Risiko yang Mungkin Timbul Dalam Piutang

yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka waktu tertentu. c. Kunjungan personal Teknik penagihan piutang dengan jalan melakukan kunjungan personal atau pribadi ke tempat langganan sering kali digunakan karena dirasakan sangat efektif dalam usaha penagihan piutang. d. Tindakan yuridis Bilamana ternyata langganan tidak mau membayar hutang-hutangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

H. Risiko yang Mungkin Timbul Dalam Piutang

Setiap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan pasti akan mempunyai dampak dan pengaruh yang ditimbulkan, baik itu yang menguntungkan maupun yang merugikan perusahaan itu sendiri. Kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya umum banyak sekali terjadi bilamana pihak yang memberikan piutang menagih kembali, pihak pemiutang justru berusaha mengelak atau menunda melakukan pembayaran atas tagihan tersebut. Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan Riyanto, 2001 : 87. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan maka perusahaan perlu mengadakan evaluasi risiko kredit dari para pelanggan tersebut. Risiko yang mungkin terjadi dalam piutang usaha, yaitu: a. Risiko tidak dibayarnya seluruh piutang Risiko tidak terbayarnya seluruh piutang bagi perusahaan merupakan risiko paling berat yang harus dihadapi, karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima di masa yang akan datang ternyata tidak dapat diterima kembali sebagai kas, sehingga pengorbanan yang telah dilakukan terbuang percuma. Hal ini lebih berat lagi bila perusahaan yang bersangkutan bermodalkan terbatas sehingga dapat mengakibatkan kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kejadian ini terjadi karena perusahaan lalai dalam menyelidiki calon pembelinya, misalnya: pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kesulitan keuangan atau perusahaan pembeli mengalami kebangkrutan, dan sebagainya. b. Risiko tidak dibayar sebagian piutang Risiko tidak dibayar sebagian piutang adalah risiko yang lebih ringan karena sebagian dari total piutang tersebut telah diterima perusahaan. Sering sekali terjadi dalam kasus nyata sehari-hari, seorang pembeli yang baru pertama kali mengadakan hubungan transaksi penjualan kredit akan menunjukkan kesan yang sangat baik. Namun setelah waktu untuk membayar piutangnya tiba mulailah mereka menunjukkan itikad yang kurang baik seperti: mulai tidak membayar piutangnya, membatalkan atau sengaja tidak mengisi rekeningnya dengan alasan bahwa perusahaannya sedang menghadapi kesulitan keuangan, dan masih banyak alasan lainnya. c. Risiko keterlambatan pelunasan Risiko keterlambatan pelunasan merupakan risiko yang lebih ringan tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan, karena meskipun dalam waktu yang relatif tidak lama jelas terlihat bahwa pemasukan dari uang tagihan tersebut telah melewati jadwal penerimaan yang seharusnya. d. Risiko tertanam modal Perusahaan harus hati-hati dalam memberikan pinjaman atau piutang kepada pelanggannya sebab bila perusahaan tersebut mengadakan penjualan secara kredit akan timbul perkiraan piutang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Hal ini jelas mengakibatkan modal tertanam dalam piutang baik modal yang bersumber dari modal sendiri maupun modal asing.

I. Rasio Keuangan

Divisi keuangan suatu perusahaan memerlukan evaluasi tersendiri terhadap kondisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangannya, apakah termasuk dalam kategori yang sehat atau tidak, sehingga dapat dilihat baik buruknya kinerja keuangan perusahaan tersebut. Alat yang digunakan dalam evaluasi ini adalah rasio keuangan yang menghubungkan dua 2 data keuangan dengan jalan membandingkan atau membagi satu data dengan data lainnya. Martono dan Harjito 2001 : 52 mengatakan: rasio keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna, antara lain dalam hal: 1. Pengambilan keputusan investasi 2. Keputusan pembelian kredit 3. Penilaian aliran kas 4. Penilaian sumber-sumber ekonomi 5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana 6. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana 7. Menganalisis penggunaan dana Dengan adanya analisis rasio keuangan ini, seorang business enterprise akan memperoleh informasi tentang kekuatan serta kelemahan perusahaan yang dimilikinya. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Harahap, 2002 : 297. Rasio keuangan itu sendiri terdiri atas beberapa jenis, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Dalam penganalisisan posisi rasio likuiditas, perusahaan dapat menggunakan empat 4 macam rasio, yaitu rasio lancar current ratio, rasio cepat quick ratio, rasio kas cash ratio, dan working capital to total assets ratio. 2. Rasio Aktivitas Adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-aktivanya. Rasio aktivitas diukur dengan rasio perputaran persediaan Inventory Turnover - ITO dan perputaran total aktiva Total Assets Turnover = TATO. 3. Rasio Leverage Rasio leverage atau ada yang menyebutnya sebagai rasio solvabilitas, adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk menghitung rasio leverage dapat digunakan dua jenis ukuran, yaitu: rasio total hutang terhadap total aktiva total debt to total assets ratio dan rasio hutang terhadap ekuitas debt to equity ratio. 4. Rasio Profitabilitas Adalah rasio yang mengukur berapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh kombinasi likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap hasil operasi. Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima 5 macam rasio, yaitu: rasio margin laba kotor gross profit margin, rasio margin laba operasi net operating profit margin, rasio margin laba bersih net profit margin, rasio pengembalian atas investasi return on investment, dan rasio pengembalian atas ekuitas return on equity. 5. Rasio Nilai Pasar Adalah rasio keuangan yang mengidentifikasikan tentang apa yang dipikirkan oleh para investor ekuitas tentang kinerja masa lalu perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Rasio nilai pasar meliputi: Earning Per Share EPS, Equity Per Share EqPS, Dividend Per Share DPS, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, Dividend Payout Ratio DPR, Dividend Yield DY.

J. Pengertian Likuiditas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

4 87 100

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 112

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI

4 54 87

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77