearson Correlation .507 .853 .626 .653 .662 .626 .853 .626 .662 Sig. 2-tailed .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 3 n is significant at the 0.05 level 2-tailed. on is significant at the 0.01 level 2-tailed. Correlations GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12 GCG13 GCG14 GCG15 GCG1 Pearson Correlation 1 .213 .040 .349 .220 .349 .171 .163 -.310 .345 -.215 .494 -.027 .350 .175 Sig. 2-tailed . .205 .815 .035 .190 .035 .312 .334 .062 .036 .202 .002 .874 .033 .301 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG2 Pearson Correlation .213 1 .036 .143 .043 .143 -.048 -.040 -.089 .072 .106 .022 -.103 .128 .342 Sig. 2-tailed .205 . .832 .398 .800 .398 .779 .815 .598 .670 .532 .899 .544 .450 .038 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG3 Pearson Correlation .040 .036 1 .326 .142 .326 .206 .219 -.350 .071 .261 .136 .264 .205 .082 Sig. 2-tailed .815 .832 . .049 .403 .049 .222 .193 .034 .677 .119 .421 .114 .224 .631 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG4 Pearson Correlation .349 .143 .326 1 .264 1.000 .366 .572 -.551 .534 .258 .481 .144 .413 .402 Sig. 2-tailed .035 .398 .049 . .114 . .026 .000 .000 .001 .123 .003 .396 .011 .014 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG5 Pearson Correlation .220 .043 .142 .264 1 .264 .209 .452 -.192 .314 .089 .257 -.053 .133 .200 Sig. 2-tailed .190 .800 .403 .114 . .114 .215 .005 .254 .058 .599 .124 .756 .431 .235 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG6 Pearson Correlation .349 .143 .326 1.000 .264 1 .366 .572 -.551 .534 .258 .481 .144 .413 .402 Sig. 2-tailed .035 .398 .049 . .114 . .026 .000 .000 .001 .123 .003 .396 .011 .014 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG7 Pearson Correlation .171 -.048 .206 .366 .209 .366 1 .277 -.088 .442 -.129 -.129 -.052 .176 .237 Sig. 2-tailed .312 .779 .222 .026 .215 .026 . .097 .605 .006 .445 .446 .762 .298 .158 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG8 Pearson Correlation .163 -.040 .219 .572 .452 .572 .277 1 -.495 .616 .340 .242 .275 .251 .200 Sig. 2-tailed .334 .815 .193 .000 .005 .000 .097 . .002 .000 .040 .149 .100 .134 .236 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG9 Pearson Correlation -.310 -.089 - .350 -.551 -.192 -.551 -.088 -.495 1 -.463 -.261 -.500 -.002 -.507 -.244 Sig. 2-tailed .062 .598 .034 .000 .254 .000 .605 .002 . .004 .119 .002 .992 .001 .145 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG10 Pearson Correlation .345 .072 .071 .534 .314 .534 .442 .616 -.463 1 .183 .167 .077 .562 .449 Sig. 2-tailed .036 .670 .677 .001 .058 .001 .006 .000 .004 . .278 .322 .650 .000 .005 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG11 Pearson Correlation -.215 .106 .261 .258 .089 .258 -.129 .340 -.261 .183 1 .169 .308 .196 .054 Sig. 2-tailed .202 .532 .119 .123 .599 .123 .445 .040 .119 .278 . .319 .064 .244 .753 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG12 Pearson Correlation .494 .022 .136 .481 .257 .481 -.129 .242 -.500 .167 .169 1 .055 .337 -.016 Sig. 2-tailed .002 .899 .421 .003 .124 .003 .446 .149 .002 .322 .319 . .746 .042 .925 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG13 Pearson Correlation -.027 -.103 .264 .144 -.053 .144 -.052 .275 -.002 .077 .308 .055 1 -.106 .131 Sig. 2-tailed .874 .544 .114 .396 .756 .396 .762 .100 .992 .650 .064 .746 . .534 .440 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG14 Pearson Correlation .350 .128 .205 .413 .133 .413 .176 .251 -.507 .562 .196 .337 -.106 1 .407 Sig. 2-tailed .033 .450 .224 .011 .431 .011 .298 .134 .001 .000 .244 .042 .534 . .012 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG15 Pearson Correlation .175 .342 .082 .402 .200 .402 .237 .200 -.244 .449 .054 -.016 .131 .407 1 Sig. 2-tailed .301 .038 .631 .014 .235 .014 .158 .236 .145 .005 .753 .925 .440 .012 . N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 GCG Pearson Correlation .431 .235 .410 .866 .491 .866 .443 .705 -.557 .726 .368 .463 .282 .565 .558 Sig. 2-tailed .008 .161 .012 .000 .002 .000 .006 .000 .000 .000 .025 .004 .091 .000 .000 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 nificant at the 0.05 level 2-tailed. gnificant at the 0.01 level 2-tailed. Case Processing Summary N Valid 36 97.3 Excluded a 1 2.7 Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics s Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items 715 .754 10 Item Statistics Mean Std. Deviation N 4.25 .604 36 3.97 .506 36 4.08 .649 36 4.33 .632 36 3.94 .893 36 3.89 .747 36 4.08 .692 36 4.14 .762 36 3.94 .754 36 36.64 3.226 36 Inter-Item Correlation Matrix KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA 1.000 .210 .164 .150 .292 .063 .428 .295 .220 .591 .210 1.000 .181 -.149 .186 .143 .007 .307 .220 .413 .164 .181 1.000 -.348 .008 .255 .366 .323 .302 .479 .150 -.149 -.348 1.000 -.067 -.161 .131 -.040 .040 .103 .292 .186 .008 -.067 1.000 .119 .054 .516 .165 .548 .063 .143 .255 -.161 .119 1.000 .295 .178 .090 .445 .428 .007 .366 .131 .054 .295 1.000 .194 .338 .603 .295 .307 .323 -.040 .516 .178 .194 1.000 .511 .742 .220 .220 .302 .040 .165 .090 .338 .511 1.000 .638 .591 .413 .479 .103 .548 .445 .603 .742 .638 1.000 nce matrix is calculated and used in the analysis. Inter-Item Covariance Matrix KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA .364 .064 .064 .057 .157 .029 .179 .136 .100 1.150 .064 .256 .060 -.048 .084 .054 .002 .118 .084 .675 .064 .060 .421 -.143 .005 .124 .164 .160 .148 1.002 .057 -.048 -.143 .400 -.038 -.076 .057 -.019 .019 .210 .157 .084 .005 -.038 .797 .079 .033 .351 .111 1.579 .029 .054 .124 -.076 .079 .559 .152 .102 .051 1.073 .179 .002 .164 .057 .033 .152 .479 .102 .176 1.345 .136 .118 .160 -.019 .351 .102 .102 .580 .294 1.823 .100 .084 .148 .019 .111 .051 .176 .294 .568 1.551 1.150 .675 1.002 .210 1.579 1.073 1.345 1.823 1.551 10.409 nce matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics Scale Mean if tem Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted 69.03 37.399 .524 . .690 69.31 39.190 .345 . .707 69.19 38.047 .395 . .699 68.94 41.197 .005 . .731 69.33 36.114 .440 . .688 69.39 37.902 .345 . .701 69.19 36.733 .528 . .685 69.14 34.923 .681 . .666 69.33 36.000 .560 . .679 36.64 10.409 1.000 . .647 Scale Statistics Variance Std. Deviation N of Items 41.635 6.453 10 ANOVAa Sum of Squares df Mean Square F Sig eople 145.722 35 4.163 ple Between Items 34372.156 9 3819.128 3221.431 .000 Residual 373.444 315 1.186 Total 34745.600 324 107.240 34891.322 359 97.190 = 7.33 riance matrix is calculated and used in the analysis. Case Processing Summary N Valid 37 100.0 Excluded a .0 Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics s Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items 764 .889 10 Item Statistics Mean Std. Deviation N 4.16 .898 37 4.14 .751 37 3.95 .743 37 4.30 .571 37 4.19 .660 37 3.84 .866 37 4.14 .751 37 3.95 .743 37 4.19 .660 37 36.84 4.457 37 Inter-Item Correlation Matrix IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA 1.000 .337 .055 .120 .275 .392 .337 .055 .275 .507 .337 1.000 .511 .551 .395 .461 1.000 .511 .395 .853 .055 .511 1.000 .366 .135 .115 .511 1.000 .135 .626 .120 .551 .366 1.000 .437 .325 .551 .366 .437 .653 .275 .395 .135 .437 1.000 .395 .395 .135 1.000 .662 .392 .461 .115 .325 .395 1.000 .461 .115 .395 .626 .337 1.000 .511 .551 .395 .461 1.000 .511 .395 .853 .055 .511 1.000 .366 .135 .115 .511 1.000 .135 .626 .275 .395 .135 .437 1.000 .395 .395 .135 1.000 .662 .507 .853 .626 .653 .662 .626 .853 .626 .662 1.000 nce matrix is calculated and used in the analysis. Inter-Item Covariance Matrix IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 IA8 IA9 IA .806 .227 .037 .062 .163 .305 .227 .037 .163 2.027 .227 .565 .285 .236 .196 .300 .565 .285 .196 2.856 .037 .285 .553 .155 .066 .074 .285 .553 .066 2.074 .062 .236 .155 .326 .164 .161 .236 .155 .164 1.661 .163 .196 .066 .164 .435 .226 .196 .066 .435 1.948 .305 .300 .074 .161 .226 .751 .300 .074 .226 2.417 .227 .565 .285 .236 .196 .300 .565 .285 .196 2.856 .037 .285 .553 .155 .066 .074 .285 .553 .066 2.074 .163 .196 .066 .164 .435 .226 .196 .066 .435 1.948 2.027 2.856 2.074 1.661 1.948 2.417 2.856 2.074 1.948 19.862 nce matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics Scale Mean if tem Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted 69.51 72.146 .426 . .750 69.54 68.589 .827 . .727 69.73 71.703 .571 . .744 69.38 73.131 .614 . .748 69.49 72.090 .618 . .744 69.84 70.529 .561 . .741 69.54 68.589 .827 . .727 69.73 71.703 .571 . .744 69.49 72.090 .618 . .744 36.84 19.862 1.000 . .842 Scale Statistics Variance Std. Deviation N of Items 79.447 8.913 10 ANOVAa Sum of Squares df Mean Square F Sig eople 286.011 36 7.945 ple Between Items 35711.416 9 3967.935 2112.463 .000 Residual 608.584 324 1.878 Total 36320.000 333 109.069 36606.011 369 99.203 = 7.37 riance matrix is calculated and used in the analysis. Case Processing Summary N Valid 37 100.0 Excluded a .0 Total 37 100.0 eletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics s Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items 728 .793 16 Item Statistics Mean Std. Deviation N 4.16 .374 37 3.86 .631 37 4.11 .658 37 3.76 1.164 37 4.19 .967 37 3.76 1.164 37 4.03 .799 37 3.84 .898 37 4.38 .545 37 4.11 .936 37 4.30 .618 37 4.08 .829 37 4.22 .821 37 4.05 .780 37 3.81 .908 37 60.65 6.224 37 orrelation Matrix GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GC 1.000 .213 .040 .349 .220 .349 .171 .163 -.310 .345 -.215 .213 1.000 .036 .143 .043 .143 -.048 -.040 -.089 .072 .106 .040 .036 1.000 .326 .142 .326 .206 .219 -.350 .071 .261 .349 .143 .326 1.000 .264 1.000 .366 .572 -.551 .534 .258 .220 .043 .142 .264 1.000 .264 .209 .452 -.192 .314 .089 .349 .143 .326 1.000 .264 1.000 .366 .572 -.551 .534 .258 .171 -.048 .206 .366 .209 .366 1.000 .277 -.088 .442 -.129 .163 -.040 .219 .572 .452 .572 .277 1.000 -.495 .616 .340 -.310 -.089 -.350 -.551 -.192 -.551 -.088 -.495 1.000 -.463 -.261 .345 .072 .071 .534 .314 .534 .442 .616 -.463 1.000 .183 -.215 .106 .261 .258 .089 .258 -.129 .340 -.261 .183 1.000 .494 .022 .136 .481 .257 .481 -.129 .242 -.500 .167 .169 -.027 -.103 .264 .144 -.053 .144 -.052 .275 -.002 .077 .308 .350 .128 .205 .413 .133 .413 .176 .251 -.507 .562 .196 .175 .342 .082 .402 .200 .402 .237 .200 -.244 .449 .054 .431 .235 .410 .866 .491 .866 .443 .705 -.557 .726 .368 nce matrix is calculated and used in the analysis. Inter-Item Covariance Matrix GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GC .140 .050 .010 .152 .080 .152 .051 .055 -.063 .121 -.050 .050 .398 .015 .105 .026 .105 -.024 -.023 -.031 .043 .041 .010 .015 .432 .249 .090 .249 .108 .129 -.125 .044 .106 .152 .105 .249 1.356 .297 1.356 .340 .598 -.350 .583 .185 .080 .026 .090 .297 .935 .297 .161 .393 -.101 .285 .053 .152 .105 .249 1.356 .297 1.356 .340 .598 -.350 .583 .185 .051 -.024 .108 .340 .161 .340 .638 .199 -.038 .330 -.064 .055 -.023 .129 .598 .393 .598 .199 .806 -.242 .518 .188 -.063 -.031 -.125 -.350 -.101 -.350 -.038 -.242 .297 -.236 -.088 .121 .043 .044 .583 .285 .583 .330 .518 -.236 .877 .106 -.050 .041 .106 .185 .053 .185 -.064 .188 -.088 .106 .381 .153 .011 .074 .465 .206 .465 -.086 .180 -.226 .130 .086 -.008 -.053 .143 .137 -.042 .137 -.034 .203 -.001 .059 .156 .102 .063 .105 .375 .101 .375 .110 .176 -.215 .411 .095 .059 .196 .049 .425 .176 .425 .172 .163 -.121 .382 .030 1.003 .923 1.678 6.273 2.957 6.273 2.204 3.941 -1.891 4.233 1.413 nce matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted 117.14 151.065 .406 . .724 117.43 151.641 .187 . .727 117.19 148.658 .365 . .720 117.54 131.200 .839 . .681 117.11 144.044 .429 . .713 117.54 131.200 .839 . .681 117.27 146.758 .390 . .717 117.46 139.977 .666 . .701 116.92 162.799 -.586 . .750 117.19 138.880 .688 . .699 117.00 149.667 .324 . .722 117.22 146.063 .408 . .716 117.08 149.854 .219 . .725 117.24 144.578 .520 . .712 117.49 143.146 .505 . .710 60.65 38.734 1.000 . .783 Scale Statistics Variance Std. Deviation N of Items 154.937 12.447 16 ANOVAa Sum of Squares df Mean Square F Sig eople 348.608 36 9.684 ple Between Items 111164.86 5 15 7410.991 2817.004 .000 Residual 1420.635 540 2.631 Total 112585.50 555 202.857 112934.10 8 591 191.090 = 7.58 riance matrix is calculated and used in the analysis. ON Variables EnteredRemovedb Variables Entered Variables Removed Method IA, KAa . Enter ted variables entered. nt Variable: GCG Model Summary R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .708a .501 .471 4.526 s: Constant, IA, KA ANOVAb Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regressio n 698.039 2 349.019 17.040 .000a Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36 s: Constant, IA, KA nt Variable: GCG Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 18.160 7.955 2.283 .029 KA .603 .403 .337 1.496 .144 IA .558 .315 .399 1.770 .086 nt Variable: GCG Coefficient Correlationsa IA KA Correlati ons IA 1.000 -.843 KA -.843 1.000 Covarian ces IA .099 -.107 KA -.107 .162 nt Variable: GCG ables EnteredRemovedb Variables Entered Variables Removed Method IA, KAa . Enter ted variables entered. nt Variable: GCG Model Summaryb R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .708a .501 .471 4.526 s: Constant, IA, KA nt Variable: GCG ANOVAb Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regressio n 698.039 2 349.019 17.040 .000a Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36 s: Constant, IA, KA nt Variable: GCG Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 18.160 7.955 2.283 .029 KA .603 .403 .337 1.496 .144 IA .558 .315 .399 1.770 .086 nt Variable: GCG Coefficient Correlationsa IA KA Correlati ons IA 1.000 -.843 KA -.843 1.000 Covarian ces IA .099 -.107 KA -.107 .162 nt Variable: GCG Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Value 52.46 68.66 60.65 4.403 37 ted Value -1.859 1.820 .000 1.000 37 rror of Value .760 2.566 1.229 .394 37 redicted Value 51.28 69.03 60.58 4.553 37 -12.937 7.865 .000 4.398 37 ual -2.859 1.738 .000 .972 37 dual -2.900 1.826 .007 1.010 37 sidual -13.312 8.680 .071 4.765 37 ed Residual -3.293 1.894 -.006 1.055 37 ance .042 10.596 1.946 2.053 37 tance .000 .236 .029 .046 37 everage Value .001 .294 .054 .057 37 nt Variable: GCG -2 -1 1 2 Regression Standardized Predicted Value Dependent Variable: GCG Scatterplot es EnteredRemovedb Variables Entered Variables Removed Method IA, KAa . ted variables entered. nt Variable: GCG Model Summaryb R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .708a .501 .471 4.526 s: Constant, IA, KA nt Variable: GCG ANOVAb Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regressio n 698.039 2 349.019 17.040 .000a Residual 696.394 34 20.482 Total 1394.432 36 s: Constant, IA, KA nt Variable: GCG Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 18.160 7.955 2.283 .029 KA .603 .403 .337 1.496 .144 IA .558 .315 .399 1.770 .086 nt Variable: GCG KUESIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 Kepada Yth. BapakIbu Responden Di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Latifa Agustin NIM : 205082000266 FakJur : Ekonomi dan Ilmu SosialAkuntansi Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan BapakIbu untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat BapakIbu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi BapakIbu merupakan faktor kunci untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. ™ Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku ™ Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan BapakIbu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen Pembimbing, Hormat Saya, Peneliti Prof. Dr. Ahmad Rodoni Latifa Agustin Petunjuk Pengisian 1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dengan member tanda silang X untuk setiap pertanyaan berisi satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan. 2. Pilihlah jawaban untuk pertanyaan: STS : Sangat Tidak Setuju 1 TS : Tidak Setuju 2 R : Ragu-ragu apakah setuju atau tidak 3 S : Setuju 4 SS : Sangat Setuju 5

Bagian 1: Pertanyaan Umum

Nama Responden : ……………………………………………….. Umur : ……………………………………………….. Jenis Kelamin : Pria Wanita Jenjang Pendidikan : S1 S2 S3 Lama Bekerja : 2-4 Tahun Di atas 4 Tahun

Bagian II: Pertanyaan Tentang Kompetensi Audit