6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Profesionalisme Guru
Agar dapat memahami hakikat profesionalisme guru, penulis akan terlebih dahulu menelaah hakikat profesi dan hakikat guru.
Secara etimologi, “profesi” berasal dari istilah bahasa Inggris “profession” atau bahasa Latin “profecus”, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan
mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu.
8
Profesi yang demikian itu merupakan salah satu tanggung jawab sebagai pekerja guna menyukseskan sebuah pekerjaan. Tugas yang dapat dilaksanakan
secara baik, maka akan lebih mudah dalam menatap masa depan. Sedangkan secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental
yang dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.
9
Jadi, seseorang yang akan memegang suatu profesi harus memiliki pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi. Memiliki
pengetahuan teoritis ditambah dengan keahlian khusus, dapat diterapkan dalam suatu pekerjaan yang ditentukan atau dicita-citakan.
8
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,
Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 20
9
Danim, Inovasi Pendidikan…, h. 21
7
Menurut Kunandar, profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi serta penguasaan khusus yang mendalam. Seperti bidang
hukum, militer, keperawatan, kependidikan dan sebagainya.
10
Sedangkan menurut Moeliono, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
keterampilan, kejuruan dan sebagainya tertentu.
11
Dari beberapa pengertian profesi di atas, maka dapat dipahami bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang mensyaratkan kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang telah diprogram secara khusus. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang. Untuk itu, memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang
dikembangkan khusus. Selanjutnya kata profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus- menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan
pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.
12
Mengenai definisi guru, dalam bahasa sansekerta, secara etimologis, gu berarti kegelapan dan ru adalah membebaskan diri. Artinya, guru adalah
pembebas kegelapan menuju pencerahan. Dalam versi lain dikatakan, bahwa ‘Gu’ berarti kegelapan, dan ‘ru’ menghalau. Artinya, kata ‘guru’ lebih mangacu kepada
orang yang menghalau kegelapan serta membawa lebih banyak pemahaman dan pencerahan.
13
Di sinilah pentingnya peranan guru dalam membentuk kepribadian siswa. Sukses tidaknya siswa, selain dari dirinya sendiri dalam memahami ilmu
pengetahuan, juga tergantung guru dalam memberikan ilmu pengetahuan. Dalam falsafah lain, kita juga mengenal sehari-hari bahwa guru merupakan
orang yang harus digugu dan ditiru. Yakni seseorang yang memiliki kharisma atau
10
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 45
11
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat: Ciputat Press, 2005, cet. 3, h. 13
12
Danim, Inovasi Pendidikan…, h. 23
13
Website http:maksumpriangga.comdefinis-kata-guru.html
8
wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan
membimbing peserta didik.
14
Jadi, guru adalah orang dewasa yang berkewajiban mendidik dan membimbing peserta didik. Dituntut berperilaku sesuai dengan apa yang
diajarkan. Sehingga dapat menjadi guru teladan bagi peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Pasal 39 Ayat 2 yang berbunyi pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Setelah kita mengetahui hakikat profesi dan guru maka dapat dipahami bahwa profesionalisme guru merupakan komitmen para guru dalam meningkatkan
profesinya. Secara terus-menerus, para guru mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam mengerjakan tugasnya. Yaitu, untuk dapat memenuhi
kewajiban dalam mengajar, mendidik dan membimbing siswa sekaligus dapat memperoleh penghasilan dari tugas yang diembannya itu.
Komitmen berarti keselarasan antara perkataan dan perbuatan. Komitmen guru untuk bersikap selaras antara perkataan dan perbuatan merupakan pekerjaan
yang berat. Namun sikap seperti ini harus melekat pada guru, sehingga siswa akan dapat menemukan contoh nyata dari sosok guru yang mereka hadapi setiap hari di
kelas. Guru profesional akan tercermin dalam penampilannya melaksanakan tugas-
tugas. Ditandai dengan berbagai keahlian, baik dalam penguasaan materi maupun metode yang digunakan dalam mengajar. Keahlian dimaksud adalah keahlian
yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan secara khusus.
14
Hamzah, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 15
9
Di samping keahliannya, sifat dan sikap guru profesional ditunjukkan dalam melaksanakan pengabdian. Memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, jujur,
berwibawa, serta rasa kasih sayang terhadap sesama.
B. Kompetensi Profesional Guru