Kompetensi Profesional Guru KAJIAN TEORI

9 Di samping keahliannya, sifat dan sikap guru profesional ditunjukkan dalam melaksanakan pengabdian. Memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, berwibawa, serta rasa kasih sayang terhadap sesama.

B. Kompetensi Profesional Guru

Sebelum membahas lebih jauh tentang kompetensi profesionalisme guru, terlebih dahulu mengkaji hakikat kompetensi. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja tersebut. 15 Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna sebagaimana dikemukakan sebagai berikut: Menurut Usman kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. 16 Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya. Sehingga ia dapat melakukan perilaku- perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik sebaik-baiknya. 17 Sedangkan menurut Abdul Majid, kompetensi ialah seperangkat tindakan intelijensia penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. 18 Dari beberapa pengertian kompetensi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak saat menjalankan profesi yang bersangkutan. Dengan kata lain, kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun, yang penting adalah penerapannya dalam pekerjaan. 15 Hamzah, Profesi Kependidikan…, h. 62 16 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, h. 14 17 Kunandar, Guru Profesional…, h. 52 18 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, cet. 3, h. 5 10 Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas mengajar guru. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional untuk menjalankan fungsi guru. Artinya, guru bukan saja harus pintar, tetapi juga pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1980, memberikan tiga dimensi umum dasar tentang kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 19 1. Kompetensi Kepribadian Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang mengutamakan budaya Bangsa Indonesia. Rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. 20 Menurut Wina Sanjaya, kompetensi pribadi mencakup antara lain: a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya. b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar-umat beragama. c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai, yang berlaku di masyarakat. d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru. Misalnya sopan santun dan tata krama. e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan serta kritik. 21 Kompetensi kepribadian biasanya diidentikkan dengan kepribadian seseorang. Secara sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dan kepribadian seorang guru dinilai penting karena guru merupakan cerminan perilaku bagi para siswa. Guru yang memiliki bekal kompetensi pribadi, akan dapat menjadi penuntun yang benar-benar dapat ditiru dan diteladani oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat. 19 Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006, h. 45 20 Kunandar, Guru Profesional…, h. 56 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 18 11 2. Kompetensi Sosial Artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial. Baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas. Adapun yang mencakup kompetensi sosial antara lain: a. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional. b. Kemampuan mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan. c. Kemampuan menjalin kerja sama, baik secara individual maupun kelompok. 22 Seorang guru dituntut untuk mempunyai kepribadian utuh dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara baik. Juga memberikan contoh yang baik dalam sifat, sikap dan tutur kata. Karena bagaimana pun guru merupakan panutan dan suri tauladan bagi anak didik. Kemampuan sosial dinilai sangat penting. Sebab manusia bukan makhluk individu. Segala kegiatannya pasti dipengaruhi dan membutuhkan interaksi dengan orang lain. Maka dari itu sebagai makhluk sosial guru juga harus mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Memungkinkan guru membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. 23 Secara umum, kompetensi profesional guru dapat diidentifikasikan ke dalam ruang lingkup sebagai berikut: a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan. Baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. b. Mengerti serta dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. e. Mampu mengembangkan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan. 22 Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, h.19 23 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 94 12 f. Mampu mengorganisasikan juga melaksanakan program pembelajaran. g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. 24 Sementara itu, Soedijarto berpendapat bahwa kompetensi profesional guru meliputi: a. Merancang dan merencanakan program pembelajaran. b. Mengembangkan program pembelajaran. c. Mengelola pelaksanaan program pembelajaran. d. Menilai proses dan hasil pembelajaran. e. Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. 25 Kompetensi profesional seorang guru merupakan dasar pijakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Dimana seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas untuk menguasai bidang studi yang diajarkan beserta metodologis. Yaitu, pengetahuan tentang konsep teoritik, memilih metode mengajar yang tepat, mampu menggunakan media pengajaran dan lain sebagainya yang berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru. Guru dapat menerapkan landasan filosofi. Berarti seorang guru harus mengerti dan memahami ilmu yang diajarkan kepada siswa dan mengetahui apa yang harus dicapai tujuan dari ilmu tersebut. Dan guru harus mengetahui serta dapat merealisasikan cara-cara atau metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Psikologi merupakan ilmu jiwa. Yakni, ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Guru dapat menerapkan landasan psikologis berarti seorang guru harus mengerti atau mempelajari kondisi kejiwaan siswanya. Seperti, kepribadian siswa, karakteristik atau sifat-sifatnya dan masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa. Tujuannya agar guru dapat menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kemampuan atau kondisi siswa. 24 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, cet. 1, h. 135 25 Kunandar, Guru Profesional…, h. 57 13 Sosiologi adalah ilmu yang memepelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosial. Guru dapat menerapkan landasan sosilogis. Berarti guru dapat menjalin hubungan dengan baik dan dapat menciptakan suasana yang akrab. Baik dengan kepala sekolah, sesama guru, siswa dan orang tua, termasuk juga dengan masyarakat di lingkungan sekitar, sehingga suasana menjadi harmonis. Teori belajar adalah suatu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam setiap mata pelajaran. Seorang guru dalam menerapkan teori belajar harus sesuai dengan perkembangan siswa. Yaitu perubahan tingkah laku, kejiwaan atau karakteristik yang terjadi pada siswa dari tahap ke tahap. Metode pembelajaran adalah upaya atau cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Media pembelajaran adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran untuk tujuan pendidikan. Sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu mengoptimalkan hasil belajar. Seperti guru, buku pelajaran, alat atau media belajar, lingkungan dan sebagainya. Diagnosis merupakan istilah teknis yang diadopsi dari bidang medis. Artinya, upaya atau suatu proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala- gejalanya. Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar berarti upaya mencari kelemahan atau latar belakang yang menyebabkan terhambatnya keberhasilan pembelajaran, serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya. Semua hal yang disebutkan di atas merupakan sesuatu yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi profesional guru. Kompetensi tersebut dapat berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan, sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan bermutu. Guru yang dapat atau mampu mengembangkan semua aspek kompetensi di atas dengan baik, niscaya ia tidak hanya memperoleh keberhasilan, tetapi juga memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya. 14

C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional