Klasifikasi Kekuatan Karakter Character Strengths

21 5. Strengths harus melampaui tingkah laku, pikiran, perasaan, dan aksi, sehingga dapat diukur. Strengths seperti layaknya sifat yang memiliki tingkatan dalam generalisasi antar situasi dan stabilitas dari waktu ke waktu. 6. Strengths berbeda dari trait positif lainnya dalam hal klasifikasi dan tidak dapat dipisahkan dari klasifikasinya. 7. Strengths sebelumnya sudah diwujudkan dalam penokohan yang tauladan baik dalam kebudayaan atau cerita-cerita tertentu. 8. Seperti halnya inteligensi, beberapa strengths juga memiliki kategori jenius atau luar biasa. 9. Strengths memperhatikan eksistensi dari individu yang tidak menampilkan strengths sama sekali dalam hidupnya. 10. Lingkungan masyarakat menyediakan institusi dan kegiatan yang mengasahkan dan mereproduksi strengths secara berkelanjutan.

2.1.4. Klasifikasi Kekuatan Karakter Character Strengths

Berikut ini akan dijelaskan kalsifikasi enam virtue serta 24 character strengths yang dimiliki individu Peterson Seligman, 2004; Seligman, 2005 :

1. Wisdom dan Knowledge

Wisdom merupakan salah satu bentuk inteligensi tetapi berbeda dengan IQ dan bukan merupakan pengetahuan yang diperoleh dari membaca buku, kuliah ataupun belajar dari fakta Peterson Seligman, 2004. Peterson Seligman 2004 menyatakan strengths kekuatan dari wisdom meliputi sikap positif yang berhubungan dengan kemahiran dan menggunakan informasi 22 dalam mencapai kehidupan yang berkualitas. Kekutan dari wisdom dan knowledge merupakan aspek kognitif yang meliputi: a. Creativity originality, ingenuity Individu yang kreatif harus memiliki ide atau tingkah laku yang orisinil, unik, baru, mengejutkan dan tidak biasa Peterson Seligman, 2004. Namun, ide dan perilaku yang orisinil saja tidak cukup untuk individu dikatakan kreatif, tetapi ide dan perilaku tersebut juga harus sesuai dan adaptif Peterson Seligman, 2004. Selain itu, kreativitas individu harus memberikan kontribusi positif terhadap kehidupannya dan juga kehidupan orang lain Peterson Seligman, 2004. b. Curiosity interest, novelty-seeking, openness to experiences Curiosity merupakan ketertarikan dalam diri individu terhadap pengalaman Peterson Seligman, 2004. Individu yang memiliki rasa ingin tahu menyukai pengalaman-pengalaman baru yang unik, bervariasi, dan menantang Peterson Seligman, 2004. Seligman 2005 menambahkan, individu yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi biasanya terbuka terhadap seluruh pengalaman, dan fleksibilitas terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan konsepsi awal. c. Open mindedness judgment, critical thinking Open-mindedness merupakan keinginan untuk mencari secara aktif bukti untuk mengkritisi kepercayaan, rencana, atau tujuan orang lain dan untuk mempertimbangkan bukti yang ada secara adil jika terdapat bukti- bukti yang diperlukan Peterson Seligman, 2004. Seseorang yang open- mindedness biasanya akan mempertimbangkan segala bukti-bukti dalam 23 mengambil keputusan dan selalu terbuka akan bukti-bukti baru yang bisa jadi mengubah keyakinan yang dimilkinya selama ini. d. Love of Learning Love of learning sering dikaitkan pada konsep-konsep besar seperti kompetensi, nilai-nilai, dan pengembangan minat. Love of learning digambarkan sebagai cara dimana individu memperoleh informasi dan ketrampilan baru secara umum atau spesifik yang mengarah pada perkembangan pengetahuan individu mengenai minat mereka. Jika individu memiliki kekuatan strengths love of learning, maka individu tersebut akan menyatu secara kognitif. Individu akan mengalami perasaan positif berkenaan dengan proses perolehan ketrampilan, pemuasan rasa ingin tahu, atau pada saat mempelajari pengetahuan yang baru. Kekuatan ini membantu individu untuk bangkit dari kritikan dan tantangan Peterson Seligman, 2004. e. Perspective wisdom Perspective wisdom mengacu kepada kemampuan untuk mempersiapkan bekal hidup dalam waktu yang panjang, yang dapat dimengerti bagi dirinya dan orang lain Peterson Seligman, 2004. Kekuatan strengths ini merupakan kemampuan untuk memberikan saran yang bijaksana kepada orang lain, memiliki cara pandang terhadap dunia yang dapat diterima oleh orang lain. Perspective berbeda dengan inteligensi, dimana perspective adalah taraf superior dari penguasaan ilmu, judgment, dan kapasitas untuk memberikan saran kepada orang lain. Perspective memungkinkan individu untuk menjawab hal-hal yang 24 kompleks dari kehidupan dan digunakan untuk mencapai kesejahteraan individu dan orang lain.

2. Courage

Courage merupakan kekuatan emosional yang melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi walaupun terdapat halangan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam pencapaiannya Peterson Seligman, 2004. Kekuatan atau strengths dari courage meliputi: a. Bravery valor Tidak takut terhadap ancaman, tantangan, kesulitan, atau rasa sakit, berani mengutarakan kebenaran walaupun bertentangan dengan orang lain, berani tampil berbeda walaupun tidak popular, termasuk keberanian fisik namun tidak hanya terbatas pada hal tersebut Seligman, 2005. Beberapa elemen yang terkandung pada bravery adalah tindakan harus bersifat sukarela, terkandung judgement yaitu mengetahui dengan pasti resiko dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan. b. Persistence perseverance, industriousness Menyelesaikan semua pekerjaan yang telah dimulai, merasa puas atau senang bila dapat merampungkan semua tugas walaupun terdapat hambatan dan kesulitan. Mengukur dari lamanya seseorang berhadapan dengan tugas saja tidaklah cukup untuk menempatkan individu sebagai seorang yang persistence karena berhadapan lama dengan tugas yang menyenangkan dan memberikan hasil yang menguntungkan secara 25 ekonomi, tidak memerlukan daya tahan dan perhatian dari individu Peterson Seligman, 2004. c. Integrity authenticity, honesty Integrity berasal dari bahasa Latin “intergritas” yang berarti sesuatu yang menyeluruh, keseluruhan Peterson Seligman, 2004. Mengatakan yang sebenarnya, menampilkan diri apa adanya atau autentik, tanpa berpura-pura, bertanggung jawab atas perasaan dan tingkah laku Seligman, 2005. Honesty mengacu pada fakta yang sebenarnya dan ketulusan hati dalam berhubungan dengan orang lain. Authenticity merupakan emosi yang sebenarnya keadaan psikologis yang mendalam. Integrity mengacu kepada kejujuran moral dan self-unity Peterson Seligman, 2004. d. Vitality zest, enthuasiasm, vigor, energy Individu yang memiliki kekuatan strengths ini menjalani hidup dengan penuh semangat dan dapat menjalani fungsinya dengan baik. Menjalani kehidupan dengan kegembiraan dan berenergi, tidak melakukan sesuatu setengah-setengah, menjalani hidup sebagai seorang petualang, merasakan hidup bahagia dan aktif Peterson Seligman, 2004.

3. Humanity

Humanity merupakan kekuatan yang berkaitan dengan interpersonal termasuk kemurahan hati, berbuat kebaikan walaupun tidak akan mendapatkan balasan Peterson Seligman, 2004. Kekuatan dari humanity yakni: 26 a. Love Menghargai penting hubungan dekat dengan orang lain, terutama saling berbagi dan saling peduli, menjalin hubungan dekat dengan orang lain Seligman, 2004. Love cinta yang dimaksud disini terbatas pada hubungan cinta yang bersifat timbal balik, sehingga cinta yang tidak terbalas dan hubungan parasosial tidak termasuk ke dalamnya. Hubungan romantis, rasa cinta antara orang tua dan anak, keterikatan antara anggota tim atau kelompok termasuk kategori dalam kekuatan ini. Love biasanya mencakup perasaan positif yang kuat, komitmen, bahkan pengorbanan yang termanifestasi dalam perilaku membantu, menerangkan dan menerima orang lain. b. Kindness generosity, nurturance, care, compassion, altruistic love, niceness Melakukan kebaikan kepada orang lain, membantu orang lain, dan menjaganya Seligman, 2005. Empati dan simpati merupakan komponen yang penting dalam kindness. Individu yang menampilkan kekuatan ini tidak hanya membantu orang memiliki kedekatan, namun juga akan membantu dan berbuat baik kepada orang yang tidak dikenalnya. c. Social Intelligence emotional intelligence, personal intelligence Peduli terhadap alasan-alasan dan perasaan orang lain dan diri sendiri, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial yang berbeda, mengetahui apa yang menggerakkan orang lain Peterson Seligman, 2004. Istilah lain yang digunakan dalam menggambarkan kekuatan ini adalah “hot intelligence”, yakni 27 kemampuan untuk dapat memproses informasi yang teraktual seperti sinyal yang berhubungan dengan kesejahteraan individu. Selain social intelligence, kekuatan ini juga mencakup emotional intelligence dan personal intelligence yang saling melengkapi satu sama lain. Emotional intelligence adalah kemampuan untuk mengolah informasi emosi secara baik di dalam penalaran. Personal intelligence mencakup ketepatan self- understanding dan self-assesment, termasuk kemampuan untuk memahami motivasi, emosi, dan dinamika internal. Social intelligence berhubungan dengan hubungan individu dengan orang lain, yaitu keintiman dan kepercayaan, kemampuan persuasi atau keanggotaan dalam suatu kelompok.

4. Justice

Justice merupakan kekuatan pada masyarakat yang melandasi timbulnya kehidupan masyarakat yang sehat. Kekuatan strengths pada justice meliputi: a. Citizenship social responsibility, loyalty, teamwork Kemampuan bekerja dengan baik pada situasi kelompok, loyal pada kelompok, berbagi dengan kelompok Peterson Seligman, 2004. Individu memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya, bekerja untuk kepentingan kelompok daripada kepentingan dirinya, setia terhadap teman, dan dapat dipercaya dalam berusaha mencapai kepentingan kelompok Peterson Seligman, 2004. 28 b. Fairness Memperlakukan setiap orang secara adil, memberikan kesempatan yang sama pada setiap orang, dan tidak membiarkan perasaan subyektif mempengaruhi keputusan yang menyangkut orang lain. Fairness merupakan hasil dari moral judgement, yiatu proses dimana individu menilai hal-hal yang dianggap baik ataupun buruk secara moral dan apa yang dilarang secara moral. c. Leadership Mendorong anggota kelompok untuk bekerja, menjaga hubungan baik dengan anggota kelompok, menyiapkan aktivitas kelompok dan mengevaluasinya. Leadership sebagai kualitas kepribadian harus dibedakan dengan leadership sebagai suatu proses yang bersifat praktis. Sebagai sebuah kualitas kepribadian, leadership adalah motivasi dan kapasitas untuk mengambil peran pemimpin dalam sistem sosial, kemampuan mempengaruhi orang lain, mampu mengatur aktivitas pribadi dan orang lain dalam suatu sistem ynag terintegrasi. Leadership sebagai sebuah proses praktis berisikan kemampuan untuk menetapkan tujuan dan mendorong bawahan untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Peterson Seligman, 2004.

5. Temperance

Temperance merupakan kekuatan yang melindungi individu dari sesuatu yang berlebihan, dimana temperance mengacu pada ekspresi yang sesuai dan 29 tidak berlebihan akan sesuatu yang dinginkan. Kekuatan pada temperance adalah sebagai berikut: a. Forgiveness dan Mercy Memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan, memberikan orang lain kesempatan kedua, dan tidak mendendam. Ketika seseorang mau memaafkan, maka kecendrungan bersikap kepada orang yang berbuat salah akan semakin membaik Peterson Seligman, 2004. Enright 1998 dalam Mc.Cullough, 2000 mengemukakan fogiveness adalah kesediaan atau kerelaan individu untuk melepaskan dendam, perilaku tidak adil, dan perilaku yang pernah menyakitinya. Individu yang memiliki kekuatan karakter ini tidak membalas perlakuan yang tidak adil, yang diikuti dengan sikap memaafkan, dan membiasakan emosi untuk menerimanya Affinito, 1999. b. HumilityModesty Tidak menganggap diri lebih spesial dari orang lain, dan tidak mencari perhatian, dan menyadari kesalahan serta kekurangan diri Peterson Seligman, 2004. Modesty lebih bersifat eksternal yang artinya bersifat sederhana secara perilaku dan penampilan. Humility bersifat internal yang artinya memiliki kecendrungan untuk merasa bahwa dirinya bukanlah pusat dunia. Tangney dalam Peterson Seligman, 2004 mengemukakan beberapa hal penting yang terkandung di dalam humility, yaitu perasaan yang akurat terhadap kemampuan dan prestasi, memberikan pengharapan kepada setiap orang walaupun orang tersebut berbuat kesalahan, kekurangan, dan memiliki keterbatasan dalam 30 pengetahuan, terbuka pada ide-ide baru, informasi yang kontradiktif, dan nasehat, menghargai kemampuan orang lain, rendah hati terhadap kemampuan diri, dan mengapresiasi segala hal sebagai sesuatu yang memberikan beragam kontribusi bagi kehidupan. c. Prudence Berhati-hati dengan keputusan yang dibuat, tidak mengambil resiko, tidak mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari, individu akan meninjau secara hati- hati masa depan mereka, berpikir dan memiliki perhatian yang penuh terhadap masa depan, membuat rencana yang matang, dan menetapkan tujuan serta aspirasi jangka panjang. Individu terlatih untuk menghindari dorongan-dorongan dan keinginan yang mampu merusak diri Peterson Seligman, 2004. d. Self-regulation self-control Mampu mengatur perasaan dan tingkah laku, disiplin, mengontrol emosi dan nafsu. Individu mampu mengontrol gairah, kebutuhan, dan impuls serta menampilkannya pada kondisi yang memungkinkan. Saat berhadapan dengan situasi yang menyakitkan, individu mampu meregulasi emosinya, dan mengobati sendiri perasaan-perasaan negatif yang dirasakan Peterson Seligman, 2004. 31

6. Transcendence

Trancendence merupakan kekuatan yang dapat menciptakan hubungan yang dekat antara individu dengan alam semesta dan memberi makna bagi individu tersebut. Kekuatan transcendence terdiri dari: a. Appreciation of beauty and excellence awe, wonder, elevation Mampu menyadari dan mengapresiasi keindahan, spesial, memiliki keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari seni hingga matematika, dari ilmu alam hingga pengalaman hidup sehari-hari. Individu yang memiliki kekuatan ini akan seringkali merasakan terpana atau bergairah saat melakukan kegiatan-kegiatan sederhana seperti berkeliling kota, membaca novel atau surat kabar, menyelami kehidupan orang lain atau saat menonton pertandingan olah raga dan film. Diasumsikan bahwa individu yang pikiran dan hatinya terbuka untuk sesuatu yang indah dan menawan biasanya akan lebih menikmati kehidupan sehari-hari, menemukan makna hidup, dan dapat berhubungan dengan orang lain lebih mendalam Peterson Seligman, 2004. b. Gratitude Menyadari dan mensyukuri atas anugerah Tuhan dan menyediakan waktu untuk mengekspresikan rasa syukur Peterson Seligman, 2004. Gratitude berarti bersyukur atas sesuatu hal yang baik, dermawan, hadiah, keindahan dalam memberi dan menerima, mendapatkan atau memberi sesuatu tanpa pamrih. Gratitude terbagi dalam dua macam yaitu personal dan transpersonal. Personal gratitude mengacu pada terima kasih kepada seseorang atas kebaikan dari orang tersebut. Transpersonal gratitude 32 adalah rasa terima kasih kepada Tuhan. Fitzgerald dalam Peterson Seligman, 2004 mengemukakan bahwa gratitude terdiri dari tiga komponen, yakni apresiasi terhadap seseorang dan sesuatu, niat yang baik kepada seseorang atau sesuatu, dan kecendrungan untuk bertingkah laku yang berasal dari apresiasi dan niat yang baik. c. Hope optimism, future-mindedness, future-orientation Mengharapkan yang terbaik bagi masa depan dan berusaha keras untuk mewujudkannya, percaya bahwa nasib dapat diubah Peterson Seligman, 2004. Berpikir mengenai masa depan, mengharapkan hasil yang terbaik di masa yang akan datang dan merasa percaya diri terhadap hasil dan tujuan. d. Humor playfulness Senang tertawa dan bergurau, memberikan senyum kepada orang lain, dan membuat gurauan Peterson Seligman, 2004. Secara keseluruhan, humor berarti pikiran yang menyenangkan, pandangan yang membahagiakan yang memungkinkan individu untuk melihat sisi positif dari sesuatu hal, dan kemampuan untuk membuat orang lain tersenyum atau tertawa Peterson Seligman, 2004. e. Spirituality religiousness, faith, purpose Memiliki kepercayaan mengenai kekuatan yang besar yang menguasai alam semesta, memiliki kepercayaan terhadap makna hidup. Spirituality mengandung keyakinan yang bersifat persuasive, pervasive, dan stabil yang membentuk atribusi individu dan bagaimana memaknai hidup dan hubungan dengan orang lain Peterson Seligman, 2004. 33

2.2. Narapidana