Ciri-Ciri Guru Profesional Tugas dan Peran Guru

16 Ilmu pengetahuan berarti untuk melaksanakan suatu profesi diperlukan ilmu pengetahuan atau sains tertentu. Aplikasi ilmu pengetahuan. Bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh harus dipraktekkan atau diterapkan secara terampil di lapangan. Lembaga pendidikan profesi. Ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk pekerjaan profesi berasal dari lembaga pendidikan tinggi yang khusus mengajarkan, menerapkan, dan meneliti serta mengembangkan ilmu tersebut. Perilaku profesional. Yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu ketika melaksanakan profesional. Artinya, bahwa penyandang profesi harus memiliki dan mempraktekkan perilaku profesional pada saat melaksanakan tugas. Asosiasi Profesi. Profesional mengorganisir diri dalam suatu organisasi profesi. Profesi merupakan organisasi inklusif yang beranggotakan hanya profesional bidang tertentu. Kode etik profesi adalah kumpulan norma-norma yang merupakan pedoman perilaku profesional dalam melaksanakan profesinya. Atas dasar persyaratan tersebut, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian juga dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD, IKIP dan fakultas keguruan lain di luar lembaga IKIP.

D. Ciri-Ciri Guru Profesional

Dalam dunia pendidikan, selain beberapa syarat yang telah disebutkan, guru juga memiliki ciri-ciri profesional. Ciri-ciri yang dimaksud bertujuan agar guru mampu melaksanakan tugas kegiatan belajar mengajar secara benar dan baik. Yakni mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah maupun yang berhubungan dengan keputusan oleh pihak sekolah. Ciri-ciri profesional yang dimaksud seperti dikatakan Anwar Jasin yaitu: 1. Tingkat pendidikan spesialisnya menuntut seseorang melaksanakan jabatan pekerjaan-nya dengan penuh tanggung jawab, kemandirian mengambil 17 keputusan, mahir dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan. 2. Motif dan tujuan utama memilih jabatan adalah pengabdian kepada kemanusiaan. 3. Terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela diterima menjadi pedoman perilaku dan tindakan kelompok profesional yang bersangkutan. 4. Terdapat semangat kesetiakawanan seprofesi kelompok misalnya dalam bentuk tolong menolong antara anggota-anggotanya, baik dalam suka maupun dalam duka. 30

E. Tugas dan Peran Guru

Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. 31 Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti mendidik, mengajar dan melatih anak didik. Tugas guru di bidang kemanusiaan adalah menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Hal ini dimaksudkan agar anak didik mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Abu Ahmadi mengelompokkan tugas guru sebagai profesi seperti berikut: 1. Tugas Educational Pendidikan Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas memberi bimbingan yang lebih banyak diarahkan pada pembentukan ”kepribadian” anak didik. Menjadi manusia yang mempunyai sopan santun tinggi, mengenal kesusilaan, dapat menghargai pendapat orang lain, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap sesama, rasa sosial berkembang, dan lain-lain. 30 Drs. Fachruddin Saudagar, M.Pd dan Dr. Ali Idrus, M.Pd, ME, Pengembangan Profesionalitas Guru , Jakarta: Gaung Persada, 2009, h. 97 31 Syaiful Bahri Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta Rineka Cipta, 2000, h. 37 18 2. Tugas Instrucsional Pengajaran Di sini kewajiban pendidik dititikberatkan pada perkembangan kecerdasan dan daya intelektual anak didik. Menekankan perkembangan kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor, sehingga anak dapat menjadi manusia yang cerdas dan sekaligus terampil. 3. Tugas Managerial Pelaksanaan Pendidik berkewajiban mengelola kehidupan lembaganya kelas atau sekolah yang diasuh bagi guru, yaitu meliputi: a. Personal atau anak didik, yang lebih erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian anak. b. Material atau sarana, yang meliputi alat-alat, perlengkapan media pendidikan, dan lain-lain yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. c. Operasional atau tindakan yang dilakukan menyangkut metode mengajar, pelaksanaan mengajar, sehingga dapat tercipta kondisi yang seoptimal mungkin bagi terlaksananya proses belajar mengajar. Dan dapat memberikan hasil yang sebaik-baiknya bagi anak didik. 32 Dari uraian tentang tugas guru di atas, dapat diketahui bahwa tugas guru tidak hanya berkecimpung dalam lembaga pendidikan saja, seperti mendidik, mengajar, dan melatih siswa, serta mengelola sarana dan prasarana yang berhubungan dengan belajar mengajar. Namun, seorang guru juga bertugas mendidik, mengajar masyarakat, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan agar menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Di samping tugas-tugas yang begitu kompleks tersebut, guru juga memegang peranan yang strategis, terutama dalam upaya membentuk watak- watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Menurut Sardiman peran-peran tersebut antara lain sebagai informator, organisator, motivator, direktorpengarah, inisiator, transmiter, fasilitator, mediator, dan evaluator. 33 Peranan guru dapat dikatakan besar dalam membentuk kepribadian murid di sekolah. Karenanya, dalam memberikan suatu pengertian dan pelajaran semestinya guru memberikan contoh terlebih dahulu. Adapun menurut Wina Sanjaya, peranan seorang guru mencakup: 1. Guru sebagai sumber belajar. 2. Guru sebagai fasilitator. 32 Abu Ahmadi Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 2001, h. 242 33 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2008, h. 144 19 3. Guru sebagai pengelola. 4. Guru sebagai demonstrator. 5. Guru sebagai pembimbing. 6. Guru sebagai motivator. 7. Guru sebagai evaluator. 34 Informator . Yaitu guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain juga sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Organisator . Dalam hal ini guru memiliki kegiatan mengelola akademik, menyusun tata tertib sekolah, dan kalender akademik, serta lainnya. Motivator . Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya ini, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan turunnya prestasi di sekolah. Direktorpengarah . Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita- citakan. Inisiator . Maksudnya, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Ide-ide ini harus kreatif dan dapat dicontoh oleh anak didik. Transmiter yang berarti dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Fasilitator . Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik. Mediator . Dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya, dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah dan mengatur jalannya diskusi. Memberikan jalan keluar dari kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media. Evaluator . Berarti memberikan penilaian atas segala tindakan yang dilakukan anak didik, baik penilaian dalam belajar maupun kepribadian anak didik. 34 Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, h. 21 20 Selain beberapa peran yang telah disebutkan oleh Wina Sanjaya di atas, menurut Trianto guru dan dosen juga berperan sebagai pemimpin pembelajar dan agen pembaharu. Sebagai pemimpin pembelajar berarti guru harus mampu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam proses pembelajaran serta menyeimbangkan pembebasan dan keterlibatan kelas. Sedangkan sebagai agen pembaharu berarti guru dan dosen dapat merubah atau memperbaiki kesenjangan yang terlibat antara nilai dan tujuan dengan pernyataan atau hasil yang dicapai. Demikianlah beberapa peran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan terlaksananya peranan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar. Agar mampu menciptakan keluaran atau lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

F. Kode Etik Profesi Guru