43
Islam  sudah  sangat  luas  sehingga  pengaturan  zakat  ditangani  oleh  gubernur  daerah masing-masing.
Utsman  membolehkan  pembayaran  zakat  dengan  barang-barang  yang  tidak  nyata seperti uang, emas, dan perak untuk langsung diberikan kepada yang membutuhkan.
Sementara  untuk  barang  yang  nyata  seperti  hasil  pertanian,  buah-buahan  dan  ternak dibayarkan  melalui  baitul  maal,  dan  yang  bertanggung  jawab  untuk  sistem
pembagiannya  adalah  Zaid  bin  Tsabit.  Jadi,  Utsman  tidak  hanya  mengikuti  langkah dua  khalifah  pendahulunya,  tetapi  juga  mampu  meningkatkan  pendanaan  dan
menghormati perintah Umar r.a.
53
d. Masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib
Setelah wafatnya Utsman, Ali bin Thalib diakui sebagai khalifah terakhir. Walaupun pemerintahannya  ditandai  dengan  kekacauan  politik,  namun  hal  ini  tidak
menghalanginya untuk mengatur sistem kolektif dalam pengumpulan dan pembagian. Dengan  kecerdasannya  Ali  r.a.  mempunyai  sudut  pandang  lain  dalam  menetapkan
persamaan  jumlah  dalam  pembagian  harta  kekayaan.  Dia  menolak  untuk membedakan status masyarakat di dalam pembagian harta dari baitul maal.
54
E. Manajemen Zakat
Manajemen  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  ialah  1  penggunaan  sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran dan 2 pimpinan yang bertanggung jawab
atas  jalannya  perusahaan  atau  organisasi. Manajemen  ialah  bekerja  dengan  orang-
53
Muhammad, Zakat Profesi : Wacana Pemikran Zakat Dalam Fiqih Kontemporer, h. 36
54
Muhammad, Zakat Profesi : Wacana Pemikran Zakat Dalam Fiqih Kontemporer, h. 36
44
orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan  pelaksanaan  fungsi-fungsi  perencanaan  planning,  pengorganisasian
organizing,  penyusunan  personalia  atau  kepegawaian  staffing,  pengarahan  dan kepemimpinan leading dan pengawasan controlling.
55
Jadi  manajemen  zakat  ialah  pengelolaan  dengan  menggunakan  sumber  daya  secara efektif untuk mencapai sasaran zakat.
Filosofi  dari  roti  tawar  untuk  manajemen  pengelolaan  zakat  adalah  untuk mengingatkan  betapa  umat  muslim  dengan  struktur  social  yang  sekarang,  berikut
kemenangan  pada  kuantitas,  tetap  saja  masih  terasa  tawar  untuk  pengelolaan    dana zakat. Hanya sebagian kecil potensi dana zakat saja  yang berhasil dikumpulkan dan
didistribusikan  kepada  yang  berhak.
56
Entah  di  mana  letak  kesalehan  sosial masyarakat  muslim,  bila  melihat  betapa  pengelolaan  dana  zakat  hanya  berlaku
sporadis  atau  kurang  terorganisir.  Walhasil,  justru  pada  saat  isu  optimalisasi pengelolan  dana  zakat  diluncurkan  lewat  UU  No.  38  Tahun  1999,  isu  yang  muncul
kemudian  malah  mempertanyakan  akan  kemampuan  sistem  zakat  sebagai  solusi kemiskinan  dan  pemerataan,  dan  kemudian  diusunglah  isu  perbedaan  dan
persamaannya  dengan  sistem  pajak.  Sistem  penerapan  mungkin  boleh  sama,  tapi substansi  muatan  ibadah  jelas  berbeda.  Pengelolaan  dana  zakat  memang  menurut
55
T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi II, Yogyakarta: BPFE-UGM, Cet. XVII, 2001, hlm. 1
56
Dari  data  yang  disampaikan  oleh  Abu  Syauki  Direktur  Rumah  Zakat  IndonesiaDSUQ,  bahwa potensi zakat di Indonesia pada tahun 2004 mencapai Rp 9 triliun. Namun hingga kini baru 250 miliar
atau  2.7  yang  berhasil  dihimpun  oleh  lembaga-lembaga  pengelola  zakat  Tazkiah-PZU  Persis,  Juli 2004
45
sebagian orang masih belum dapat optimal, rasanya masih  setawar roti tawar
57
yang belum memberikan hasil yang optimal.
Dalam  pengelolaan  zakat,  yang  terpenting  dan  tidak  boleh  dilupakan  adalah  peran para amil zakat selaku pengemban amanah pengelolaan dana-dana tersebut. Jika amil
zakat baik, maka tujuh ashnaf mustahiq lainnya akan menjadi baik. Tetapi jika amil zakatnya tidak baik, maka mustahiq yang lain tidak akan baik. Dengan kata lain, hal
terpenting dari zakat adalah bagaimana mengelolanya manajemennya. Baiknya  manajemen  suatu  lembaga  pengelola  zakat  Badan  dan  Lembaga  Amil
Zakat harus dapat diukur, yang terumus dalam tiga kunci yaitu amanah, profesional dan  transparan.  Tiga  istilah  ini  dinamakan  prinsip
“Good  Organization Governance
”.
58
Kedudukan Badan dan Lembaga Amil Zakat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Badan Amil Zakat adalah lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah, di mana pengelolanya terdiri dari unsur-unsur pemerintah
Sekretaris adalah ex-officio pejabat DEPAG dan masyarakat, Badan Amil Zakat Daerah Propinsi oleh Gubernur, KabupatenKota oleh BupatiWalikota
dan untuk Kecamatan oleh Camat. Pembentukannya harus sesuai dengan
57
M.  Arief  Mufraini,  Lc.,  M.Si,  Akuntansi  dan  Manajemen  Zakat,  Jakarta,  PRENADA  MEDIA GROUP, 2006, cet kedua, h. 130
58
DEPAG  RI,  Petunjuk  Pelaksanaan  Pembinaan  Lembaga  Pengelola  Zakat,  Jakarta:  Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2003, hlm. 96-98
46
mekanisme sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D291 Tahun 2000.
2. Lembaga Amil Zakat adalah lembaga pengelola zakat yang dibentuk
sepenuhnya atas prakarsa masyarakat dan merupakan badan hukum tersendiri serta dikukuhkan oleh pemerintah sesuai dengan Keputusan Menteri Agama
RI Nomor 581 Tahun 1999 yang telah disempurnakan dengan Keputusan menteri Agama Nomor 373 Tahun 2003.
59
Pengumpulan zakat dapat dibentuk Unit Pengumpul Zakat di setiap tingkatan badan  Amil  Zakat  dan  bertugas  mengumpulkan  zakat,  infak,  shadaqah  dan
lainnya secara langsung atau melalui rekening bank. Kebijakan pengumpulan zakat dapat melalui, Muzakki secara langsung datang
ke BAZLAZ, melalui counter zakat, melalui Unit Pengumpul Zakat, melalui Pos, melalui Bank, melalui pemotongan gaji, melalui pemotongan pajak.
Kebijakan  pendayagunaan  zakat  dapat  berupa,  penyaluran  terdiri  atas pendistribusian  dan  pendayagunaan,  distribusi  dan  pendayagunaan  untuk
delapan  ashnaf,  penekanan  kepada  kelangsungan  hidup  fakir  miskin,  untuk menciptakan  lapangan  kerja  fakir  miskin,  memenuhi  pokok  makan,  tempat
tinggal,  kesehatan  dan  pendidikan,  sumber  perekonomian  untuk  memelihara masjid dan kesejahteraan umat, untuk keperluan masyarakat umum sekolah,
masjid,  irigasi,  sumur,  jalan  dan  lain-lainnya,  bantuan  pendidikan  berupa
59
DEPAG RI, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Lembaga Pengelola Zakat, 99-100
47
beasiswa da‟i  dan  pembinaan  umat  Islam,  bantuan  pemberdayaan  ekonomi
umat.
60
Pengelolaan zakat dari kedua jenis Lembaga Pengelola Zakat di atas haruslah bersifat independen, netral, tidak berpolitik praktis dan tidak diskriminasi.
61
Agar  tidak  terjadi  penyimpangan  dalam  manajemen  distribusi  zakat,  maka diperlukan  pelaporan,  yaitu  suatu  teknik  yang  dimaksudkan  agar  semua
tingkat  manajemen  tetap  mendapat  informasi  yang  lengkap  mengenai  proses perwujudan sasaran.
Pelaporan  harus  disajikan  tepat  pada  waktunya,  karena  diperlukan  untuk mengambil  keputusan  atau  koreksi.  Pelaporan  status  sasaran  yang  benar
merupakan  alat  bagi  manajer  untuk  mengambil  tindakan  secara  cepat,  pada waktu yang tepat dan dilakukan oleh petugas dengan penuh tanggung jawab.
Pelaporan  status  sasaran  mengatur  informasi  yang  akurat  sehingga  dapat diketahui ada atau tidaknya penyimpangan untuk diambil tindakan koreksi.
62
Laporan  pengelolaan  zakat  terdiri  atas,  Laporan  Persiapan,  yaitu  informasi tertulis  yang  memuat  tentang  segala  kegiatan  yang  dilakukan  sebelum
pelaksanaan pengelolaan zakat dimulai, yang disampaikan dan sudah diterima
60
DEPAG RI, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Lembaga Pengelola Zakat, 128-129
61
DEPAG RI, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Lembaga Pengelola Zakat, 100-101
62
DEPAG RI, Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi Pengelolaan Zakat, Jakarta: Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf, 2003, hlm. 89
48
selambat-lambatnya  10  hari  sebelum  tanggal  mulai  pelaksanaan  suatu kegiatan oleh organisasi penyelenggara. Laporan Pelaksanaan, yaitu informasi
tertulis  yang  memuat  tentang  segala  kegiatan  yang  dilakukan  selama  dan setelah pelaksanaan pengelolaan zakat, yang disampaikan dan sudah diterima
selambat-lambatnya  7  hari  sesudah  berakhirnya  pelaksanaan  suatu  kegiataan pengelolaanpenyuluhan zakat oleh organisasi penyelenggara.
63
Berpedoman  pada  lampiran  instruksi  Menteri  Agama  tentang  jenis-jenis  dan ketentuan wajib zakat. Zakat tumbuh-tumbuhan seperti padi, jagung, tanaman
hias,  buah  mangga,  jeruk,  sayur-sayuran  yang  bernilai  ekonomis  antara  5 dan 10 tiap panen. Jenis harta emas dan perak seperti emas murni, perhiasan
wanitaperlengkapan  rumah  tangga  dari  emas,  wajib  zakatnya  2,5  satu tahun.  Lalu  jenis  harta  perusahaan,  perdagangan,  pendapatan,  dan  jasa  satu
industri  seperti  semen,  pupuk,  usaha  perhotelan,  jasa  konsultan,  notaris, pendapatan  gaji,  usaha  perkebunan  perikanan  dan  peternakan,  deposito,
tabanas,  giro,  dan  sebagainya,  wajib  zakatnya  2,5  satu  tahun.  Jenis  harta binatang setiap 40-120 ekor dalam satu tahun wajib zakatnya satu ekor.  Bila
121-200 ekor wajib zakatnya 2 ekor, dan seterusnya. Sedangkan sapi setiap 30 ekor  dalam  satu  tahun,  wajib  zakatnya  satu  ekor.  Setiap  tambah  30  ekor
zakatnya  1  ekor  umur  satu  tahun.  Zakat  uang,  bila  seseorang  memiliki  uang senilai  85  gram  emas  atau  595  gram  perak  dengan  perhitungan  harga  di
63
DEPAG RI, Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Evaluasi Pengelolaan Zakat, h.90-91
49
daerah  mana  zakat  itu  dikeluarkan,  zakatnya  2,5  setelah  genap  satu  tahun dan  setelah  mencapai  nishab  batas  kadar  zakat.  Misalnya  seseorang
memiliki Rp 4 juta dalam jangka satu tahun, ketentuan zakatnya Rp 100.000. Kalau  zakat  yang  diutang  orang  lain,  uang  yang  dipinjam  dan  telah  lewat
waktu  satu  tahun,  harus  dikeluarkan  zakatnya  untuk  satu  tahun  saja. Walaupun  sudah  lewat  masa  beberapa  tahun,  seorang  bernama  Ahmad
misalnya meminjamkan  uang Rp 2 juta dan uang tersebut masih ada pada si peminjam, kewajiban membayar zakatnya sekali saja, yaitu Rp 50.000. Zakat
profesi, apabila seorang  muslim menerima hasil uang dari pekerjaannya  atau dari jabatannya, ia wajib membayar zakat 2,5 hasil tersebut setelah dipotong
biaya  kehidupan  keluarganya  dalam  waktu  sebulan  atau  ditunda pembayarannya  berikut  pendapatan-pendapatan  lain  selama  satu  tahun.
Sebagai  contoh,  kita  memiliki  uang  dan  pada  setiap  awal  Muharram mengeluarkan zakat, andaikata kita menerima gaji pada bulan Ramadan, dapat
dibayarkan  sebagai  berikut.  Pertama,  uang  yang  didapat  khusus  bulan Ramadan dikeluarkan zakatnya setelah sampai pada ketentuan nishab. Kedua,
atau  menunda  pembayaran  zakat  uang  tersebut  bersama  pendapatan  lain pada bulan Muharram yang lalu. zakat harta sahamcek, apabila telah sampai
pada  nishabnya,  harus  dibayarkan  zakatnya  seperti  nishab  termasuk  labanya 2,5. Sebagai contoh, seseorang memiliki beberapa sahamcek senilai Rp 20
juta  ukuran  pasar  ketika  mengeluarkan  zakat  dan  labanya  setiap  tahun mencapai Rp 2 juta. Jadi, jumlah seluruhnya Rp 20 juta ditambah Rp 2 juta,
51
menjadi  Rp  22  juta.  Maka,  zakat  yang  harus  dikeluarkan  Rp  550.000.  Zakat hiasan wanita. Menurut para  fuqaha  yang didukung riwayat Anas bin Malik,
beliau  memberikan  fatwa  tentang  wajib  zakat  perhiasan  wanita  hanya  sekali dalam seumur hidupnya. Tapi apabila wanita tersebut membeli lagi yang lain
dan  mencapai  nishabnya  85  gram,  berkewajiban  lagi  membayar  zakatnya sekali
saja dengan
syarat bila
dipakai untuk
hiasan. Zakat
sewaan:rumahbangunan, tanah. Apabila kita memiliki iqor flat kamar-kamar atau  tanah  yang  disewakan  wajib  membayar  zakatnya  sebanyak  uang  hasil
sewaan dengan zakatnya 2,5 kalau mencapai ketentuan zakatnya.
51
BAB III BIOGRAFI DAWAM RAHARDJO