Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

39 Table 2.1 Klasifikasi Narapidana di Lapas Kelas II A Pemuda Tangerang Narapidana Tahanan B.I 753 orang A.I 77 orang B.IIa 107 orang A.II 55 orang B.IIb - A.III 633 orang B.IIIs 7 orang A.IV 23 orang SHMati - A.V 9 orang Titipan - Jumlah 867 orang Jumlah 797 orang

2.4. Kerangka Berpikir

Lembaga Pemasyarakatan yang biasa kita sebut dengan Lapas, adalah sebuah lembaga yang berfungsi untuk menampung dan membina para warga binaan, seperti narapidana, anak didik pemasyarakatan serta klien pemasyarakatan. Dalam Undang-undang No.12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, menerangkan bahwa lembaga pemasayarakatan mengacu pada sistem pemasyarakatan yakni suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Di dalam sebuah Lapas terdiri dari berbagai jenis narapidana sesuai dengan tindak pidana yang dilakukannya. Secara umum, berdasarkan kasus tindak 40 pidananya, narapidana dibagi menjadi dua bagian yakni pidana umum dan pidana khusus. Pidana umum seperti pencurian, perampokan, penipuan, pembunuhan, kejahatan seksual, perjudian, penculikan, dan sebagainya yang diatur dalam Kitab Undang-undang hukum Pidana KUHP. Sedangkan yang termasuk pidana khusus adalah narkotika, korupsi, illegal loging, perdagangan anak dan sebagainya yang diatur oleh Undang-undang tertentu. Setiap narapidana akan mendapatkan pembinaan dan pengayoman yang telah ditetapkan oleh Lapas. Pembinaan tersebut bertujuan untuk membina para narapidana agar menjadi manusia yang lebih baik. Pembinaaan tersebut juga mencakup pembinaan moral, pembinaan mental, pembinaan kemadirian, dan pembinaan keterampilan. Konsep pembinaan ini sejalan dengan konsep psikologi positif yang ingin menciptakan karakter-karakter positif individu yang sering dikenal character strengths. Menurut Peterson dan Seligman 2004, character strengths atau kekuatan karakter adalah unsur, proses, dan mekanisme psikologis yang memperjelas konsep virtues. Kekuatan karakter merupakan karakter positif yang membawa individu kepada perasaan yang positif. Peterson dan Seligman 2004 menetapkan ada 24 character strengths yang membentuk enam virtues keutamaan yakni wisdom and knowledge, courage, humanity, justice, temperance dan temperance. Karakter-karakter yang dominan yang muncul pada narapidana akan mengerucut pada keutamaan tersebut. Kekuatan karakter atau character strengths menampilkan karakter- karakter positif individu. Inilah yang juga menjadi tujuan pembinaan Lapas untuk para narapidana. Berdasarkan wawancara dengan salah satu petugas Lapas Kelas 41 IIA Pemuda Tangerang, pembinaan yang didapatkan para narapidana berbeda- beda. Misalnya untuk narapidana narkotika akan mendapatkan bimbingan konseling khusus. Pembinaan tersebut juga bertujuan agar para narapidana tidak mengulang kembali kesalahannya. Maka untuk mewujudkan cita-cita pembinaan tersebut maka dibutuhkan karakter-karakter positif serta keutamaan yang harus dimiliki oleh narapidana, sehingga kita juga dapat melihat bagaimana karakter yang muncul secara dominan pada narapidana narkotika dan kriminal. Oleh karena itu, berdasarkan fenomena dan teorinya yang telah diuraikan di atas, maka kerangka berpikirnya adalah sebagai berikut: 42 Narapidana Narkotika Narapidana Kriminal Pengayoman dan Pembinaan di Lapas Karakter spesifik Situational Themes 24 Kekuatan Karakter Character Strengths Kekuatan Karakter yang muncul dan dominan Enam Keutamaan Virtue: Wisdom and Knowledge, Courage, Humanity, Justice, Temperance, Trancendence. 43

2.5. Hipotesis