51
BAB III BIOGRAFI DAWAM RAHARDJO
A. Kehidupan, Lingkungan dan Pengaruh Pemikiran
M. Dawam Rahardjo lahir di Solo pada 20 April 1942 sebagai anak sulung dari  delapan  bersaudara,  putra  dari  pasangan  Muhammad  Zuhdi  Rahardjo  dan
Muthmainnah.  Aktivitas  masa  kecil  Dawam  dimulai  dengan  pengenalannya terhadap  ilmu-ilmu  agama  dengan  biasa  mengaji  al-Quran  dan  menghafal
beberapa surat dalam Juz „Amma dari lingkungan keluarganya, terutama dari bibi
dan kakak sepupunya. Secara tradisi keagamaan, keluarga Dawam dekat  dengan Muhammadiah.  Ini  dibuktikan  dengan  status  Zuhdi  Rahardjo  sebagai  guru
sekolah  muhammadiah  di  Solo.  Dawam  pun  nanti  mengikuti  jejak  ayahnya, disamping aktif di berbagai LSM, juga terlibat aktif di PP. Muhammadiah.
1
Dawam  Rahardjo  dapat  dikatakan  sebagai  seseorang  yang  multidimensi. Beliau dapat dikenal sebagai tokoh cendekiawan, budayawan, pemikir Islam dan
pegiat LSM. Itu karena berbagai pengaruh yang dia dapatkan dari banyak bergaul dengan  berbagai  kalangan  intelektual.  Ia  banyak  bergaul  dengan  berbagai
kalangan  intelektual,  dan  tentunya  juga  dengan  para  pemikir  Islam,  namun  ia
1
Artikel  diakses  pada  30  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
52
lebih  suka  disebut  sebagai  intelektual  Muslim.  Tapi  ia  juga  pengusaha,  karena mewariasi bakat dan naluri kewiraswastaan dari ayahnya.
2
Sarjana  ekonomi  dari  Universitas  Gadjah  Mada  ini  turut  membidani lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI pada 1990. Ia menjadi
wakil ketua Dewan Pakar pada periode pertama, dilanjutkan sebagai ketua ICMI Pusat  pada  periode  berikutnya.  Saat  ini,  selain  sebagai  Rektor  Universitas  Islam
45  Unisma,  Dawam  masih  aktif  di  Lembaga  Studi  Agama  dan  Filsafat  dan International  Institute  of  Islamic  Thought.  Lelaki  kelahiran  Solo,  Jawa  Tengah,
itu juga aktif di beberapa perusahaan di bawah naungan Muhamadiyah.
3
Sebenarnya Zuhdi Rahardjo, seorang guru yang kemudian jadi pengusaha batik  dan  tenun  menginginkan  anak  sulungnya  ini  meneruskan  usahanya  kelak.
Karena  itu,  Dawam  kecil  dididik  ayahnya  menjadi  seorang  pengusaha.  Tapi  ia gemar membaca, termasuk komik, selain sebagai anak keluarga santri yang akrab
dengan bacaan Alqur‟an. Selain mengikuti sekolah umum pada pagi hari, petang
harinya Dawam juga belajar di Madrasah Diniyah Al Islam, sekolah agama Islam yang termasuk terbaik di Solo.
Beranjak  remaja,  Dawam  memiliki  ketertarikan  dengan  dunia  sastra.  Ia menulis puisi di sebuah koran lokal di Yogyakarta, dan pada saat yang bersamaan
sempat  bergabung  dengan  Himpunan  Peminat  Sastra  Surakarta.  Mendapat
2
Artikel  diakses  pada  30 januari  2011  dari  http:www.pdat.co.idadshtmlDads,20030701- 60,D.html
3
Artikel  diakses  pada  30 januari  2011  dari  http:www.pdat.co.idadshtmlDads,20030701- 60,D.html
53
beasiswa  lewat  program  American  Field  Service  untuk  belajar  di  Borah  High School,  Idaho,  Amerika  Serikat,  pria  yang  sudah  menulis  kolom  sejak  SMA  ini
banyak  membaca  karya  sastra  Amerika.  Puisinya  yang  ditulis  dalam  bahasa Inggris saat itu mendapat nilai A.
Selepas  SMA,  pertumbuhan  minat  Dawam  pada  ekonomi  membawanya masuk  Fakultas  Ekonomi  UGM.  Namun  di  saat  itu  pula  ketika  suhu  politik
Nasional memanas menjelang pecahnya Gerakan 30 September 1965, ia tertarik pada politik,  yang ia salurkan melalui Himpunan Mahasiswa  Islam. Walau tidak
duduk sebagai anggota pengurus, Dawam menjadi ideolog HMI Yogyakarta.
4
Setelah lulus Fakultas Ekonomi UGM, 1969, Dawam bekerja di  Bank of America,  Jakarta,  tapi  tidak  lama  karena  merasa  tidak  leluasa  berkiprah  dalam
pergerakan.  Dawam  yang  ketika  itu  redaktur  Mimbar  Demokrasi  dan  mingguan Forum  memilih  keluar.  Ia  ingin  bekerja  di  sebuah  lembaga  riset.  Nono  Anwar
Makarim  adalah  orang  yang  merekrutnya  ke  lembaga  riset  bernama  Lembaga Penelitian,  Pendidikan,  dan  Penerangan  Ekonomi  dan  Sosial  LP3ES.  Memulai
sebagai  peneliti  pada  1971,  satu  tahun  kemudian  karirnya  merambat  naik.  Dari kepala  bagian  penelitian,  ia  bahkan  akhirnya  dipercaya  menjadi  direktur  dan
pemimpin umum majalah Prisma yang amat berpengaruh di kalangan intelektual. Pada  saat  itu  pula,  ia  memprakarsai  berdirinya  Inter-Non  Governmental  Forum
4
Artikel  diakses  pada  30 januari  2011  dari  http:www.pdat.co.idadshtmlDads,20030701- 60,D.html
54
for Indonesia, yang kemudian berubah nama menjadi Inter-Non Governmental for Development INFID.
5
Selain  kolom  dan  artikel,  Dawam  banyak  menulis  buku.  Dalam  rangka pemberian  gelar  guru  besar  di  Universitas  Muhammadiyah  Malang,  1992,  ia
meluncurkan  buku  berjudul  Pragmatisme  dan  Utopia:  Corak  Nasionalisme Ekonomi Indonesia. Namun yang oleh pengagum Buya Hamka ini dinilai sebagai
puncak karyanya adalah Ensiklopedia Tafsir Alquran. Penyandang gelar doctor honoris causa dari IAIN Jakarta ini menikah dua
kali. Dengan almarhum istri pertamanya, Dawam dikaruniai dua anak. Ia menikah lagi pada usia 54 tahun dengan Sumarni, yang tidak dianugerahi keturunan. “Dua-
duanya  berkesan  dan  sangat  mempengaruhi  hidup  saya.  Saya  merasa  beruntung karena  keluarga  saya  alhamdulillah  baik,”  katanya.  Hubungan  anak-anaknya
dengan  ibu  tirinya  tidak  menimbulkan  konflik  berarti,  menurut  kakek  dari  satu cucu ini.
Dawam  suka  mendengarkan  musik  klasik  seperti  karya  Bethoven  dan Mozart,  terutama  ketika  sedang  bekerja.  “Ada  kenikmatan  bekerja  ketika
mendengar  musik, ”  katanya.  Ia  hobi  olahraga  senam  Tai  Chi,  yang  biasa
dilakukan  setelah  salat  subuh  bersama  tetangga.  Di  waktu  luang,  Dawam
5
Artikel  diakses  pada  30 januari  2011  dari http:www.pdat.co.idadshtmlDads,20030701-
60,D.html
55
mengurus  perpustakaan  pribadi  di  rumahnya,  yang  memiliki  koleksi  15  ribu buku.
6
Ada  dua  hal  penting  yang  mempengaruhi  orientasi  pemikiran  Dawam Raharjo,  pertama  adalah  pergulatan  dia  dengan  objek  penelitian  yaitu  pesantren,
melahirkan  kesadaran  untuk  mengkaji  Islam  lebih  intensif  langsung  kepada  dua sumber  pokoknya   yaitu  al-Quran  dan  as-Sunnah.  Kedua  adalah  pengaruh
pendidikan  keluarga,  khususnya  sang  ayah,  memberikannnya  inspirasi  baginya untuk lebih menggali al-Quran.
7
Minat  intelektualnya  untuk  menggali  al-Quran,  membawa  Dawam menjelajah  untuk  mempelajari  berbagai  buku  tafsir  maupun  buku-buku  yang
berkaitan dengan al-Quran.  Sejak remaja Dawam sudah membaca beberapa buku tafsir diantaranya Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan The Holy Quran karya
Maulana  Muhammad  Ali,  yang  diterjemahkan  menjadi  Quran  Suci  oleh  Kol. Moh.  Bachrun.  Bahkan  ketika  SMP  pun  Dawam  sering  mendengarkan  siaran
tafsir  al-Quran  di  RRI  oleh  Ustadz  Zulkifli  Mahmud.  Ternyata  ustadz  tersebut mengambil  tafsirnya  dari  buku  tafsir  yag  ditulis  oleh  Bashiruddin  Mahmud
Ahmad,  yang  lama  kelamaan  diketahui  sebagai  khalifah  kedua  Gerakan
6
Artikel  diakses  pada  30 januari  2011  dari  http:www.pdat.co.idadshtmlDads,20030701- 60,D.html
7
Artikel  diakses  pada  31  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
56
Ahmadiyah  Qadiyan.  Keadaan  tersebut  tentu  saja  sangat  mempengaruhi  Dawam Muda yang begitu haus akan khazanah intelektual.
8
Dawam tidak bisa bertahan lama dengan bacaan tafsir yang konvensional. Karena bagi Dawam kebanyakan tafsir konvensional dari segi pembacaan sangat
„melelahkan‟  sehingga  ia  tak  pernah  bisa  tamat  atau  khatam  dalam  membaca tafsir tersebut. Disamping itu, karena topiknya yang meloncat-loncat, seakan-akan
ayat tersebut terputus-putus antara satu tema ketema  yang lain. Berbeda mislnya ketika  ia  membaca  membaca  novel  Tenggelamnya  kapal  Van  Der  Wick  karya
Hamka,  atau  Atheis-nya  Achdiat  Kartamiharja.  Bacaan  tersebut  dibaca  sampai habis.   Oleh  karena  itu  tafsir  konvensional  pada  umumnya  tidak  mendalam.
Berbeda  dengan  trend  perkembangan  tafsir  modern  sepeti  buku  tafsir   Major Themes  of  the  Quran
karya  Fazlur  Rahman  atau  tafsir  beberapa  surat  oleh Ayatullah Muthahhari atau tafsir kata-kata kunci tulisan Abu al-
A‟la al-Maududi yang sangat dikaguminya.
9
Dari  pengalaman  pembacaannya  terhadap  kajian  al-Quran,  Dawam membagi  ada  dua  macam  tulisan.  Pertama,  tulisan  yang  membahas  persoalan-
persoalan umum yang merujuk pada ayat-ayat al-Quran. Dalam kasus ini tulisan memang  tidak  langsung  menafsirkan  ayat-ayat  al-Quran,  tetapi  dengan  merujuk
Al-Quran,  penulis  mau  tidak  mau  harus  menafsirkan  ayat  yang  menjadi  rujukan
8
Artikel  diakses  pada  30  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
9
Artikel  diakses  pada  30  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
57
tersebut. Kedua, tulisan yang membahas ayat-ayat al-Quran tetapi penjelasannya memakai bahan-bahan empiris atau teori ilmu-ilmu sosial. Dengan penafsiran ini,
maka penafsir akan bisa menemukan makna-makna baru dalam al-Quran. Tulisan-tulisan model pertama itulah yang menimbulkan perubahan dalam
wacana  al-Quran  sehingga  melahirkan  metode  baru  dalam  tafsir  yaitu  metode tafsir
maudu‟i.  Contohnya  adalah  masalah  demokrasi  dan  HAM,  isu  kesetaraan gender,  isu  bioteknologi  dan  lain  sebagainya.  Masalah-masalah  tersebut
merupakan  masalah  kontemporer  yang  memerlukan  jawaban  versi  al-Quran. misalnya buku Kesetaraan Jender Dalam Al-Quran karya Prof. Dr. Nasharuddin
Umar.
10
Dawam  sendiri  menaruh  perhatian  kembali  kepada  tafsir  al-Quran  pada tahun  1980-an,  berawal  dari  seorang  pemuda  yang  bernama  Fanani  datang  ke
rumah  Dawam  pada  bulan  ramadan  dan  mengajarkan  al-Quran  padanya.  Teori yang digunakan adalah menafsirkan al-Quran dengan al-Quran. Disamping itu, ia
juga  memberi  tahu  Dawam  tentang  metodologi  tafsir  berdasarkan  sejarah perjuangan  atau  dakwah  Nabi  selama  23  tahun.  Ketika  dikonsultasikan  dengan
Kiai  Dasuki,  beliau  membenarkan  metode  tersebut,  dan  ternya  pak  Kiai menggunakan metode tersebut dalam setiap pengajiannya. Menurut Kiai tersebut,
Sayyid  Qutb  pun  menggunakan  pola  yang  sama  dalam  menafsirkan  al-Quran. secara tak sengaja, kitapun ingat dengan apa yang dikatakan oleh Ahmad Wahib
10
Artikel  diakses  pada  30  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
58
bahwa  sumber  Islam  itu  bukanlah  al-Quran  dan  as-Sunnah,  tapi  sejarah Muhammad  saw.  walaupun  pendapat  tersebut  kurang  diterima  oleh  khalayak
karea  bahasanya  yang  provokatif  tapi  substansinya  sama  dengan  cara  penafsiran Sayyid Qutb tadi.
11
Buku-buku  yang  dibaca  Dawam  untuk  memahami  metode  penafsiran  al- Quran diantaranya karya M. Hasbi Ash-Shiddiqi, Sejarah Pengantar Ilmu Tafsir,
Jakarta : Bulan Bintang, 1961,  Sejarah Tafsir Al-Quran terjemahan Ahmad al- Syirbashi  Jakarta:  Pustaka  Firdaus,  1985,  hingga  karya  orientalis  seperti  J.M.S
Baljon,  Modern  Moslem  Koran  Interpretation  Leiden:  E.J.  Brill,  1968,  atau sarjana Jerman Gort Helmut,
The Quran and it‟s Exegetes Barkeley: University of  California  Press,  1976.  Akan  tetapi,  dari  beberapa  buku  pengantar  tersebut,
khususnya  yang  berbahasa  Indonesia,  Dawam  tidak  menemukan  satu  bukupun yang membahas metodologi penafsiran al-Quran secara komprehensif .
Dalam pemikiran keislaman, seperti diakuinya sendiri, ia lebih menyukai tipe  pemikiran  yang  bersifat  rekonstruksi  seperti  yang  dilakuakan  tokoh-tokoh
pemikir mu slim semacam Fazlur Rahman, Hassan Hanafi, dan M. „Abid al-Jabiri.
Cara  ini  lebih  tepat  dalam  memberdayakan  umat  Islam  agar  melakuakan transformasi menuju kondisi yang lebih baik.
12
11
Artikel  diakses  pada  30  januari  2011  dari  http:forginanjar.multiply.comjournalitem7 Tafsir_Sosial_M._Dawam_Rahardjo
12
Artikeldiaksespada31januari2011darihttp:forginanjar.multiply.comjournalitem7Tafsir_S osial_M._Dawam_Rahardjo
59
B. Riwayat Pendidikan dan Karir